Tampilkan postingan dengan label LILIK SUDJIO 1940-1990. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LILIK SUDJIO 1940-1990. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Januari 2011

GUNDALA PUTRA PETIR / 1981


 

Siapa tak kenal gundala???
kalau anda gak kenal mungkin orang tua anda kenal, soalnya ini super-hero aseli Indonesia yang sempat populer di tahun 1969 bersama tokoh-tokoh jagoan lainnya seperti Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, dan Godam.

adalah proyek ambisius dari penerbit Bumi Langit yang pernah menghidupkan kembali Sancaka (nama aseli Gundala) kedalam komik di era modern ini pada tahun 2005, dan kini Bumi Langit Production bekerja sama dengan Graha Media Visi sedang merencanakan sebuah filem layar lebar dengan judul Gundala yang direncanakan akan tayang pada Juni 2009.

masalah kualitas jangan khawatir saudara-saudara, Indonesia memiliki banyak pakar Computer Graphic yang muda dan berbakat, lihat saja karya-karya mereka di indoCG.com (tempat kumpulnya seniman computer graphic asal indonesia), masalahnya sekarang… apakah pihak produksi bisa “royal” untuk memaksimalkan filem ini, kita nantikan saja.

Gundala adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Genre komik adalah Fantasi. Jelas tampak pengaruh komiksuperhero Amerika pada desain karakter maupun jenis kekuatannya, meskipun alur ceritanya bergaya Indonesia. Lokasi cerita sering digambarkan di kota Yogyakarta meskipun dalam filmnya pada tahun 1982 diceritakan berada di Jakarta. Gundala termasuk karakter komik yang cukup populer di Indonesia di samping Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, dan Godam.



Asal usul
Seorang peneliti jenius bernama Sancaka menemukan serum anti petir. Tenggelam dalam ambisinya sebagai seorang ilmuwan, dia melupakan hari ulang tahun Minarti, kekasihnya, yang berakibat putusnya hubungan mereka. Sancaka yang patah hati berlari dengan hati galau di tengah hujan deras. Tiba-tiba sebuah petir menyambarnya. Dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain dan diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz, sekaligus diberkati kemampuan super yaitu bisa memancarkan geledek dari telapak tangannya[1]. Raja Taifun dari kerajaan Bayu memberinya kekuatan lari secepat angin.

Sejak itulah, di waktu-waktu tertentu, ia tampil sebagai jagoan penumpas kejahatan berpakaian hitam ketat dengan sepatu dan cawat berwarna merah. Wajahnya tertutup topeng, hanya tampak mata dan mulutnya, di sisi topengnya terdapat hiasan seperti sayap burung. Ia adalah kawan mereka yang lemah dan musuh bagi para pencoleng.
 
Gundala bertemu untuk kali pertama dengan musuh bebuyutannya, Ghazul, dalam "Dokumen Candi Hantu" (1969).
 
Pengkor menciptakan Gundala palsu yang mencemarkan nama baik Gundala. Rekan-rekan sesama jagoan pembasmi kejahatan berbalik memburunya. Gundala akhirnya mampu membuktikan kejahatan Pengkor dan menghajar balik si Gundala palsu.
 
Dalam petualangannya bersama Kalong di Pangkalan Pemunah Bumi (1977), Gundala Bertemu dengan seorang wartawati cantik yang ternyata tangguh ilmu bela dirinya, yaitu Sedhah Esti Wulan yang kemudian menjadi istrinya. Sedhah kelak menjadi seorang jagoan wanita yang dikenal dengan sebutan Merpati.
 
Horyona, ayah mertua Kaisar Kronz menaruh dendam kepada menantunya disebabkan hukuman dijatuhkan kepada putrinya yang jahat. Cucu Horyona dari Kronz menuntut tahta Kerajaan Petir. Kaisar Kronz mengutus Thirhapy menjemput Gundala dibumi. Sang Putra Petir mendapat tugas menghadapi Athon, raksasa bersenjatakan kapak petir.

Selain Gundala Putra Petir (Kentjana Agung,1969), judul seri selanjutnya adalah Perhitungan di Planet Covox (1969). Di sini Gundala bertemu dengan Pangeran Mlaar, yang memiliki tubuh bisa melentur. Mlaar adalah putra mahkota yang terkudeta. Gundala membantu mengembalikan tahtanya. Persahabatan itu membuat Mlaar jadi sering main ke Yogyakarta.

Judul berikutnya adalah Dokumen Candi Hantu (1969), yang merupakan pemunculan pertama musuh bebuyutan Gundala, yakni Ghazul. Lalu Operasi Goa Siluman (1969), The Trouble (1969), Tantangan Buat Gundala (1969), Panik (1970), Kunci Petaka (1970).

Kemudian dalam Godam vs Gundala (Prashida, 1971) dikisahkan Gundala dan Godam tanpa sengaja tertukar kostum dan kekuatan super masing-masing. Masing-masing saling menuduh mereka palsu dan terjadilah perkelahian luar biasa. Warga Yogya yang menonton jadi bingung, mengapa kedua superhero itu bisa bertarung . "Mungkin mereka berebut pacar," komentar seseorang.Setelah mengadu pada pencipta masing-masing ( Kaisar Kronz dan Bapa Kebenaran ), mereka akhirnya bisa kembali pada kondisi normal.

Gundala juga hadir dalam Bentrok Jago-jago Dunia (Prashida, 1971), Gundala Jatuh Cinta (1972), Bernapas Dalam Lumpur (1973), Gundala Cuci Nama (1974), 1.000 Pendekar (1974), Dr Jaka dan Ki Wilawuk (1975), Gundala Sampai Ajal (1976).

Dalam Pangkalan Pemusnah Bumi (1977), Gundala diceritakan bertemu untuk pertama kali dengan calon istrinya. Kemudian berikutnya terbit Pengantin Buat Gundala (1977), Bulan Madu di Planet Kuning (1978), Lembah Tanah Kudus (1979), Gundala Sang SenapatiIstana Pelari (1980), dan terakhir Surat dari Akherat (1982). (1979),

FILM Pada tahun 1981, popularitas komik Gundala merambah layar perak di Indonesia. Dengan membeli lisensi dari pengarangnya, PT. Cancer Mas Film menvisualisasikan komik tersebut dengan disutradarai oleh Lilik Sudjio. Aktor yang yang ditunjuk sebagai Ir. Sancaka atau Gundala adalah Teddy Purba yang terkenal sebagai salah satu bintang laga Indonesia saat itu. Musuh bebuyutannya, Ghazul diperankan oleh aktor watak W.D. Mochtar serta Anna Tairas sebagai kekasih Sancaka, Minarti. Aktor dan aktris lain yang yang terlibat dalam pembutan film tersebut antara lain Ami Prijono, August Melasz, Pitrajaya Burnama, H.I.M. Damsjik, Gordon Subandono, A. Hamid Arief, Rini Ratih, Dewanti, dan Ratno Timoer.

Meskipun setting tempatnya dirubah dari Jogjakarta menjadi Jakarta, film ini tetap setia pada pekem cerita berdasarkan komik yang ditulis oleh Hasmi. Diceritakan seorang insinyur yang bernama Sancaka berhasil menemukan formula anti petir. Malangnya penemuan ini malah mengakibatkan Sancaka harus putus dengan kekasihnya Minarti akibat lupa menghadiri acara ulang tahunnya. Di tengah kesedihan dan derasnya hujan, Sancaka tersambar petir dan terbawa ke dunia kaisar Kronz. Dari situ kemudian ia diberi kekuatan dan kostum yang mengubahnya menjadi Gundala. Sementara itu peredaran narkotika oleh sekelompok organisasi yang dipimpin oleh Ghazul mulai merajalela. Maka dimulailah pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan.

Cerita lengkap di Filmnya
Berkat pendidikan guru Dewa Petir (Pitrajaya Burnama),percobaan penyuntikan cairan anti petir yang dilakukan Ir Sancoko (Teddy Purba) secara diam-diam membuahkan hasil luar biasa.

Tubuhnya menjadi tahan terhadap arus listrik dan mempunyai kekuatan luar biasa. Kehebatan itu diketahui oleh Gasul (WD Mochtar),seorang pimpinan sindikat narkotika.Bersama beberapa kawannya ia menculik Sancoko dan memaksanya untuk menciptakan ramuan heroin sintetis.

Penculikan juga dilakukan terhadap Minarti (Anna Tairas) tunangan Sancoko, dan Prof Saelan (Amy Prijono), penasehatnya. Namun Sancoko tetap bungkam dan menolak perintah kawanan sidikat narkotik itu dan bertekat untuk memberantas kejahatan dengan kekuatan dan kekebalan yang dimilikinya. Akhirnya diketahui bahwa kejadian itu didalangi Ir Agus (august Melaz), teman Sancoko sendiri.

Penciptaan Gundala oleh komikus Harya Suraminata disebut-sebut terinspirasi oleh Ki Ageng Selo, tokoh legenda yang diceritakan bisa menangkap petir. Nama Gundala sendiri berasal dari kata "gundolo" yang artinya petir.

Dalam tradisi lisan di beberapa daerah di Jawa Tengah, Ki Ageng Selo merupakan tokoh yang terkenal bisa menangkap petir. Diceritakan, suatu hari Ki Ageng Selo sedang mencangkul di sawah. Langit mendung lalu turun hujan dan tiba-tiba petir menyambarnya. Namun, dengan kesaktiannya, dia berhasil menangkap petir itu. Petir tersebut berwujud naga. Ki Ageng Selo mengikatnya ke sebuah pohon Gandrik.

Ketika dibawa kepada Sultan Demak, naga tersebut berubah menjadi seorang kakek. Kakek itu kemudian dikerangkeng oleh Sultan dan menjadi tontonan di alun-alun. Kemudian datanglah seorang nenek mendekat, lalu menyiram air dari sebuah kendhi ke arah kakek tersebut. Tiba-tiba, terdengar suara petir menggelegar dan kakek nenek tersebut menghilang.

Dari kisah tersebut berkembang mitos kalimat, “Gandrik, aku iki putune Ki Ageng Selo” yang artinya, “Gandrik, saya ini cucunya Ki Ageng Selo.” Kalimat itu, bagi sebagian penduduk daerah Gunung Merapi dan Gunung Merbabu misalnya, dipercaya dapat menghindarkan mereka dari sambaran petir ketika hujan datang.

Sigit Prawoto, dosen Antropologi Sosial dan Etnologi Universitas Brawijaya, dalam bukunya Hegemoni Wacana Politik menyebut, “pernyataan klaim kekeluargaan ini mengandung keyakinan kultural bahwa seseorang yang berasal dari keturunan orang yang memiliki kualitas (kasekten) tertentu akan mewarisi kualitas tersebut.”

Kisah Ki Ageng Selo menangkap petir diabadikan dalam ukiran pada Lawang Bledheg atau pintu petir di Masjid Agung Demak. Ukiran pada daun pintu itu memperlihatkan motif tumbuh-tumbuhan, suluran (lung), jambangan, mahkota mirip stupa, tumpal, camara, dan dua kepala naga yang menyemburkan api.

Lawang bledheg sekaligus menjadi prasasti berwujud sengkalan memet (chronogram) dibaca “naga mulat salira wani” yang menunjukkan angka tahun 1388 S atau 1466 M. Tahun tersebut diyakini sebagai cikal bakal berdirinya Masjid Agung Demak.

Lawang bledheg memiliki makna lain selain sebagai penggambaran kisah Ki Ageng Selo. Supatmo dalam "Ikonografi Ornamen Lawang Bledheg Masjid Agung Demak" yang terbit di Jurnal Imajinasi, September 2018, menyebut Lawang Bledheg berisi makna simbolis nilai-nilai pra-Islam.
 
 “Dalam dimensi ikonografis, keberadaan motif-motif tradisi seni hias pra-Islam (Jawa, Hindu, Buddha, dan China) pada ornamen lawang bledheg Masjid Agung Demak merupakan pernyataan simbolis tentang toleransi terhadap pluralitas budaya masyarakat yang berkembang pada masa awal budaya Islam di Jawa (Demak),” tulis Supatmo, dosen Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang.
 
Menurut Soetardi dalam Pepali Ki Ageng Selo, Ki Ageng Selo merupakan keturunan Brawijaya, raja terakhir Majapahit. Prabu Brawijaya, dari istrinya yang paling muda yang berasal dari Wandan atau Bandan atau Pulau Banda Neira, mempunyai anak bernama Bondan Kejawen. Ki Ageng Selo merupakan cucu dari Bondan Kejawen.

Ki Ageng Selo hidup di masa Kerajaan Demak. Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16. Dia lahir sekitar akhir abad 15 atau awal abad 16. Ki Ageng Selo pernah ditolak menjadi anggota Prajurit Tamtama Pasukan Penggempur Kerajaan Demak.



Sang pencipta Komik.
Hasmi dilahirkan 25 Desember 1946 (62 tahun) di Yogya. Sekarang masih tinggal di sebuah gang sempit di kawasan Karangwaru Lor, Yogya. Sama seperti tahun 1969 waktu pertama kali menciptakan Gundala. Pendidikan formalnya bukan di gambar-menggambar tetapi lulusan Bahasa Inggris ABA Yogya. Lama membujang baru menikah tahun 2003, kala usia mencapai 50-an. Memiliki 2 anak Batari Sekar Dewangga (10) dan Ainun Anggita Mukti (4). Dua buah komik Gundala, dilatarbelakangi kegagalan dan asa cintanya, yaitu Gundala Jatuh Cinta (1972) dan Pengantin Buat Gundala (1977). Saat ini bekerja sebagai komikus lepas, editor, ilustrator, dan penulis skenario bagi beberapa program TV dan teater. Selain itu namanya masih tercantum sebagai art manager PT Bumi Langit.

Setelah lama tidak terdengar, tahun 2005 agak sering diberitakan media karena rencana Penerbit PT Bumi Langit menerbitkan ulang semua karya Gundala yang mencapai 23 buku. Dan tahun 2009 ini sehubungan dengan rencana peringatan 40 tahun Gundala dan pembuatan film Gundala The Movie.

Ada beberapa fakta menarik yang berhasil saya kumpulkan mengenai Gundala dan Hasmi:

1. Gagasan Gundala diinspirasi oleh tokoh komik The Flash yang dipadukan dengan cerita legenda Ki Ageng Selo.
2. Tokoh Nemo di komik Gundala adalah cerminan Hasmi. Kebetulan Nemo adalah nama panggilannya.
3. Pengakuan terakhir Hasmi, Gundala adalah seorang insinyur bukan peneliti, dosen sebagaimana yang disebutkan di Wikipedia. Ini mungkin ada hubungannya dengan cita-citanya yang gagal menjadi seorang insinyur karena gagal masuk UGM.
4. Dalam Gundala The Movie yang akan masuk bioskop bulan Juni 2009, Gundala diceritakan sebagai arkeolog. Dalam hal ini nampaknya Hasmi keberatan. Rencana film ini nampaknya menjadi tidak jelas sesuai konfirmasi terakhir Hasmi (12/3) ke Jawa Pos. Apa yang ada di Facebook bukan resmi dari Bumi Langit tetapi merupakan inisiatif para penggemar Gundala.
5. Saat ini dia sedang sibuk menyiapkan edisi 40 Tahun Gundala bersama tim dari Bumi Langit yang rencananya diterbitkan September, sesuai kelahiran Gundala.

GundalaPuteraPetir(1969)

Komigrafi Gundala:
1. Gundala Putera Petir (UP Kentjana Agung, 1969)
2. Perhitungan di Planet Covox (UP Kentjana Agung,1969)
3. Dokumen Candi Hantu (UP Kentjana Agung,1969)
4. Operasi Goa Siluman (UP Kentjana Agung,1969)
5. The Trouble (UP Kentjana Agung,1969)
6. Tantangan buat Gundala (UP Kentjana Agung,1969)
7. Panik (UP Kentjana Agung,1970).
8. Kuntji Petaka (UP Prasidha,1970).
9. Godam vs Gundala (UP Prasidha,1971)
10. Bentrok Jago-jago Dunia (UP Prasidha,1971)
11. Gundala Jatuh Cinta (UP Prasidha,1972).
12. Bernafas dalam Lumpur (UP Prasidha,1973)
13. Gundala Cuci Nama (UP Prasidha,1974)
14. 1000 Pendekar (UP Prasidha,1974)
15. Dr. Jaka dan Ki Wilawuk (UP Prasidha,1975)
16. Gundala sampai Ajal (UP Prasidha,1976)
17. Pangkalan Pemunah Bumi (UP Prasidha,1977)
18. Penganten buat Gundala (UP Prasidha,1977)
19. Bulan Madu di Planet Kuning (UP Prasidha,1978)
20. Lembah Tanah Kudus (UP Prasidha,1979)
21. Gundala Sang Senapati (UP Prasidha,1979)
22. Istana Pelangi (UP Prasidha,1980)
23. Surat dari Akherat (UP Prasidha,1982)

Semuanya diterbitkan ulang oleh PT Bumi Langit, kecuali Bentrok Jago-jago Dunia karena masalah hak cipta.

Tahun 1988, Gundala pernah muncul di Jawa Pos sebagai komik strip.

Filmografi:
1. Gundala Putra Petir (1981, Teddy Purba sebagai Gundala, Sutradara Lilik Sudjio).
2. Gundala The Movie (rencana Juni 2009, Sandy Mahesa sebagai Gundala, Sutradara Alex J. Simal, Produksi Langit Bumi Pictures).

Fan Made Komik:
1. Gundala The Reborn (1999, Adurahman Saleh)
2. Putra Petir (2001, Riri Dewi)
3. Sancaka (2005, Ahmad Ilyas)
4. Gundala (2005, Asrulloh)

TARSAN KOTA / 1974



Lilik sangat berkeinginan memfilmkan tokoh komik tarsan ini dalam bentuk kehidupan Indonesia. Mungkin hampir sama dengan yang dilakukan oleh Nyaa Abbas dalam film koboi-koboinya.

Tetapi yang paling unik adalah memasang bintang Benyamin S sebagai Tarsan adalah poin yang paling penting dari film ini disukai penonton. Benyamin memang tokoh komedi yang sangat disukai banyak orang, tokoh yang serba bisa ini sangat populer saat itu.

Ceritanya sangat menarik sekali, bagaimana Tarsan yang biasa hidup di hutan bisa hidup di Kota?
 
Ida (Ida Royani), ayahnya, dan Kamdi berburu di hutan. Saat berburu harimau, Ida ditinggal ayahnya dan Kamdi. Saat gagal dan kembali ke tenda ternyata Ida menghilang. Ayah Ida dan Kamdi berkesimpulan bahwa Ida telah dimakan harimau. Padahal Ida ditolong oleh Tarsan. Beberapa hari kemudian Ida kembali ke kota dan mengajak Tarsan turut serta.

Di kota, Tarsan tinggal di rumah Ida dan belajar membaca dan menulis. Tarsan juga bergaul dengan anak-anak nakal teman Ida tanpa sepengetahuan Ida dan keluarganya. Akhirnya Tarsan ditangkap polisi karena berkelahi.

Tidak ada yang aneh dalam film ini bila tidak masuk akal atau ceritanya yang tidak nyambung. Karena dibuat sangat komedi sekali, Tarsan yang memiliki keahlian yang khusus menjadikan semua hal masuk akal saja.

P.T. ADHI YASA FILM

BENYAMIN S
IDA ROYANI
S. KAMDI
EDDY GOMBLOH
AWALUDIN
SLAMET HARTO
TAN TJENG BOK


NEWS
20 September 1975
Tarsan pinggiran

TARZAN KOTA Crita: Benyamin S. Skenario & sutrdara: Lilik Sudjio *** KARYA terbaik Lilik Sudjio ini sebenarnya punya potensi besar menjadi film baik. Kisahnya yang lngin menyerupai dongeng petualangan Tarzan di hutan belantara sana bukannya tidak punya alasan untuk dibuat di negeri ini. Soal suku terasing yang memang masih usrusan pelik bagi pemerintah, sebenarnya latar belakang yang baik untuk karya Lilik ini. Proses membudayakan mereka akan sinkron sekali dengan cerita yang ingin dibikin oleh Lilik berdasar pada rekaan Benyamin S. Tapi semua ini akhirnya cuma tinggal menjadi angan-angan seorang penulis kritik saja. Lilik ternyata bekerja seada-adanya saja ketika menulis skenario maupun tatkala menyutradarainya. Film ini hampir sama sekali tidak menyentuh hidup sekelilingnya. Memeng tidak ada larangan membuat lelucon dengan memperolok-olokan Tarzan ataupun para koboi (ingant Koboi Cengeng?), Tapi dasar cemoohan itu haruslah suatu sikap masa kini. Lain dari pada itu hasilnya cuma badutan fisik.

