Film ini disutradarai bersama M Budhrasa. Tarmidi (Darussalam) telah punya isteri, Bariah (Dhiana Subroto), pilihan orang tua. Bariah tetap di kampung karena tenaganya diperlukan untuk mengurus kedai ayahnya. Sedangkan Tarmidi bekerja di kota. Di situ ia berkenalan dengan Widarti (Ellya), saudara teman sekerjanya, Lukman (Awaludin). Karena terus didesak Widarti, maka Tarmidi pulang cuma untuk menyatakan akan menceraikan Bariah. Tentu saja ayah Tarmidi (M. Budhrasa) menentang, namun Tarmidi kembali ke kota. Tarmidi berterus terang telah punya isteri, hingga Widarti amat kecewa. Bariah yang tetap menolak dicerai, coba mencari kerja, dan mendapat pertolongan dari.. Widarti. Itulah pemecahan poligami.
PERSARI |
DARUSSALAM FIFI YOUNG AWALUDIN ELLYA ROSA DHIANA SUBROTO M. BUDHRASA AMINAH BANOWATI |
Sutradara M. BUDHRASA Lahir di Tegal. Pendidikan : Tamat PGNS (Pendidikan Guru Normal School). Sebelum ke film Mustadjab pernah menjadi guru di Pekalongan (1918-1925); pemain dan sutradara sandiwara "Dardanella," "Boleros"' "Dewi Mada," "Bintang Surabaya" dan sandiwara 'Irama Musik," dan lain-lain. Masih aktif di dunia sandiwara, ia terjun ke film sejak 1949. Film pertamanya adalah "Terang Bulan" (1950). Budhrasa kemudian muncul dalam film "Djembatan Merah" (1950), "Ajah Kikir" (1951), "Si Mientje" (1952), "Lagu Kenangan" (1953), "Gara Gara Djanda Muda" (1954), "Kasih dan Tjinta" (1956), "Djakarta By Pass" (1962), "Ratu Amplop" (1974), "Manager Hotel" (1977), dan lain-lain. Film yang di sutradarainya selain PEMETJAHAN POLGAMI / 1956, bersama HU, adalah TERANG BULAN / 1950 Juningsih (Sofia) dan Idris (Moh Mochtar) sama-sama kuliah di fakultas kedokteran Jakarta dan merupakan pasangan asmara. Tapi, di rumah orangtuanya di Bandung, Juningsih membelokkan pestol Subandi (Syamsu) yang mengancam dirinya, hingga Subandi terbunuh. Tepat pada saat itu Idris datang dan mengambil alih tanggungjawab hingga ia masuk penjara. Juningsih lalu dipaksa kawin dengan Ridwan (Rd Mochtar) yang kaya. Ketika Indonesia merdeka, Juningsih, yang diusir suaminya karena fitnah, dan Idris yang lari dari penjara, ikut dalam perang mempertahankan kemerdekaan. Idris berhasil membasmi gerombolan pengacau yang dipimpin oleh kakak Juningsih sendiri, Suryadinata (Rd Dadang Ismail). Sesudah Indonesia berdaulat penuh, Idris menyerahkan Juningsih kepada... Ridwan (!). TAN & WONG
|