TUYUL
Dalam surat izin produksi berjudul "Godaan Tuyul". Film terlaris IV di Jakarta, 1979, dengan 154.791 penonton, menurut data Perfin.
P.T. SINAR TEKUN FILM
Tuyul adalah semacam makhluk sangat kecil, yang dipercayai mampu
mengerjakan apa saja (umumnya mencarikan kekayaan) yang disuruh
pemiliknya. Kepercayaan ini tumbuh di beberapa daerah. Film ini
tampaknya diilhami oleh kemungkinan teknik televisi yang dengan mudah
"mengecilkan atau membesarkan" benda atau orang.
Teknik ini sebenarnya
bisa dilakukan dalam film, hanya harus dengan ketelitian sangat tinggi.
Hidayat dan istrinya berusaha hidup wajar dengan bekerja membuka toko.
Meski sudah lama berusaha, ekonominya tak kunjung baik. Malah mereka
terbelit hutang di sana-sini, terutama pada Wan Abud. Terpaksa Hidayat
kembali ke mertuanya untuk ikut bekerja sebagai distributor film. Dasar
belum untung, bangkrut pula usaha mertuanya itu. Hidayat diusir dari
rumah mertua dan meninggalkan istrinya. Sejak itu Hidayat merasa gelap
dan buntu pikiran. Sampailah dia pada keputusan untuk memelihara tuyul
atas bantuan dukun. Cita-citanya menjadi kaya tercapai, dengan
menanggung risiko berat.
Dalam surat izin produksi berjudul "Godaan Tuyul". Film terlaris IV di Jakarta, 1979, dengan 154.791 penonton, menurut data Perfin.
P.T. SINAR TEKUN FILM
DARTO HELM MUNI CADER DEBBY CYNTHIA DEWI A. HAMID ARIEF ALWI OSLAN SURYOKENCONO W.D. MOCHTAR |