Menonton Tarzan Kota dengan tabah dan sabar memang tidak bisa lain kecuali menyudutkan kita untuk berkesimpulan bahwa film ini semata dibuat untuk uang yang bakal dikeduk lewat popularitas Benyamin dan Ida. Karena niatnya memang cuma cari untung dan pancingnya ada pasangan populer soal caranya lalu tidak jadi penting. Karena itulah maka tidak usah membuang energi untuk memikirkan orang terasing di kawasan Tanggerang atau bagaimana Ida royani yang diserbu macan bisa selamat dan tiba-tiba ada pohon milik Tarzan, itu celana panjang Ida yang terulur tanpa kaki diruang makan juga jangan dipersoalkan, sebab pembuat film ini tahu kalau itu memang konyol. Dalam salah satu shot subyektif kamera Awaluddin, kaki dan kepala meja sekaligus kelihatan jelas, sehingga mustahil Awaludin cuma melihat ujung celana puterinya tergantung di kursi tanpa melihat bahwa di atas kursi, Ida dan Benyamin sedang melahap hidangan malam. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang masih banyak orang ketawa tatkala menonton film ini. Mereka itu adalah orang-orang "pinggiran". Jika memang cuma golongan ini yang jadi sasaran film macam Tarzan Kota (dan film Indonesia jenis dan kwalitas ini masya allah banyaknya) dari sekarang para produser itu harus berhenti ribut tentang menjadi "Sebab meskipun banyak penonton pinggiran, daya beli mereka toh amat terbatas, dan akhirnya yang bisa dan cepat mengembalikan uang para produser adalah "orang gedongan" juga. Salim Said.

TARSAN PENSIUNAN / 1976



Dibalik sukses Tarsan Kota, Lilik mencoba untuk sukses lagi dengan film yang sama. Kali ini kelanjutannya adalah Tarsan sudah hidup di kota.

Tarsan Pensiunan adalah film Indonesia yang yang dirilis pada tahun 1976 dengan disutradarai oleh Lilik Sudjio. Film ini dibintangi antara lain oleh Benyamin S dan Ratmi B29.
 
Tarzan (Benyamin Sueb) dipungut oleh seorang pensiunan, yaitu Pak Awal (Awaludin). Ia meninggalkan rumah dan pergi berkeliling, karena Ida (Ida Royani) sedang ke luar negeri. Kemudian Tarsan bertemu dengan Diran (Diran) seorang pensiunan polisi yang menangkapnya dulu, dan iapun menetap di rumah Diran.

Istri Diran, Ratmi (Ratmi B-29) yang tidak mengetahui bahwa Tarsan pantang makan makanan yang berasal dari binatang, memberinya makanan pantangan itu. Karena melanggar pantangannya, semua binatang marah dan mengeroyok Tarzan, termasuk piaraan Diran seperti monyet, kucing, ayam dan lain-lain. Tarsan pun masuk hutan lagi.
P.T. ADHI YASA FILM

AIR MATA KEKASIH / LOVER'S TEARS / 1971

 

Penulis cerita ini Lilik Dan Zaldi, Zaldi adalah pengarang komik. Kisah ini diambil dari karya komiknya.

Natalia menjalin hubungan dengan seorang pemuda bernama Tony. Sudah sejak lama Tony pergi meninggalkannya, tapi Natalia tak henti-hentinya untuk pergi mencari kakasihnya itu.

Suatu ketika Natalia berhasil menemukan Tony, mereka bertemu dan saling melepaskan rindu, Natalia tidak menyadari kalau diam-diam Tony juga mempunyai pacar lagi.

Natalia akhirnya memergoki sendiri Tony yang sedang asyik dengan pacarnya Rina yang masih saudaranya sendiri dirumah Wati temannya. Tony berhasil memberi pengertian kepada Natalia sehingga ia masih mau memaafkan Tony.

Untuk kedua kalinya Tony pergi meninggalkannya, dari satu tempat ketempat lain Wati dan Natalia tak juga menemukan Tony. Hingga suatu hari Wati dan suaminya melihat Tony yang sedang mengantar seorang Wanita. Ternyata wanita itu bernama Rosa dimana Tony tinggal bersamanya.

Akhirnya secara diam-diam Natalia menjumpai tempat Tony tinggal, alangkah kagetnya Tony menemui Natalia yang sudah menunggu diruang tamu. Tony memberikan penjelasan kalau ia lebih memilih Rosa ketimbang dirinya, karena Rosa adalah orang ketiga yang berbaik hati yang telah menanggung biaya hidupnya setelah Wati.

Natalia kesal dan pergi meninggalkan Tony, ia bingung harus bagaimana hingga Wati menyarankan Natalia untuk berpura-pura sakit untuk melihat sampai dimana kesungguhan Tony mencintainya.

Tony datang mengunjungi Natalia, tapi sayang mereka kepergok orang tua Natalia yang tidak menyukai Tony, Tony diusir mentah-mentah dan jangan coba-coba berani menemui anaknya lagi. Natalia berusaha meyakinkan orang tuanya, tapi tak berhasil.

Akhirnya Ibunya menceritakan semua apa yang menjadi penyebab orang tuanya melarang dia berhubungan dengan Tony. Apakah yang diceritakan ibunya adlah sebuah kenyataan? Dan apa yang terjadi terhadap Tony.

P.T. RAPI FILM

SUZANNA
SRI REDJEKI
A.N. ALCAFF
SOFIA WD
S. BONO
WENNY WULLUR
BUDI SCHWARZKRONE
WINDY DJATMIKO
FAROUK AFERO

RATU ILMU HITAM BLACK MAGIC TERROR BLACK MAGIC QUEEN BLACK MAGIC III QUEEN OF BLACK MAGIC / 1981



Film ini terlalu banyak judulnya Ratu Ilmu Hitam, Ratu Santet, "La Reine de la magie noire" alias "Exorcisme noir" alias "The Queen of Black Magic"


Upacara pernikahan putrid Lurah Sapri, Baedah dengan Kohar kacau karena Baedah berteriak-teriak histeris. Bahkan hiburan pestapun juga sempat mengamuk, Lurah Sapri sempat memanggil dukun yang akhirnya maninggal karena kalah dalam adu kekuatan. Mendengar penjelasan dukun sebelum meninggal Kohar menyangka kalau perbuatan itu dilakukan oleh Murni mantan pacarnya. Kohar menghasut warga untuk mendatangi dan membunuh Murni yang diduga sebagai dukun teluh. Murni yang dibuang ke dalam jurang berhasil ditolong oleh dukun Gendon yang telah mengacaukan acara pernikahan anak Lurah Sapri. Murni berada dalam kekuasaan dukun Gendon dan menuruti setiap perkataan dukun itu. Dukun Gendon ingin membalas dendam pada keluarga Sapri yang telah mengalahkannya dalam pemilihan Lurah.

Seluruh kampung yang pernah menganiaya Murni mati terbunuh bahkan Kohar juga ikut jadi korban. Hingga datang seorang pemuda bernama Permana Sidik yang mencari tahu kejadian yang menimpa keluarga dan tempat tinggalnya. Permana Sidik berhasil mengalahkan kekuatan Ilmu teluh dengan ayat-ayat suci Al Quran, bahkan dia sempat menyelamatkan Lurah Sapri yang sempat kena teluh. Murni menolak keinginan dukun Gendon hingga akhirnya dia bertemu dengan Permana Sidik dan menukainya. Dukun Gendon membuat Baedah tergila-gila pada Permana Sidik dan ketika Perman Sidikmenasehati Baedah, Murni melihat mereka seperti orang sedang jatuh cinta. Dukun Gendon berhasil memancing emosi Murni yang semakin dendam dengan semua orang termasuk terhadap Baedah dan Permana Sidik. Murni melakukan pembalasan pada orang kampong yang sedang mengaji, Permana Sidik kaget ketika mengetahui kalau Seruni adalah Murni adiknya yang lama ditinggalnya. Murni tidak mempercayai ucapan Permana Sidik karena pengaruh Dukun Gendon. Dengan kesabarannya Permana Sidik dapat meyakinkan Murni tentang jati dirinya hingga akhirnya Murni berbalik melawan Dukun Gendon dengan ilmu teluhnya, hingga mengakibatkan kematian kedua-duanya. Pertemuan Permana Sidik dengan Adiknya adalah perpisahan yang sangat menyakitkan. Ketika datang kebenaran maka akan musnahlah kebathilan, sesungguhnya kebathilan itu pasti akan musnah.

SI BONGKOK HUNCHBACK, THE / 1972



Rambe (Ratno Timoer) dan istrinya, Widuri (Farah Gladys), mengasingkan diri di sebuah desa. Ketenangan ini berantakan ketika Bokor (Dicky Zulkarnaen), teman seperguruannya, yang kalah bersaing mendapatkan Widuri, datang dan berhasil membunuhnya, membawa lari Widuri dan mencampakkan anak mereka, Gusti (Sophan Sophiaan), ke sebuah jurang. Gusti yang kemudian cacat hingga mendapat julukan Si Bongkok, mendapat gemblengan ilmu silat dan jadi pendekar. Ia lalu turun gunung mencari pembunuh ayahnya. Dalam perjalanan ia jumpa dengan Nilam (Widyawati), pendekar juga yang tengah mencari kitab perguruannya yang hilang. Maka puncaknya adalah pertarungan Bongkok dengan Bokor. Pada saat terjepit, Bongkok dibantu ibunya sendiri, Widuri.

P.T. RAPI FILM

PERAWAN BUTA / 1971



Disutradarai LILIK SUDJIO dan SOFYAN SHARNA
Oni ( Widyawati) yang lahir dalam keadaan buta dan yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal dalam perkelahian, dibesarkan oleh seorang tukang gerobak. Rumah tempat tinggalnya kemudian terbakar, ayah angkatnya meninggal, hingga ia mengembara. Karena bisa menyembuhkan kelumpuhan seorang anak, ia diangkat anak oleh orangtua anak tadi. Waktu kampung itu dirampok, Oni ditolong oleh seorang kakek yang menjadikannya murid. Lalu ia mengembara lagi sebagai tukang pijat. Suatu ketika ia mendengar rencana perampokan lagi. Maka Oni bersama penduduk bisa menghalau mereka. Oni sendiri ditawan perampok, tapi lalu bebas dengan bantuan pendekar lain.
 P.T. RAMAYANA FILM

ANAKKU SAJANG / 1957



Film ini meraih penghargaan Pekan Apresiasi Film Nasional 1960 untuk Pemeran Pria Terbaik (Sukarno M. Noor), Pemeran Wanita Terbaik (Farida Arriany), dan Tata Fotografi Terbaik.

Hendra (Sukarno M. Noor) terpaksa mencuri untuk biaya pengobatan anaknya Onnie (Onny Arriany) yang sedang menderita sakit. Namun niatnya itu dianggap salah dan ditolak istrinya, Lastri (Farida Arriany). Kemudian Hendra meninggalkan keluarga untuk menghindari pengejaran polisi. Tahu-tahu Hendra disangka Anom Husin, anak pemilik kebun teh milik Hasan (Djauhari Effendi). Kiranya Hasan telah merencanakan pernikahan anaknya itu dengan Amalia (Tuty S.), padahal gadis itu telah mempunyai pilihan sendiri, seorang pelukis (Zubier Lelo). Setelah Hasan meninggal dunia secara mendadak, Husin berhasil meyakinkan ayah Amalia (Rd. Ismail), bahwa Amalia dan sang pelukis saling cinta. Persoalan baru timbul, ketika Midah (Aminah Cendrakasih) jatuh cinta pada Husin. Muncullah Husin asli (Sukarno M. Noor). Husin palsu alias Hendra menyerahkan diri pada polisi. Lastri dan Onnie janji setia menanti keluarnya Hendra dari penjara.

SAFINA
PERSARI

KEKASIH AJAH / 1955



Usman (Awaludin) meninggalkan isterinya Tina (Fifi Young) dan anaknya Tati (Marlina), karena tak tahan oleh hinaan mertuanya yang kaya raya. Sepeninggal suaminya, Tina aktif dalam pergerakan wanita. Kepada Tati dikatakan ayahnya telah meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian Tina dan Usman ketemu dan hidup bersama lagi. Mertua telah meninggal, tapi ada "musuh" baru, Tati. Dia hanya cinta ayahnya "almarhum". Akhirnya Tati bisa menerima Usman sesudah diberi penjelasan oleh pak Aris (M. Budhrasa), bahwa Usman itu ayahnya.

PERSARI

KASIH DAN TJINTA / 1956


 
Walau tetap ada nyanyi dan tari, film ini lebih bagus dibanding dua produksi Persari yang juga bekerjasama dengan India sebelumnya, "Djandjiku" dan "Tudjuan" (keduanya produksi 1956).

PERSARI

DARNA AJAIB / 1980



Film ini dibuat disaat lagi ngetopnya film Wonder Woman, film Amerika yang diangkat dari Komik.

Darna (Lydia Kandou) adalah seorang anak yang mirip Superman.Dia bisa terbang,menghentikan kereta api yang masuk jurang, menangkap penjahat dll. Ia dilahirkan untuk membasmi kejahatan.

Satu saat ia terpaksa membunuh Maria (Dian Ariestya), teman dekatnya, karena Maria membunuh ibu Doddy (Donny Nurhadi), pacar Darna.

Alur cerita sekitar kisah keajaiban Darna dan lingkungannya.
P.T. CANDER MAS FILM
Dulu bahwa ada dua jenis sinema Filipina populer. Ada film-film yang dibuat oleh orang-orang seperti Bobby Suarez dan Cirio Santiago dengan mata ke arah distribusi internasional, dan mereka produksi bahasa Tagalog terutama ditujukan untuk hiburan penonton lokal. Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa mata-mata aneh yang baik Dolphy film dan superhero parodi dan film Darna aman sisanya dalam kategori yang terakhir.

Namun, itu tidak semua yang mengejutkan bahwa kasih untuk Darna merembes luar perbatasan PI. Setelah semua, superheroine Filipina telah menjadi favorit populer di sini di 4DK untuk beberapa waktu sekarang. Jadi kita memiliki 1980 Darna Ajaib film Indonesia, contoh pertama yang pernah saya jumpai sebuah film Darna dibuat di luar Filipina.

Darna Ajaib (atau, seperti Google Translator parsing itu, Darna Ajaib Gadis) disutradarai oleh Lilik Sudjio - yang sebelumnya disutradarai Ratu belatung-sarat Black Magic, yang dibintangi ratu horor Suzzanna Bahasa Indonesia - Bahasa Indonesia Model dan bintang-berpaling-aktris Lydia Kandou dalam peran judul. Kandou telah membuat debut layarnya hanya setahun sebelumnya di usia tujuh belas tahun, dan akan pergi ke bintang di tempat sampah seperti bahasa Indonesia kelas atas sebagai Angkatan Virgin Jungle dan Lima Malaikat Mematikan. Meskipun demikian ia tampaknya sebagai, atau bahkan lebih, juga dikenal di negara asalnya untuk pernikahan kontroversial dengan aktor muslim Jamal Mirdad (Kandou adalah seorang Kristen), dan selanjutnya pasangan sepuluh tahun berjuang untuk memiliki bahwa pernikahan diakui secara hukum. Jadi saya membayangkan bahwa, bagi mereka yang berkepentingan dengan kebebasan beragama di Indonesia, dia sedikit superheroine

Tidak mengherankan, Darna Ajaib menawarkan agak berbeda mengambil Darna daripada produksi Santos Filipina dibintangi Vilma yang baru saja membungkus sekitar waktu produksinya. Tidak hanya bermain cukup cepat dan longgar dengan mitos Darna keseluruhan, tapi kenyamanan jelas Sudjio itu dalam genre horor juga menjamin bahwa itu adalah ditanamkan dengan tingkat yang jauh lebih tinggi creepiness keluar flat daripada yang kita digunakan untuk melihat. Dan, tentu saja, ada juga infus murah mistisisme Indonesia yang entah bagaimana tampaknya untuk menemukan jalan ke cukup banyak setiap gambar eksploitasi Indonesia. Hal ini, setelah semua, negara yang entah bagaimana berhasil sekering perempuan-fronted Terminator kas dengan kisah dari sebuah sprite, kuno manusia membenci laut. 

Dalam semangat itu, Darna Ajaib kicks off dengan kehamilan spontan dan hasil, dalam rangka sangat pendek, dengan subjek dari kata kehamilan melahirkan ular dengan kepala manusia. Yikes! Ketika suami wanita ini pulang dan mencoba untuk menangkap bayi ular - mungkin untuk flush ke toilet - dia ditendang sampai mati oleh seorang manusia gua raksasa yang muncul entah dari mana. Sementara itu, di bagian lain dari Darna Ajaib yang jelas sangat terpelintir dunia, wanita lain melahirkan bayi yang tampaknya normal, meskipun bersamaan dengan berlalunya komet hijau di rumahnya dan mekar dari bunga putih misterius di luar jendela kamarnya.Kedua keturunan ini tumbuh menjadi anak yang tampaknya normal dengan kekuatan tersembunyi khusus. Dalam kasus Maria (Dian Ariestya, saya pikir), bahwa kekuatan khusus melibatkan dirinya menjadi seorang gadis kecil mengerikan yang berubah menjadi ular dan membunuh orang ketika dia marah. Dalam kasus Darna, itu kemampuan untuk menjalankan seperti Six Million Dollar Man dan orang-orang jahat berputar di kepalanya seperti sekarung bola Wiffle - dan kemudian, pada mencengkeram jimat tergantung di lehernya, untuk berubah menjadi terbang, superhero berkostum versi dirinya sendiri. Keadaan akhirnya bersekongkol untuk menempatkan Maria dan Darna di sekolah yang sama bersama-sama, dan pada saat mereka mencapai sekolah tinggi - ketika bagian utama dari tindakan Darna Ajaib yang terjadi - mereka telah menjadi BFFs total.Selama ini bagian awal Darna Ajaib, kita disuguhi beberapa nomor musik, termasuk ratapan sedih dinyanyikan oleh versi yang lebih muda dari Maria. Meskipun penampilan awal yang Darna Ajaib akan menjadi penuh baku musik, ini eksposisi melalui lagu dijatuhkan sepenuhnya untuk tersisa separuhnya, yang merupakan yang terbaik, benar-benar. Pementasan dari nomor musik saja tidak sangat menarik, ke titik di mana mereka dapat pada dasarnya digambarkan sebagai, masing-masing, "lagu sedih dinyanyikan oleh pagar pembatas jalan tol" dan "lagu Disco dinyanyikan di mobil".Maria memang digambarkan sebagai sesuatu sosok yang tragis di sini, dan, dengan demikian, kita lihat - antara contoh dari dirinya kehilangan amarahnya, berubah menjadi ular dan membunuh orang - bukti berjuang melawan dorongan jahatnya.

Meskipun demikian, jelas bahwa konfrontasi antara dirinya dan Darna tidak bisa dihindari. Dan hal-hal yang dibantu dalam hal ini oleh fakta bahwa baik Darna dan Maria berbagi cinta bunga yang sama dalam bentuk Sekolah Tinggi sohib Dodi (Dony Nurhadi). Akhirnya, orang gua raksasa, yang Maria alamat sebagai "Papa", membuat munculnya kembali - atau setidaknya mengambang, kepala tanpa tubuh tidak - untuk memberikan perintah Maria berbaris nya, yang saya pikir memiliki sesuatu untuk dilakukan dengan mendapatkan suatu pegangan dari Darna sihir jimat. (Seperti yang Anda mungkin sudah menduga, film ini tidak memiliki kapal selam Inggris.)

Setelah ini, creepiness Maria sudah cukup memukul massa kritis:Akhirnya, Darna dipaksa untuk memiliki super aneh ular-gadis hati-hati dengan teman-gal mantan nya, setelah itu ia melakukan peperangan dengan pria gua raksasa, impaling dia di sebuah menara listrik dalam sebuah adegan yang cukup jelas terinspirasi oleh sebelumnya, Vilma Santos pentolan Darna dan Giants.Bahkan tanpa sub judul, Darna Ajaib adalah contoh yang sangat menyenangkan di dunia sinema hibridisasi pop, memikat pencampuran baik hati superhero Pinoy goofiness dengan jumlah yang sama freakiness lowdown Indonesia. Sementara Lydia Kandou tidak bisa cocok dengan karisma ceria dari Vilma Santos (atau segala sesuatu yang lain dari Anjanette ceria Abayari), dia masih kehadiran menarik, dan menunjukkan bukti-bukti dari kombinasi sangat guilelessness dan sportivitas yang baik yang membawa kendaraan semacam itu membutuhkan. Sayangnya, tidak muncul bahwa ia, atau orang lain, yang pernah melakukan upaya berulang pada membawa versi Indo-Darna ke layar. Meskipun demikian, keberadaan Darna Ajaib telah menimbulkan harapan dalam diri saya untuk menemukan versi asli lain dari Darna diciptakan oleh non-Filipina industri film. Sekarang, uang saya berada di Turki.