DARAH DAGING | 1977 | INDRA WIJAYA | Director | |
SEBATANG KARA | 1973 | INDRA WIJAYA | Director | |
MENCARI AYAH | 1974 | INDRA WIJAYA | Director | |
JANGAN KAU TANGISI | 1972 | RATNO TIMOER | Director | |
MACAN TERBANG | 1977 | INDRA WIJAYA | Director |
PEMBUAT FILM INDONESIA 1900-1992, Blog ini tentang pembuat film Indonesia, mulai dari Isu, peristiwa, sosok, dibalik layar, berita, bioskop, analisa, kritikus, undang-undang film, film negara, bintang film, sutradara, Cinematographer, produser, sosok yang berpengaruh, sang legend, aktor, aktris, perkembangan film Nasional, jadul, lawas, nostalgia, jaman, kejayaan, keemasan, mereka yang membuat film, penonton, situasi sosial saat itu, perjuangan, kemerdekaan, era Belanda, Jepang, fungsi film dll.
Tampilkan postingan dengan label INDRA WIJAYA 1972-1977. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INDRA WIJAYA 1972-1977. Tampilkan semua postingan
Kamis, 03 Februari 2011
INDRA WIJAYA 1972-1977
Label:
INDRA WIJAYA 1972-1977
MACAN TERBANG / 1977
MACAN TERBANG
Ketika Surya Subrata meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, Pranajaya(Muni Cader), mantan asistennya mengurus pabrik pengecoran logam yang tengah berkembang, sambil menanti kepulangan pewaris sahnya, Roni (Shin Ill Yong), anak Surya yang baru belajar di luar negeri. Ketika pulang, dalam perjalanan dari bandara, Roni berkelahi dengan berandal-berandal yang sengaja memancing permusuhan. Roni yang kemudian tahu bahwa ayahnya mati tak wajar, lalu mulai menyelidik. Dalam penyelidikan itu Roni selalu didampingi sekretaris Pranajaya, Shinta (Yatie Octavia). Akhirnya ketahuan dalang peristiwa itu adalah Pranajaya.
BUDI BUDHAYA FILM |
SHIN ILL YONG YATIE OCTAVIA AMINAH CENDRAKASIH BRIGITTA MARIA MUNI CADER DOLF DAMORA |
DARAH DAGING / 1977
Darmi yang menjadi pembantu rumah tangga di tempat kos tertarik kepada Dedi, mahasiswa yang kos di rumah itu. Nyonya rumah, Liani juga tertarik, tapi Dedi tak menanggapinya, bahkan sempat mau pindah ketika sang nyonya makin agresif usahanya. Dedi ini sempat menghamili Darmi, sebelum Darmi menghilang, melacurkan diri, dan menjadi istri lurah.
Pokoknya Darmi menderita terus. Seorang kenalan suaminya bermaksud memperkosa, hingga suami terbunuh saat membela istrinya. Maka Darmi kembali melacur, hingga suatu kali ketemu kembali dengan Dedi yang tak mau mengakui bahkan memakinya. Maka bunuh dirilah Darmi.
P.T. BALU JAYA FILM
DORIS CALLEBAUTE FADLY DARUSSALAM ATMONADI CHERRY IVONNE HADISJAM TAHAX ADANG MANSYUR TATIEK SUWARNO LOLLY TEMPLE LISA DONA |
SEBATANG KARA / 1973
Hubungan Irwan (Ratno Timoer) dan Rini (Sarah Dewi) berujung dengan kehamilan Rini. Sebenarnya hubungan mereka tidak direstui orang tuanya, karena Rini sudah dijodohkan dengan Ir. Handoko (August Melasz). Rini bertekat meninggalkan rumah untuk mencari Irwan yang saat itu pula Irwan sedang menuju ke rumah Rini. Rini tidak bertemu Irwan dan terlunta lunta, menumpang di gubuk tukang becak sampai ia melahirkan anaknya,Iwan (Erwin Gautama). Suatu saat tukang becak mendapat kecelakaan dan meninggal.
Maka Iwan dan Nanin (Nanien Sudiar) anak si tukang becak mencari nafkah sebagai pengamen. Karena Nanin sering mendapat gangguan, Iwan mencari nafkah sendiri dengan menyemir sepatu. Suatu hari Iwan mendapat musibah tertabrak mobil dr. Irwan.Akhirnya terungkap bahwa dr. Irwan adalah ayah Iwan.
JANGAN KAU TANGISI / 1972
JANGAN KAU TANGISI
Perceraian menimpa suatu keluarga karena sang suami pemabuk. Sang
istri pulang kampung dalam keadaan mengandung yang kemudian melahirkan
seorang anak pincang bernama Sabar (Erwin Gautawa). Karena harus
hidup sendiri,Sabar dibawa Kepala kampung setempat ke tempat pamannya
di kota. Karena perlakuan Sang bibi yang tidak menyukai dan
terus-terusan memarahinya, Sabar lari dan ditampung seorang tukang
rokok. Di situ Sabar menderita batuk yang parah. Tukang rokok berusaha
mencari ayah Sabar.Saat Sabar dalam keadaan sekarat, ayahnya datang
dan memeluknya.
MENCARI AYAH / 1974
Indrayana (Fadly) melupakan istri dan anak ketika ditugaskan menjadi direktur di Jakarta. Ia tertarik pada Elsye (Camelia Malik), sekretarisnya. Keasyikannya ini juga membuat ia menggunakan uang kantor, sehingga keuangan perusahaan menjadi kacau. Indrayana harus masuk tahanan. Istri dan anaknya (Tatiek Tito, Henny Djumadi DS) menyusul ke Jakarta saat diberi tahu. Celakanya, ibu dan anak tadi terpisah di kota besar ini, dan secara kebetulan berjumpa lagi di pusara ayahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)