Beberapa menyebutkan J.Cabin Joe adalah Chairil bin Yusuf juga, orang sama dengan nama dua. Ada juga data yang menyebutkan dalam ke dua filmnya ini J.Cabin Joe sutradaranya dan Chairil bin Yusuf Penata Photography film itu.
Ia bertempat tinggal di Hong Kong, dan pernah tinggal di Indonesia dan kembali lagi ke Hong Kong. Saat ia di Indonesia, ia membuat film yang menggambarkan tentang Indonesia saat itu. Yang paling heboh adalah film Paul Sontoloyo ini.
Dari data base asing film J.Cabin Joe, Paul Sontoloyo dan Sri Kustina ini dalam daftar film Indonesia. Secara data sutradaranya masuk dalam data negara Indonesia. Walaupun ia bertempat tinggal di Hongkong atau warganegara Hongkong. Saat itu banyak sutradara dan pemain dari asing. Sedangkan untuk data base Indonesia, Cabin adalah Chairil bin Yusuf, dimana dia adalah orang yang sama. Apakah Cabin dan Chairil orang yang berbeda, tetapi memakai nama Indonesia saja? Tidak tahu.
Lahir di Jakarta. Pendidikan : Uniy. Che-tse Shanghai, kursus lanjutan di jurusan Sinema -Uniy. Kalifornia Selatan. Sampai pendudukan Jepang, Joe menjadi Polisi, kemudian guru dansa yang populer dalam tahun 1950-an di Jakarta, dengan nama Joe Atjai Cabin Joe memulai karirnya dalam film di Hongkong, ketika dia menjadi Pembantu Sutradara untuk beberapa film cerita, sembari merangkap sebagai Editor dan Pemain. Ketika kuliah di Amerika, dia menyutradarai beberapa film dokumenter dan pendidikan. Salah satu diantaranya "Too Young To Say" (1954) di bintangi Spencer Tracy. Dalam pada itu ia juga menjadi Pemain Pembantu dalam beberapa film Hollywood, antara lain "Soldier of Fortune" (1955), bersama Clark Gable, "Love is a Many Splendored Thing" ('55) bersama William Hol- Setelah kembali ke Indonesia, is memproduksi dan menyutradarai "Sri Kustinah" (1956) sekaligus menulis skenarionya. Sehabis itu, Joe lebih banyak mengurus perusahaan produksi dan distribusi filmnya di Hongkong. Tahun 1960 ia mengadakan kerja sama dengan Cathay - Keris Film Studio Singapura untuk memproduksi dan menyutradarai "Pak Pandir Modern". Untuk film komedi ini ia juga menjadi Penulis Skenario dan Koreografernya. Semenjak film itu, ia teken kontrak sebagai Sutradara, Penulis Skenario dan Penasehat Tekhnis bagi Cathay - Keris Film Studio. Untuk beberapa film jenis seri James Bond, Joe juga pernah menjadi Pembantu Sutradara dan Juru Kamera Unit. Kedua sambil merangkap jadi Pemain, diantaranya "Five Golden Dragons", "Young Wolve" dan "Gipsy". Sekarang Cabin masih tetap memimpin perusahaannya di Hongkong, setelah menyutradarai "Paul Sontoloyo" (1974) Joe kembali membuat film di Indonesia dalam tahun 1968, yakni "Djakarta, Hongkong, Macao", bekerja sama dengan Turino Djunaedi yang menyutradarainya, lalu menjadi Supervisor untuk "Lampu Merah" (1971).
Ia bertempat tinggal di Hong Kong, dan pernah tinggal di Indonesia dan kembali lagi ke Hong Kong. Saat ia di Indonesia, ia membuat film yang menggambarkan tentang Indonesia saat itu. Yang paling heboh adalah film Paul Sontoloyo ini.
Dari data base asing film J.Cabin Joe, Paul Sontoloyo dan Sri Kustina ini dalam daftar film Indonesia. Secara data sutradaranya masuk dalam data negara Indonesia. Walaupun ia bertempat tinggal di Hongkong atau warganegara Hongkong. Saat itu banyak sutradara dan pemain dari asing. Sedangkan untuk data base Indonesia, Cabin adalah Chairil bin Yusuf, dimana dia adalah orang yang sama. Apakah Cabin dan Chairil orang yang berbeda, tetapi memakai nama Indonesia saja? Tidak tahu.
Lahir di Jakarta. Pendidikan : Uniy. Che-tse Shanghai, kursus lanjutan di jurusan Sinema -Uniy. Kalifornia Selatan. Sampai pendudukan Jepang, Joe menjadi Polisi, kemudian guru dansa yang populer dalam tahun 1950-an di Jakarta, dengan nama Joe Atjai Cabin Joe memulai karirnya dalam film di Hongkong, ketika dia menjadi Pembantu Sutradara untuk beberapa film cerita, sembari merangkap sebagai Editor dan Pemain. Ketika kuliah di Amerika, dia menyutradarai beberapa film dokumenter dan pendidikan. Salah satu diantaranya "Too Young To Say" (1954) di bintangi Spencer Tracy. Dalam pada itu ia juga menjadi Pemain Pembantu dalam beberapa film Hollywood, antara lain "Soldier of Fortune" (1955), bersama Clark Gable, "Love is a Many Splendored Thing" ('55) bersama William Hol- Setelah kembali ke Indonesia, is memproduksi dan menyutradarai "Sri Kustinah" (1956) sekaligus menulis skenarionya. Sehabis itu, Joe lebih banyak mengurus perusahaan produksi dan distribusi filmnya di Hongkong. Tahun 1960 ia mengadakan kerja sama dengan Cathay - Keris Film Studio Singapura untuk memproduksi dan menyutradarai "Pak Pandir Modern". Untuk film komedi ini ia juga menjadi Penulis Skenario dan Koreografernya. Semenjak film itu, ia teken kontrak sebagai Sutradara, Penulis Skenario dan Penasehat Tekhnis bagi Cathay - Keris Film Studio. Untuk beberapa film jenis seri James Bond, Joe juga pernah menjadi Pembantu Sutradara dan Juru Kamera Unit. Kedua sambil merangkap jadi Pemain, diantaranya "Five Golden Dragons", "Young Wolve" dan "Gipsy". Sekarang Cabin masih tetap memimpin perusahaannya di Hongkong, setelah menyutradarai "Paul Sontoloyo" (1974) Joe kembali membuat film di Indonesia dalam tahun 1968, yakni "Djakarta, Hongkong, Macao", bekerja sama dengan Turino Djunaedi yang menyutradarainya, lalu menjadi Supervisor untuk "Lampu Merah" (1971).
PAUL SONTOLOYO | 1974 | J. CABIN JOE | Director | |
SRI KUSTINA | 1956 | J. CABIN JOE | Director |