Bagio, Dradjat, Iskak dan Barnas bekerja di kantor sama. Keempat pemuda
lucu ini selalu dianggap remeh oleh Harun (Efdal B. Nasution), yang baru
saja lulus sarjana. Suatu hari direktur mereka diundang dalam malam
perpisahan mahasiswa. Karena tak bisa datang, empat pemuda tadi
ditugaskan menggantikan direktur. Dalam pesta itu mereka jumpa dengan
Yetti (Ida Nursanti), yang mengisi acara dengan deklamasi. Dradjat
sangat tertarik, apalagi ia tinggal di dekat pak Karim (A Thys),
tetangga ayahnya di kampung. Suatu hari Dradjat dan kawan-kawannya lewat
tempat Yetti latihan musik. Tanpa terasa Dradjat melanggar mobil.
Kejadian ini membuat Dradjat ketemu lagi dengan Yetti, yang bersama
kawan-kawannya menolong Dradjat yang terluka. Akhirnya: Dradjat jatuh
pingsan, ketika tahu bahwa Yetti adalah anak direkturnya yang
dipertunangkan dengan Harun.
PEMBUAT FILM INDONESIA 1900-1992, Blog ini tentang pembuat film Indonesia, mulai dari Isu, peristiwa, sosok, dibalik layar, berita, bioskop, analisa, kritikus, undang-undang film, film negara, bintang film, sutradara, Cinematographer, produser, sosok yang berpengaruh, sang legend, aktor, aktris, perkembangan film Nasional, jadul, lawas, nostalgia, jaman, kejayaan, keemasan, mereka yang membuat film, penonton, situasi sosial saat itu, perjuangan, kemerdekaan, era Belanda, Jepang, fungsi film dll.
Tampilkan postingan dengan label L.K. HASANUDIN / LIAU KWAN HIEN 1955-1963. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label L.K. HASANUDIN / LIAU KWAN HIEN 1955-1963. Tampilkan semua postingan
Rabu, 01 Juli 2020
BERBUDI / 1956
Saman (Arfandi) dan Yati (Henny Temple) adalah dua anak yatim piatu yang
diasuh Tinah (Sofia), tukang kopi. Ditolong pula oleh Bus (Hardjo
Muljo), tukang cukur. Tapi ada pengganggu, si lintah darat Idris (Daeng
Harris). Setelah tertimpa musibah kebakaran, Tinah terpaksa pinjam uang
kepada Idris. Dianggap sudah terjerat si lintah darat, namun nyatanya
Tinah sadar ingin membuka warung lagi, demi anak-anak...
ANOM PICTURES OLYMPIAD |
SOFIA WD ARFANDI HENNY TEMPLE HARDJO MULJO DAENG HARRIS |
MALAM MINGGU / 1955
Seorang pekerja pabrik yang jujur menemukan gelang tangan. Dia pungut
dengan maksud untuk mengembalikannya. Karena tak menemukan pemiliknya,
barang itu dibawa pulang. Teman sekamar anggap dia mencuri. Terjadi
perkelahian. Keduanya lalu ke kantor polisi. Di sana ketemu seorang
perempuan yang ternyata pemilik barang yang hilang itu. Gara-gara hilang
itu si perempuan baru tahu, bahwa gelang pemberian sang suami itu bukan
emas asli, melainkan imitasi.
Jumat, 12 Agustus 2011
L.K. HASANUDIN / LIAU KWAN HIEN 1955-1963
LIAU KWAN HIEN
Seorang Juru Kamera dan juga Sutradara.
ANTARA TIMUR DAN BARAT | 1963 | TURINO DJUNAIDY | Director Of Photography | |
LEMBAH HIDJAU | 1963 | HASMANAN | Director Of Photography | |
BERTAMASJA | 1959 | DJOKO LELONO | Director Of Photography | |
BERBUDI | 1956 | L.K. HASANUDIN | Director | |
LOMPONG SAGU | 1960 | L.K. HASANUDIN | Director | |
MALAM MINGGU | 1955 | L.K. HASANUDIN | Director | |
KARTIKA AJU | 1963 | TURINO DJUNAIDY | Director Of Photography |
Selasa, 08 Februari 2011
BADAI SELATAN / 1960
Film pertama SOFIA WD sebagai Sutradara, bersama L. K. HASANUDIN / LIAU KWAN HIEN yang juga penata kamera dalam film ini.
film Badai Selatan pada 1960. Hasilnya, tiga tahun kemudian Badai Selatan berhasil menyabet penghargaan khusus bidang ketelitian penyutradaraan di Festival Film Berlin, Jerman dan menjadikan Sofia Waldy sebagai sutradara perempuan kedua Indonesia setelah Ratna Asmara yang membuat film Sedap Malam pada 1950.
Badai Selatan pun ikut mempertemukan kembali Sofia dengan
Wagino Dachrin Mochtar yang ternyata terjun pula ke dunia film. Namun
karena posisi Sofia yang masih memiliki suami, hubungan mereka tak lebih
sebagai sahabat dan mitra kerja semata.
IBUKOTA FILM |
W.D. MOCHTAR IDA NURSANTI TAN TJENG BOK |
Langganan:
Postingan (Atom)