26 Juli 1986
Berkampanye film
Berkampanye film
UNTUNG ada Rima Melati. Maka pekan kampanye film dalam rangka Festival Film Indonesia 1986, pekan lalu, jadi "byar", tidak kaku. Baru Rimalah -- ibu lima anak dan pengusaha restoran -- yang menggunakan sarana itu benar-benar untuk kampanye. Rima tiga kali datang, di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta, tempat acara diadakan, mewakili tiga film yang berbeda: Telaga Air Mata, Pondok Cinta, dan Matahari-matahari. "Saya pasti dapat Piala Citra sekarang ini. Jurinya bermutu semua kok," katanya. Ia menuduh juri FFI sebelumnya, "selalu tidak teliti dan tak suka memberikan Citra untuk peran-peran antagonis." Lewat film mana Citra kali ini diharapkan oleh Rima? "Lho, terserah. Di semua film, permainan saya selalu baik. Lho, ini kata orang-orang," ujarnya setengah bercanda. Dalam film Telaga, Rima menjadi ibu yang membunuh anaknya, dalam Pondok ia jadi ibu cerewet, di Matahari jadi penyanyi dangdut. "Itu 'kan peran-peran tak baik. Tapi sulit. Untuk jadi ibu cerewet kelas gedongan, saya harus makan banyak, supaya gemuk. Untuk jadi penyanyi dangdut, saya harus kurus supaya goyangnya bagus. Masak, sudah sulit begitu tidak dikasih Citra." Ketika digugat bahwa perannya sebagai orang tua tak begitu bagus, Rima pun punya alasan. "Itu artinya peran orang tua masih sulit bagi saya, karena saya masih, muda. Umur saya baru 47." Harap maklum, artis yang sudah malang-melintang dalam dunia film selama 30 tahun dan bertahan popularitasnya baru punya satu Citra untuk aktris terbaik dalam film Intan Berduri (1973). Tapi siapa tahu, kali ini menang atau tidak menang, Rima akan dikontrak sebagai juru kampanye. 'Kan pemilu sudah dekat.