Setelah itu ia membuat film Zuster Theresia 1932 film panjang, bedan dengan Film pendek sebelumnya yang mempermalukan orang belanda dengan leluconnya. Kali ini ingin menuju penonton Belanda, pengerjaanya dilakukan oleh Wong Bersaudara dengan menggunakan perusahaan Halimoen Film, melihat cerita dan tujuan dari film ini, tidak ada campur tangan Wong, Wong hanya sebagai pekerja saja. Dengan film Zuster ini ia ingin meraih simpatik penonton Belanda lewat film drama yang serius, selain itu dalam adegan tetap ada adegan lucu Jongos dan Babu. Film ini adalah film Hindia yang berbahasa Belanda. Teapi film ini tidak sukses dan juga membuat Halimoen Film tutup.
Karena malaise, usaha perkebunan kecil milik Gelder (MH Scihilling) mengalami kemunduran, hingga untuk membiayai studi anak lelakinya Bob (Hugo de Roode), di Holland, Gelder jatuh ke tangan lintah darat. Nasib buruk ini masih ditambah lagi: Bob yang telah lulus dan akan kembali, mendadak meninggal. Henk Steveren (Henk Maschaup), teman studi Bob, berjanji membantu keluarga Gelder sesaat Bob akan meninggal. Henk kemudian tinggal di rumah Gelder dan kawin dengan Daisy Gelder (Daisy Diephuis), saudara Bob. Perkawinan ini gagal karena Daisy lebih suka dansa, hiburan, musik. Sebaliknya, Flora (Alice Heyman), kemenakan Henk, menaruh banyak perhatian pada Baby (Carl Schilling), anak Henk-Daisy. Daisy cemburu dan pergi ke Wijnkoopbai, Pelabuhan Ratu, untuk bunuh diri. Maka berlangsunglah perkawinan Henk-Flora. Ternyata Daisy tidak jadi bunuh diri. Ia kembali ke rumah. Perkawinan Henk-Flora pun jadi tidak syah. Flora kemudian mengabdikan diri pada gereja sebagai Zuster Theresia.
Film ini menggunakan bahasa Belanda, karena nampaknya diniatkan untuk penonton Belanda.