Perintis Prasedjarah Cinematografi Dari Hottentot sampai Lumiere
oleh: Piet van der HamPada suatu pameran film di Arnhem ditahun berselang tertempellah nama2 didinding, tetapi ini bukanlah nama2 bintang film jang populer dan telah amat dikenal chalayak, melainkan nama-nama orang jang hidupnja lebih romantis, rahasia dan dramatis dan tentu lebih penting daripada seluruh nama2 bintang film seluruh dunia ini digabung mendjadi satu. Tentu sadja persamaan ini tidak menjenangkan Tuan, tetapi pasti Tuan menerima kebenaranja, karena seberapakah arti 100 bintang film Amerika dibanding dengan sebuah nama Plateau atau Edison atau Reynaud atau Leprince ?
Kebenaran perbandingan itu akan lebih njata bila kita mengambil umpama : penemuan kamera film jang masih sederhana sekalipun, atau penemuan sebuah projektor-dito, belum lagi alat2 beratus matjam djumlah dan patentnja jang dikerdjakan dan didapatkan oleh para sardjana2 penemu jang telah mempertaruhkan semua jang dimilikinja : wang, energi, tenaga kerdja dan kadang2 hidup mereka. Semua ini hanja diketahui dan disaksikan oleh sedjarah jang pandjang dari perkembangan sedjak diketemukannja alat film jang pertama jang dapat dipakai dalam mana prisip dasarnja adalah per-tama2 berupa projeksi gambar jang bergerak hingga semua ini diteruskan melalui penjelidikan2 ber-tahun2 kemudian hingga terpunjailah oleh manusia alat2 film seperti jang sudah ada sekarang. Sedang ilusi manusia terhadap gambar jang bergerak itu sudah ada sedjak peradaban bangsa Hottentot 150.000 tahun jang lalu. Ini dibuktikan oleh pengetahuan jang mendapatkan lukisan2 didalam gua2, seperti jang tertjantum disini. Se-pendek2nja lukisan2 pada karang jang dibuat oleh bangsa jang hidup 20.000 tahun jang lalu, jang seperti diketemukan oleh pengetahuan di-karang2 gua2 Altamira di Spanjol, telah menundjukkan dengan djelas akan keinginan pelukis2 purba itu untuk melukiskan gerak dari binatang2 dan manusia. Atau 2000 tahun sebelum Kristus seperti jang terlukis pada djambangan bunga jang terkenal jang kedapatan didalam makam radja Menne --- seperti djuga di-makam2 radja Mesir pada djaman itu --- dimana dilukiskan seorang pendjahit dilukiskan “bergerak” dari sebuah djambangan urut ke djambangan2 berikutnja. Hasil2 kerdja seniman2 jang tak kita kenal itu jang karja2nja kita temui biarpun melalui djarak tempo jang beratus ribu abad itu telah mendjadi dasar prinsip projeksi cinematografi abad ini. Karena cinematografi djuga mengambil prinsip : memindahkan gerak udjud didalam tingkat2 waktu seperti pula djuga opname2 momen jang disusun didalam hubungan urutan waktu dan ruang.
