Rabu, 22 Juli 2020

BALIKPAPAN BIOSCOOP

BALIKPAPAN

Ada Bioskop Nusantara (Gunung Guntur), Bioskop Dian (Inpres), Bioskop Bahagia (Karang Anyar), Bioskop Normal (Manggar), Bioskop Taman Citra (Rapak), Bioskop Antasari (Jl A Yani) dan Bioskop Banua Patra (khusus karyawan Pertamina). Bioskop Gelora adalah bioskop paling elit di zamannya, dan masih bertahan hingga tahun 2000 an.

Diantara lebih dari belasan jumlah gedung bioskop yang pernah berjaya di kota Balikpapan era tahun 70-an bioskop ini masih tetap bertahan, Bioskop Gelora

BIOSKOP GELORA


Sebuah bangunan tua yang berdiri di pusat kota yang tidak layak untuk disebut sebagai tempat hiburan. Bau apek ruangan berdebu dengan sebagian besar kursi yang rusak dan pencahayaan yang sangat minim berikut sound yang terbatas menjadi pilihan terakhir untuk memuaskan kebutuhan kita akan tontonan pada masa itu.

Lebih dari 20 tahun sebuah gedung bioskop alakadarnya yang terletak pusat pertokoaan Klandasan atau Jalan Jendral Sudirman ini berada persis tepi kanan Taman Bekapai  Klandasan Balikpapan.

Tapi jika kita dilihat sejarah perjalan gedung tua ini dalam menghibur masyarakat Balikpapan yang haus akan hiburan tidaklah mudah. Konon kisah dibalik gedung bioskop ini sebenarnya cukup menarik. Nah, berdasarkan cerita lisan dari dari anak pemilik bioskop ini yang bernama Susi kepada saya beberapa tahun yang lalu, perjuangan keluarga besarnya untuk tetap mempertahankan bioskop tersebut sangat luar biasa.

“Ayah saya yang memulai bisnis ini, dulu dia sempat ikut dengan temannya untuk urusan bioskop juga di Papua setelahnya saya dan keluarga pindah kemari,” ujarnya. Susi mengaku ketika itu ayahnya dipercaya untuk mengelola bioskop yang berada di wilayah Kampung Baru yang bernama Bioskop Jaya.

Sukses besar diperoleh pemilik Bioskop Jaya pada saat itu ketika ayah Susi mengelola bioskop tersebut yang menyebabkan pemilik gedung bioskop ingin mengelola asetnya secara mandiri.

Susi mengatakan akhirnya sang ayah saya membuat gedung bioskop ini dengan perjanjian sewa dengan lahan dengan pemerintah Balikpapan yang menjadi cikal bakal Bioskop Gelora.

“Waktu itu kawasan Klandasan masih sepi dan bukan merupakan pusat hiburan seperti saat ini. Percaya atau tidak di samping gedung ini dulunya adalah gudang gula dan dipenuhi ilalang tinggi. Karena letaknya dari pusat keramaiaan pada saat itu akhirnya ayah saya berinisyatif untuk menyediakan angkutan khusus menuju gedung bioskop ini,” tegas Susi. 

Semakin hari Bioskop Gelora semakin ramai pengunjungnya dan dalam perjalanannya pembangunan kota akhirnya bergeser kearah selatan kota Balikpapan. Seiring dengan lesunya industri film selama satu dekade Susi dan keluarga  hanya hidup dari usaha tersebut.

“Karena  ayah saya sangat mencintai bisnis, akhirnya kami tetap mempertahankankannya. Bahkan biaya operasional sangat minim bahkan merugi untuk perawatan gedung dan sebagainya,” sahut Susi.

Ia menambahkan dengan semangat yang sama ketika pertama kali membangunnya gedung bioskop Susi dan keluarga tetap menjalankan usaha di bidang industri perfilman apa adanya, ketika sudah hampir menyerah akhirnya ada salah satu teman saya yang menelpon dari Jakarta untuk memutarkan film AADC tahun 2000-an,.

“Ketika itu akhirnya bioskop yang hampir bangkrut ini bisa bernapas kembali. Tapi saya yakin nanti jika ada fasilitas hiburan yang lebih berkualitas pastinya gedung yang penuh kenangan ini akan ditinggalkan,” pungkas Susi.

BIOSKOP ANTASARI
(Jl A Yani)



BIOSKOP NUSANTARA

 Bioskop Nusantara di Pasar Senang.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar