Debutnya dimulai dari tingkat yang paling bawah, yaitu sebagai
tukang gulung kabel, dan tukang ngebeliin makanan untuk artis-artis
film.
“SEBENARNYA saya sendiri juga heran, dan tak menyangka sebelumnya,
bahwa saya dapat berakting di film,” demikian diterangkan oleh Ratno
Timoer.
Ditambahkannya: Teman-teman saya sendiri seperti Pietradjaja burnama pernah
mengatakan bahwa saya ada bakat untuk menjadi pemain film. Coba Mas
pikir, selama saya sekolah dari mulai SD sampai SMA saja belum pernah
mencoba bermain drama. Bukankah bermain drama merupakan syarat untuk
dapat bermain film? Tapi sejak saya masih belajar di SMP, saya sudah
tertarik di bidang film. Hasrat saya yang kuat ini baru dapat saya capai
setelah melalui cobaan dan rintangan yang berat. Saya sering berkorban
perasaan. Tingkat yang paling bawah harus saya mulai ketika saya pertama
kalinya bertemu dengan Mas bambang Irawan. Melihat perawakan saya, Mas
Bambang memberi semangat agar saya mau terjun ke dunia film. Syaratnya?
Minta Ampun! Saya dipercayakan pertama kalinya di tahun 1963 untuk
menjadi asisten Unit. Kerjanya? Tukang gulung kabel, tukang ngebeliin
makanan buat artis-artis film . antara lain untuk Mbak Chitra Dewi.
Tugas saya yang belum terikat (freelance) waktu itu, menyebabkan saya
banyak berkenalan dengan produser dan sutradara film. Antara lain mas
Piet (Pietradjaja Burnama), Mas Bambang Irawan, sutradara Wim Umboh dan
lain-lain.
“Sambil menyelam minum air,” kata pepatah orangtua. Begitu juga hal
yang saya lakukan. Sambil menjadi pembantu unit, saya berkesempatan
untuk melihat dari dekat cara-cara seorang aktor dan aktris berakting.
Hasrat saya semakin besar untuk menjadi seorang pemain film.
Tak lama kemudian saya maju selangkah, dari Assisten Unit menjadi
Unit Manager. Tugas semakin berat. Namun kesempatan untuk bermain film
semakin terbuka lebar. Film saya yang pertama adalah SEMUSIM LALU.
Kemudian menyusul DIAMBANG FADJAR, dan KARMA. Peranan saya dalam
film-film tersebut belum begitu berat. Bersama-sama dengan Nico
Pelamonia (Dari Televisi RI, saya pernah bekerjasama menyelesaikan satu
produksi film berjudul FADJAR DI TENGAH KABUT.
Tak lama kemudian, sutradara Wim Umboh memberi kesempatan kepada
saya untuk berakting dalam film: MATJAN KEMAJORAN. Rekan-rekan saya tak
henti-hentinya memberi dorongan semangat. Bapak Turino Djunaedi,
sutradara dan produser dari “Sarinande Film” memberi peranan yang cukup
berat dalam filmnya DJAKARTA-HONGKONG-MACAO dan ORANG-ORANG LIAR (The
Out Law). Namun meski pun agak letih dalam menjalankan tugas=tugas
akting, saya bersyukur dan berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membimbing saya berhasil dan mendapat penghargaan dari pemerintah
Singapura dalam film LAKI-LAKI TAK BERNAMA dan turut memeriahkan suatu
peringatan negara Singapura yang ke 150 tahun.
Namanya terkenal di era akhir tahun 1960-an hingga dasawarsa 1970-an, setelah beberapa kali memerankan tokoh pendekar buta, Badra Mandrawata, yang diangkat dari komik karya Ganes Th, antara lain Si Buta dari Goa Hantu tahun 1970 dan Misteri di Borobudur tahun 1971. Sejak itu Ratno banyak bermain dalam jenis film silat, seperti Pendekar Bambu Kuning tahun 1972.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 1983-1998, mulai merintis karirnya dari bawah. Sebelum menjadi bintang film, dia pernah berjualan buku di Surabaya. Ia tertarik ke bidang film setelah diajak seorang rekannya. Lalu ia ke Jakarta dan mulai terlibat sebagai figuran dalam beberapa produksi film. Kemudian ia menjadi pembantu unit dalam film Daerah Tak Bertuan ditahun 1963. Dia pun makin menekuni dunia perfilman dan mulai mendapat peran pembantu dalam film Di Ambang Fajar tahun 1964 arahan sutradara Pietrajaya Burnama. Ia juga ikut bermain dalam film Macan Kemayoran tahun 1965 arahan sutradara Wim Umboh. Sampai akhirnya ia pertama kali mendapat peran utama dalam film Jakarta - Hong Kong - Macao di tahun 1968 yang disutradarai oleh Turino Djunaidy.