Lukisan2 jang beratus ribu abad itu prinsipnja kita temukan tepat didalam kerdja film djaman modern kita ini jang pada pokoknja adalah suatu urutan gambar jang di-rangkai2kan jang melukiskan gerak2 dari jang digambar itu didalam urutan waktu;. Tentu sadja penemuan2 jang bermacam ragam telah termasuk didalamnja karena waktu antara djaman prasedjarahnja dengan djaman modern dari cinematografi ini tjukup djauh. Misalnja pada tahun 150 (sesudah Kristus), apabila Ptolomeus mengadakan studi permulaan terhadap kerdja rangkai dari mata jang amat menarik para sardjana jang menjusulnja. Karena dengan penjelidikan Ptolomeus itu tertemulah suatu prinsip jang mendasari cinematografi bahwa dengan perubahan jang ber-dikit2 dan urut dari serentak gambar akan kita dapatilah suatu lukisan2 jang bergerak didepan mata kita. Maka sardjana2 Isaac Newton, Dr. Fitton, John Herachel, Dr. Paris dan sardjana2 lain sibuk melandjutkan pekerdjaan Ptolomeus itu. Kepada merekalah kita harus berterima kasih karena alat jang mendahului alat2 film mengambil peranan penting pula didalam sedjarah cinematografi, ialah Thaumatroop atau permainan jang diberi bernama “keping adjaib” jang digemari oleh orang2 tua dan muda2 selama ber-puluh2 tahun di Barat. Dan sesudah mereka tadi berbarislah para sardjana dari berbagai matjam kebangsaan jang meletakkan batu2 dasar cinematografi jang kemudian ditemukan dan dimasukkan didalam cinematografi jang segera mendatang : gedjala atroboskopis, dan sardjana jang paling kerdja keras untuk studi adalah seorang sardjana Belgi jang bernama Joseph Plateau, ialah jang menemukan raenakistiscoop, roda hidup jang diilhami oleh keping stroboskopis dari Faraday, dengan apa ia melukiskan manusia dan binatang jang bergerak plateau begitu keras mentjurahkan tenaganja didalam penemuan ini hingga mendapat serangan buta, hingga para mahasiswanja jang melanjutkan pekerjaannja. Dan sesudah dia dapat pula kita sebutkan nama2 seorang mahaguru Wina jang bernama Simon Stampfer dan seorang Inggeris jang bernama William Horner jang telah membuat alat2 sederhana sematjam itu jang dapat melukiskan gambar2 bergerak setjara langsung.
Lalu diketemukan o-oranglah lentera adjaib jang menunjukkan kemungkinan baru : ditemukannja projeks dari gambar2 bergerak tersebut kelajar : Roger B Leonardo da Vinci dan Hienymus Cardanus jang memperkembangkan kamera-obskun jang kemudian mendjadi projektor tersederhana jang pertama dengan dikawinkan dengan lentera adjaib jang diselidiki dan ditemukan oleh Giovanni della Porta (Italia), Walgerstein (Denmark) dan seorang paderi Jesuit jang bernama Althanasius Kirche jang dahulu mereka namakan “lanterna magica”. Dengan kombinasi alat2 itu disusunlah oleh Emile Reynaud theater optisnja : penjair dari gambar bergerak ini mengerdjakan penemuannja itu di Museum Gravin di Paris jang kemudian mendapat sambutan publik jang meriah. Sementara itu fotografi ditemukan oleh sedjumlah penemu para sardjana bermatjam2 bangsa : Profesor Schulze. ---- Djerman, K.W Scheele, ---- Swedia, Frans Nichephore Liepce dan Louis Daguerre, ---- keduanja dari Perantjis dilandjutkan oleh orang Amerika jang bernama Muybridge dan seorang Perantjis jang bernama Juie Marey jang telah mengadakan opname pertama kali terhadap manusia dan binatang2 jang bergerak.
Edison, Le Roy dan beberapa orang jang lain mengkonstruksikan kamera2 mereka didalam bermatjam susunan. Disekitar tahun 1890 barulah ditemukan projeksi dan kamera film dan nama2 Skiadanowski bersaudara dari Djerman, William Friese Greene dan Robert Paul dari Inggeris, Leprince orang Perantjis dan seorang Amerika jang bernama Thomas Arms jang mendjadi pedjuang didalam penemuan ini. Betapa Friese Greene menghadapi kegagalan dan kesukaran2nja dan Leprince jang terbang dengan aparatur2nja ke Paris dgn kereta karena pekerdjaan mereka belum memberikan hasil jg berudjud benar, Barulah Auguste dan Louis Lumiere berhasil melandjutkan kerdja mereka itu. Demikianlah urutan kedjarahan dari cinematografi dari sedjak djaman Hottentot, lewat penemuan Ptolomeus, keeffek stroboskopis dari Plateau, lewat lentera adjaib kepunjaan Kircher ditambah pengetahuan fotografi tersusunlah (dengan penambahan pemberian suara dll) apa jang kita miliki dan namai sekarang cinema! Kalau Eropa dan Amerika pada tahun berselang merajakan jubileum cinematografi jang genap 60 tahun. Kitapun tahu djuga bahwa kita tidak bisa mengenang nama Lumiere bersaudara sadja, karena didepan mereka terentet berpuluh2 nama orang2 lain jang besar pula peranannja.