CHARLES ANAKOTTA
Anak muda kelahiran Ambon 28 tahun yang lalu ini sempat merebut predikat ”Sarjana Muda” Ekonomidi IKIP Jakarta. Orangnya keras, sesuai dengan temperamen daerah kelahirannya , tapi hatinya lembut. Dia bisa berbicara soal olahraga, misalnya. Karena dia dulunya adalah petinju. Namun entah bagaimana, perpaduan antara sarjana muda ekonomi dan petinju, justru melahirkan dunia perfilm-an baginya. Agak aneh kedengarannya. Dan memang, semua orang mungkin akan mengatakan aneh.
Dia tidak pernah bergaul dengan kamera sebelumnya. Tahu-tahu dia menulis sebuah cerita dan langsung menyutradarainya. Film pertamanya adalah NERAKA PEREMPUAN yang menurut Indonesia O’Galelano merupakan hadiah untuk Pelita Dunia dari seorang anak pribumi untuk negaranya. Suatu sumbangsih yang tak ternilai harganya untuk dunia perfilman.
Namun, seperti yang ia katakan, rintangan itu perlu untuk kegairahan berkaryanya, pada waktu-waktu selanjutnya. KFT tidak mengakuinya sebagai sutradara penuh. Lebih cilaka lagi, filmnya tidak beredar di masyarakat karena ada persoalan antara produser dengan pemilik modal. Jadi, sampai saat ini Charles belum dapat membuktikan kemampuannya di mata masyarakat, meskipun seluruh wartawan ibukota dibuat terpukau oleh hasil karyanya yang cukup brilyan untuk seorang anak muda dan baru terjun ke dunia film seperti Charles Anakotta.
”Aku sudah bilang, aku nggak tahu soal teori. Aku membuat film dengan rasa disamping dengan otak. KFT menanyakan soal-soal teori perfilman yang sangat buta bagiku. Apa mau dikata?” keluhnya.
Dia mengeluh bukan karena pesimis, Tapi mengeluh pada ketertutupan sikap KFT. Kalau KFT mau terbuka sedikit, barangkali aku sudah jauh di depan.
Sekarang ini dia sedang mempersiapkan sebuah film dengan tema horor yang berjudul ROMO DAN BUNGA LEILA. Skenario yang ia tulis sendiri itu, sudah rampung. Bersama dengan tiga Insan Utama Film, Charles sudah mulai hunting ke daerah sukabumi dan Padalarang. Karena di bulan Juli ini, film tersebut direncanakan start, di mana penyutradaraan akan ditanganinya sendiri. ”Aku akan membuat suprise dengan film ini,” katanya.
Apa bentuk suprise itu, masih agak sulit ditangkap. Tapi masyarakat pasti sudah menunggu hasil karya Charles Anakotta yang baru. Apalagi film pertamanya sudah banyak dipuji di berbagai media surat kabar, tapi filmnya sendiri tak kunjung nampak.
Ayo Charles, buktikan apa yang telah kau janjikan pada masyarakat. Kami semua sudah tak sabar menunggu.
SAYA senang dengan rintangan yang menghalangi gerak saya. Dengan demikian saya lebih bergairah untuk lebih banyak maju ke muka dan mengatasi rintangan-rintangan tersebut, demikian Charles Anakotta seorang anak muda yang mempertaruhkan keyakinannya untuk langsung secara utuh terjun ke dunia film. Ucapan ini agak berbau filosofis memang. Tapi apa yang tersirat di dalamnya, setelah kita mengenal segala duka yang diperolehnya dalam dunia film, mau tak mau kita harus mengangkat topi untuk menyatakan salut padanya.
Anak muda kelahiran Ambon 28 tahun yang lalu ini sempat merebut predikat ”Sarjana Muda” Ekonomidi IKIP Jakarta. Orangnya keras, sesuai dengan temperamen daerah kelahirannya , tapi hatinya lembut. Dia bisa berbicara soal olahraga, misalnya. Karena dia dulunya adalah petinju. Namun entah bagaimana, perpaduan antara sarjana muda ekonomi dan petinju, justru melahirkan dunia perfilm-an baginya. Agak aneh kedengarannya. Dan memang, semua orang mungkin akan mengatakan aneh.
Dia tidak pernah bergaul dengan kamera sebelumnya. Tahu-tahu dia menulis sebuah cerita dan langsung menyutradarainya. Film pertamanya adalah NERAKA PEREMPUAN yang menurut Indonesia O’Galelano merupakan hadiah untuk Pelita Dunia dari seorang anak pribumi untuk negaranya. Suatu sumbangsih yang tak ternilai harganya untuk dunia perfilman.
Namun, seperti yang ia katakan, rintangan itu perlu untuk kegairahan berkaryanya, pada waktu-waktu selanjutnya. KFT tidak mengakuinya sebagai sutradara penuh. Lebih cilaka lagi, filmnya tidak beredar di masyarakat karena ada persoalan antara produser dengan pemilik modal. Jadi, sampai saat ini Charles belum dapat membuktikan kemampuannya di mata masyarakat, meskipun seluruh wartawan ibukota dibuat terpukau oleh hasil karyanya yang cukup brilyan untuk seorang anak muda dan baru terjun ke dunia film seperti Charles Anakotta.
”Aku sudah bilang, aku nggak tahu soal teori. Aku membuat film dengan rasa disamping dengan otak. KFT menanyakan soal-soal teori perfilman yang sangat buta bagiku. Apa mau dikata?” keluhnya.
Dia mengeluh bukan karena pesimis, Tapi mengeluh pada ketertutupan sikap KFT. Kalau KFT mau terbuka sedikit, barangkali aku sudah jauh di depan.
Sekarang ini dia sedang mempersiapkan sebuah film dengan tema horor yang berjudul ROMO DAN BUNGA LEILA. Skenario yang ia tulis sendiri itu, sudah rampung. Bersama dengan tiga Insan Utama Film, Charles sudah mulai hunting ke daerah sukabumi dan Padalarang. Karena di bulan Juli ini, film tersebut direncanakan start, di mana penyutradaraan akan ditanganinya sendiri. ”Aku akan membuat suprise dengan film ini,” katanya.
Apa bentuk suprise itu, masih agak sulit ditangkap. Tapi masyarakat pasti sudah menunggu hasil karya Charles Anakotta yang baru. Apalagi film pertamanya sudah banyak dipuji di berbagai media surat kabar, tapi filmnya sendiri tak kunjung nampak.
Ayo Charles, buktikan apa yang telah kau janjikan pada masyarakat. Kami semua sudah tak sabar menunggu.
NERAKA PEREMPUAN | 1974 | CHARLES ANAKOTTA | Director | |
BUNGA PRAMURIA | 1984 | CHARLES ANAKOTTA | Director | |
NYI LAMPED | 1990 | CHARLES ANAKOTTA | Director. |