EL BADRUN / BACHRUN DJAMALI
Lahir Rabu, 25 Januari 1950 di Tegal. Pendidikan : SLA (1969), KPU Sinematografi (KFT) dan Kursus Pendidikan Sutradara (1992). Sebelum ke film El Badrun pernah mendesain sepatu, pakaian, batik dan sablon. Di ajak oleh abangnya Imam Tantowi, ia mulai menjadi Asisten Penata Artistik dalam Biarkan Musim Berganti (1971) produksi PT Chandra Motion Pictures. Setelah menjadi ass Penata artistik untuk beberapa film, dalam Musuh Bebuyutan (1974) mulai sebagai penata artistik. Untuk bidang efek khusus di tekuninya sejak Si Boneka Kayu (1979). Bersama abangnya menggarap seri Saur Sepuh antara 1988 dan 1991. Salah satunya, Saur Sepuh IV (Titisan Darah Biru), menghasilkan nominasi pada FFI 1981. Ia juga nominasi FFI 1980 dalam Donat Pahlawan Pandir dan Ratu Ilmu HItam (FFI 1982). Selain itu ia juga menulis tentang "Front Projection" dan juga mengajar pengetahuan property di TVRI serta pengetahuan spesial efek di kursus pendidikan penata artistik-KFT.
Penata Efek Khusus
• Ratu Ilmu Hitam (1979) • Mistik (1981) • Lebak Membara (1983) • Golok Setan (1984) • Pasukan Berani Mati (1985) • Saur Sepuh: Satria Madangkara (1988) • Saur sepuh II: Pesanggrahan Keramat (1989)
Penata Artistik
• Buaye Gile (1974) • Musuh Bebuyutan (1974) • Tiga Cewek Badung (1975) • Malam Pengantin (1975) • Detektif Dangdut (1976) • Kampus Biru (1976) • Sejuta Duka Ibu (1977) • Sisa Feodal (1977) • Tante Sundari (1977) • Donat Pahlawan Pandir (1977) • Gara-gara Janda Kaya (1977) • Manager Hotel (1977) • Remaja Pulang Pagi (1978) • Bahaya Penyakit Kelamin (1978) • Cubit-cubitan (1979) • Ira Maya dan Kakek Ateng (1979) • Si Boneka Kayu, Pinokio (1979) • Ratu Ilmu Hitam (1979) • Wanita Segala Zaman (1979) • Aduh Aduh Mana Tahan (1980) • Kemilau Kemuning Senja (1980) • Aladin Dan Lampu Wasiat (1982) • Golok setan (1984) • Mistik (1981) • Jaka Sembung dan Bajing Ireng (1983) • Si Buta lawan Jaka Sembung (1983) • Menumpas Teroris (1986) • Kelabang Seribu (1987) • Siluman Serigala Putih (1987) • Saur sepuh II: Pesanggrahan Keramat (1988) • Mistri Dari Gunung Merapi (1989) • Mistri Dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang (1990) • Jaka Swara (1990) • Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru (1991) • Fatahillah (1997) • Ketika Cinta Bertasbih (2009)
Penata Rias
Pembalasan Ratu Pantai Selatan (1988)
Pembalasan Ratu Pantai Selatan (1988)
Tata Artistik
• FFI 1980 - Nominasi untuk Donat Pahlawan Pandir (1977) • FFI 1982 - Nominasi untuk Ratu Ilmu Hitam (1979) • FFI 1987 - Nominasi untuk Menumpas Teroris (1986) • FFI 1991 - Nominasi untuk Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru • FFI 1992 - Nominasi untuk Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru
El Badrun banyak dibicarakan orang luar negeri, karena film-film yang dikeluarkan di luar negeri kebanyakan film silat, horor dan lainnya. Oleh karena iotu yang paling menonjol dari itu semua adalah artistik Badrun, juga effek-nya. Karen aapa yang tampak dalam gambar selain pemain adalah set, dan e
Efek khusus, oleh master Indonesia El Badrun (Mistik di Bali), adalah sorotan film ini. Berkali-kali, El Badrun telah menunjukkan dirinya seorang ahli dalam memanfaatkan anggaran sangat kecil. Di sini, centerpieces-nya adalah Cyclops papier-mâché yang matanya tampak seperti lampu sepeda motor, patung berputar yang menembakkan sinar laser dan berisi penyembur api yang berfungsi dan, tentu saja, para lelaki buaya. Beberapa dari orang-orang ini hanyalah penghuni bawah tanah kotor yang mengenakan kulit buaya yang compang-camping, tetapi yang lain mengenakan kepala buaya yang penuh sesak dan potongan dada dari kulit buaya yang membuat lengan manusia mereka terbuka, lebih baik mengayunkan pedang bergerigi besar mereka. Mereka juga mampu melompat keluar dari air menggunakan kekuatan fotografi terbalik.
Efek khusus, oleh master Indonesia El Badrun (Mistik di Bali), adalah sorotan film ini. Berkali-kali, El Badrun telah menunjukkan dirinya seorang ahli dalam memanfaatkan anggaran sangat kecil. Di sini, centerpieces-nya adalah Cyclops papier-mâché yang matanya tampak seperti lampu sepeda motor, patung berputar yang menembakkan sinar laser dan berisi penyembur api yang berfungsi dan, tentu saja, para lelaki buaya. Beberapa dari orang-orang ini hanyalah penghuni bawah tanah kotor yang mengenakan kulit buaya yang compang-camping, tetapi yang lain mengenakan kepala buaya yang penuh sesak dan potongan dada dari kulit buaya yang membuat lengan manusia mereka terbuka, lebih baik mengayunkan pedang bergerigi besar mereka. Mereka juga mampu melompat keluar dari air menggunakan kekuatan fotografi terbalik.