Selain sebagai aktor, ia juga berperan sebagai penulis skenario, sutradara, dan produser film. Ia bersama isterinya mendirikan perusahaan film PT Daya Isteri Film. Sebagai sutradara, ia lumayan banyak menghasilkan film seperti Jangan Kau Tangisi tahun 1974, Ciuman Beracun tahun 1976, dan Gadis Berdarah Dingin tahun 1984.
Sejumlah jabatan pernah dipegangnya, antara lain sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 1983-1998, anggota Departemen Seni Budaya Golkar dan pernah juga menjadi anggota MPR pada periode 1992-1997 dan 1997-1999, itu mendapat sejumlah penghargaan di dunia film. Penghargaan yang diperoleh antara lain sebagai Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Bandung pada tahun 1975 lewat film Cinta arahan sutradara Wim Umboh, Aktor Terpopuler di Asia dalam Festival Film Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, tahun 1973 lewat film Pendekar Bambu Kuning.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 1983-1998, mulai merintis karirnya dari bawah. Sebelum menjadi bintang film, dia pernah berjualan buku di Surabaya. Ia tertarik ke bidang film setelah diajak seorang rekannya. Lalu ia ke Jakarta dan mulai terlibat sebagai figuran dalam beberapa produksi film. Kemudian ia menjadi pembantu unit dalam film Daerah Tak Bertuan ditahun 1963. Dia pun makin menekuni dunia perfilman dan mulai mendapat peran pembantu dalam film Di Ambang Fajar tahun 1964 arahan sutradara Pietrajaya Burnama. Ia juga ikut bermain dalam film Macan Kemayoran tahun 1965 arahan sutradara Wim Umboh. Sampai akhirnya ia pertama kali mendapat peran utama dalam film Jakarta - Hong Kong - Macao di tahun 1968 yang disutradarai oleh Turino Djunaidy.
Selain sebagai aktor, ia juga berperan sebagai penulis skenario, sutradara, dan produser film. Ia bersama isterinya mendirikan perusahaan film PT Daya Isteri Film. Sebagai sutradara, ia lumayan banyak menghasilkan film seperti Jangan Kau Tangisi tahun 1974, Ciuman Beracun tahun 1976, dan Gadis Berdarah Dingin tahun 1984.
Sejumlah jabatan pernah dipegangnya, antara lain sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 1983-1998, anggota Departemen Seni Budaya Golkar dan pernah juga menjadi anggota MPR pada periode 1992-1997 dan 1997-1999, itu mendapat sejumlah penghargaan di dunia film. Penghargaan yang diperoleh antara lain sebagai Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Bandung pada tahun 1975 lewat film Cinta arahan sutradara Wim Umboh, Aktor Terpopuler di Asia dalam Festival Film Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, tahun 1973 lewat film Pendekar Bambu Kuning.
Aktor film Ratno Timoer, menutup lembaran hidupnya pada hari Minggu, tanggal 22 Desember 2002 pukul 16.30 WIB, di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta Barat dalam Selatan, dalam usia 61 tahun.
Nama: Ratno Timoer
Nama Asli:Ahmad Suratno
Lahir : Surabaya, 8 Maret 1942
Meninggal:Jakarta, Minggu 22 Desember 2002
Agama : Islam
Profesi:Aktor Film, Sutradara film
Isteri : Tien Samatha (menikah 1970)
Anak : Lima orang
Karir:
Membintangi beberapa film, al:
= Si Buta dari Goa Hantu (1970)
= Misteri di Borobudur (1971)
Pendekar Bambu Kuning (1972).
= Mendirikan PT Daya Isteri Film yang memproduksi film: Jangan Kau Tangisi (1974), Ciuman Beracun (1976), dan Gadis Berdarah Dingin (1984)
Organisasi:
= Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 1983-1998.
= Departemen Seni Budaya Golkar dan pernah juga menjadi anggota MPR pada periode 1992-1997 dan 1997-1999
Tanda Penghargaan:
= Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) di Bandung pada tahun 1975 lewat film Cinta
= Aktor Terpopuler di Asia dalam Festival Film Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, tahun 1973 lewat film Pendekar Bambu Kuning.
