Senin, 24 Januari 2011

TUYUL / 1978

TUYUL



Tuyul adalah semacam makhluk sangat kecil, yang dipercayai mampu mengerjakan apa saja (umumnya mencarikan kekayaan) yang disuruh pemiliknya. Kepercayaan ini tumbuh di beberapa daerah. Film ini tampaknya diilhami oleh kemungkinan teknik televisi yang dengan mudah "mengecilkan atau membesarkan" benda atau orang. 

Teknik ini sebenarnya bisa dilakukan dalam film, hanya harus dengan ketelitian sangat tinggi. Hidayat dan istrinya berusaha hidup wajar dengan bekerja membuka toko. Meski sudah lama berusaha, ekonominya tak kunjung baik. Malah mereka terbelit hutang di sana-sini, terutama pada Wan Abud. Terpaksa Hidayat kembali ke mertuanya untuk ikut bekerja sebagai distributor film. Dasar belum untung, bangkrut pula usaha mertuanya itu. Hidayat diusir dari rumah mertua dan meninggalkan istrinya. Sejak itu Hidayat merasa gelap dan buntu pikiran. Sampailah dia pada keputusan untuk memelihara tuyul atas bantuan dukun. Cita-citanya menjadi kaya tercapai, dengan menanggung risiko berat.

Dalam surat izin produksi berjudul "Godaan Tuyul". Film terlaris IV di Jakarta, 1979, dengan 154.791 penonton, menurut data Perfin.

 P.T. SINAR TEKUN FILM

DARTO HELM
MUNI CADER
DEBBY CYNTHIA DEWI
A. HAMID ARIEF
ALWI OSLAN
SURYOKENCONO
W.D. MOCHTAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar