Senin, 24 Januari 2011

TAUHID / 1964

TAUHID


Dalam rombongan haji yang hendak ke Mekah terdapat Mayor Udara Mursyid (Ismed M. Noor), guru agama muda (Nurbani Jusuf) dan seorang pengarang (ME Zainuddin).Dalam perjalanan,mereka berkenalan dengan Halim (Aedy Moward), dokter kapal, yang sudah sering bertugas dalam perjalanan ke Tanah Suci, tapi tak tergetar untuk ikut ibadah haji. Berkat dorongan Mursyid dkk, Halim akhirnya ikut ibadah haji. Niat film ini adalah penerangan tentang rukun kelima islam itu.

Film ini resminya produksi Lesbumi (lembaga seni budaya Indonesia), Misbach diminta mendampingi Asrul Sari dalam penulisan skenario dan penyutradaraannya. Jadi rombongan crew film akan melaksanakan naik haji, sekalian shooting juga. Karena saat itu tidak gampang naik haji, harus di undi dan benar-benar di batasi dengan ketat.

PERSARI
DEPARTEMEN PENERANGAN
DEPARTEMEN AGAMA

AEDY MOWARD
M.E. ZAINUDDIN
NURBANI JUSUF
RD MOCHTAR
ISMED M. NOOR
SUKARSIH
MANSJUR SJAH


Film ini rencana awal di lakukan pembuatannya tahun 1963, namun terjegal dan proyek ini terancam gagal gara-gara seorang mentri. Padahal film ini sudah siap shoting, bahkan film ini joint juga dengan kementrian agama. Lalu Djamaluddin mengajak Misbach kerumah menteri agama, K.H.Sjaifudin Zuchry, dialah yang paling terpukul atas peristiwa ini. Tapi nasehat mentri ini agar menunda dulu pembuatan film ini dan dia akan meluruskan masalahnya dengan mentri yang bersangkutan, sampai tahun 1964.

Bung Karno mendukung film ini setelah diyakinkan oleh Asrul Sani. Presiden sebetulnya sudah optimis orang film bisa membuat film agama dengan bagus. Bung Karno tidak mau film agama itu kaku penuh dakwah dan doktrin.

Masa pembuatan film ini akan memakan waktu yang lama. Tanggal 25 Maret 1964 kapal Ambulombo mengangkut crew dan pemain film ke tanah suci. Kercuali Djamaluddin dan Asrul yang harus terbang menyusul crew film ke tanah suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar