G. Kruger
1927 ia mendirikan sendiri perusahaan film di Bandung, KRUGERS film Bedrif. Pada seluruh produksi perusahaannya ini produser Kruger juga bertindak sebagai sutradara dan juru kamera. Produksi pertamanya: Euis Atjih.
Beberapa saat setelah film suara buatan Amerika di putar di Indonesia, 1929 Krugers yang merupakan anggota aktif dari SMPTE (Society of Motion Picture Engineers) itu berusaha melengkapi peralatan kameranya agar menjadi "Single System Camera", yaitu bisa mereka suara langsung, atas bantuan dua tehnisi Bandung, Leemans dan Morris. Mungkin ia orang pertama yang melengkapi kameranya dengan single system buatan dalam negeri.
Produksinya adalah Karnadi Tangkap Bangkong (bangkong=Katak).
Pembuat film yang pertama-tama menaruh perhatiannya kepada masyarakat pribumi adalah G.Krugers. Sejak membuat film bersama Heuveldrop yaitu Loetoeng Kasaroeng dan Eulis Atjih, kecendrungan itu sudah tampak. Heuveldrop sendiri mungkin masih memimpikan bahwa film mereka bisa disukai orang Eropha. Tetapi langkah yang diambil oleh Krugers adalah cerita yang sudah disukai Pribumi Pendekatan Krugers mengenai kehidupan pribumi Sunda lebih berat kepada pengungkapan segi etnografik, dari pada memperhatikan segi Entertaining bagi penonton pribumi. Segi Etnografik memang semakin muncul dalam film nonteaterikal buatan Belanda dan orang Eropa mengenai negeri ini. Sejak film Eulis Atjih sudah dimasukan berbagai rekaman upacara adat pribumi, maka masyarakat pribumi sendiri tentu menganggap tidak menarik. Oleh sebab itu, cerita Karnadi Anemer Bangkong yang dalam bentuknya buku disukai orang, dalam penyajian filmnya oleh Krugers menimbulkan reaksi orang Sunda.
Setelah itu prestasinya menurun, tahun 1932 Krugers menangani kamera di studio Tan's dalam pembuatan film cerita Nyai Dasima dan Terpaksa menikah. Pada masa itu perekaman suara dilakukan didalam kamera, dan ia cukup ahli dalam menangani hal ini. Yang pasti film buatannya itu tidak sukses.
Film perjalanan mengenai ibadah haji mulai dari sebuah kampung di Palembang sampai ke kota-kota di Saudi Arabia.
Gambar direkam dengan menggunakan kamera yang disembunyikan. Pemutaran perdana film ini ditandai acara karpet merah di Leiden tahun 1928 yang dihadiri oleh Putri Juliana saat masih berusia 19 tahun. Pemutaran film diantar oleh sarjana orientalis Belanda terkemuka Snouck Hurgronje.
TERPAKSA MENIKA | 1932 | G. KRUGERS | Director Of Photography Director | |
NJAI DASIMA | 1932 | BACHTIAR EFFENDY | Director Of Photography | |
KARNADI ANEMER BANGKONG | 1930 | G. KRUGERS | Director | |
ATMA DE VISCHER | 1931 | G. KRUGERS | Director Of Photography Director | |
LOETOENG KASAROENG | 1927 | L. HEUVELDORP | Director Of Photography | |
RAONAH | 1932 | G. KRUGERS | Director Of Photography Director |