Alamat :
Jalan Duren Tiga, No 45, Pancoran, Jakarta Selatan
GOYANG SAMPAL TUA | 1978 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
DIAMBANG FADJAR | 1964 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
MELAWAN BADAI | 1974 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
GUNDALA PUTRA PETIR | 1981 | LILIK SUDJIO | Actor | |
DENDAM MANUSIA HARIMAU | 1981 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
DENDAM SI ANAK HARAM | 1972 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
MANUSIA TERAKHIR | 1973 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
SEPASANG MERPATI | 1979 | CHAERUL UMAM | Actor | |
PERAWAN BUTA | 1971 | LILEK SUDJIO | Actor | |
KARMA | 1965 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
PELACUR | 1975 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
BERNAFAS DALAM LUMPUR | 1970 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
SALOME | 1980 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
PAHALAWAN GOA SELARONG | 1972 | LILIK SUDJIO | Actor | |
PELAYAN GEDONGAN | 1983 | RATNO TIMOER | Director | |
ANNA MARIA | 1979 | HASMANAN | Actor | |
ANTARA SURGA DAN NERAKA | 1976 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SORGA YANG HILANG | 1977 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
RAJA PUNGLI | 1977 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
TJINTA DIUDJUNG TAHUN | 1965 | HASMANAN | Actor | |
MELINTAS BADAI | 1985 | SOPHAN SOPHIAAN | Actor | |
ANAK BINTANG | 1974 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SANGKURIANG | 1982 | SISWORO GAUTAMA PUTRA | Actor | |
SI BONGKOK | 1972 | LILIK SUDJIO | Actor | |
SI BUTA DARI GUA HANTU | 1977 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
SI BUTA DARI GUA HANTU | 1970 | LILIK SUDJIO | Actor | |
MISTRI DI BOROBUDUR | 1971 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
WAROK SINGO KOBRA | 1982 | NAWI ISMAIL | Actor | |
LUKA DI ATAS LUKA | 1987 | BUCE MALAWAU | Actor | |
LAKI-LAKI TAK BERNAMA | 1969 | WIM UMBOH | Actor | |
EXSPEDISI TERAKHIR | 1964 | ALAM SURAWIDJAJA | Actor | |
TERJEBAK DALAM DOSA | 1983 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SIRKUIT CINTA | 1978 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
NERAKA PERUT BUMI | 1987 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
PEMBALASAN SETAN KARANG BOLONG | 1989 | RATNO TIMOER | Director | |
ISTRIKU SAYANG ISTRIKU MALANG | 1977 | WAHAB ABDI | Actor | |
BIARKAN BULAN ITU | 1986 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
DJAKARTA - HONGKONG - MACAO | 1968 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
SETETES KASIH DI PADANG GERSANG | 1981 | M. SHARIEFFUDIN A | Actor | |
GOLOK SETAN | 1983 | RATNO TIMOER | Director | |
PREMAN | 1985 | TORRO MARGENS | Actor | |
PENDEKAR BAMBU KUNING | 1971 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
KUNTILANAK | 1974 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SEBATANG KARA | 1973 | INDRA WIJAYA | Actor | |
RATAPAN DAN RINTIHAN | 1974 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
DJALANG | 1970 | DANU UMBARA | Actor | |
LIMA JAHANAM | 1972 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
FADJAR DITENGAH KABUT | 1966 | DANU UMBARA | Actor | |
MATJAN KEMAJORAN | 1965 | WIM UMBOH | Actor | |
SENDJA DI DJAKARTA | 1967 | NICO PELAMONIA | Actor | |
KARENA LIRIKAN | 1980 | RATNO TIMOER | Director | |
MALAM JAHANAM | 1971 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
SI BUTA DARI GUA HANTU | 1990 | RATNO TIMOER | Director | |
SI BUTA DARI GUA HANTU | 1985 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
ASSOY | 1977 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
PENGAKUAN SEORANG PEREMPUAN | 1926 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
GADIS PANGGILAN | 1976 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
BENCI TAPI RINDU | 1979 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SEMBILAN | 1967 | WIM UMBOH | Actor | |
ORANG-ORANG LIAR | 1969 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
CINTA | 1975 | WIM UMBOH | Actor | |
DAN BUNGA-BUNGA BERGUGURAN | 1970 | WIM UMBOH | Actor | |
RIMBA PANAS | 1988 | RATNO TIMOER | Director | |
CIUMAN BERACUN | 1976 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
BOBBY | 1974 | FRITZ G. SCHADT | Actor | |
KAU DAN AKU SAYANG | 1979 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
GADIS BERWAJAH SERIBU | 1984 | RATNO TIMOER | Director | |
GADIS BERDARAH DINGIN | 1984 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
PEREMPUAN HISTRIS | 1976 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
2 X 24 DJAM | 1967 | DANU UMBARA | Actor | |
SUNAN KALIJAGA DAN SYECH SITI JENAR | 1985 | SOFYAN SHARNA | Actor | |
TANTANGAN | 1969 | PITRAJAYA BURNAMA | Actor | |
REO MANUSIA SRIGALA | 1977 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
NYI AGENG RATU PEMIKAT | 1983 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
NYI BLORONG | 1982 | SISWORO GAUTAMA PUTRA | Actor | |
SI PENDEK DAN SRI PANGGUNG | 1960 | ALAM SURAWIDJAJA | Actor | |
USIA DALAM GEJOLAK | 1984 | SISWORO GAUTAMA PUTRA | Actor | |
HONEY, MONEY AND DJAKARTAF FAIR | 1970 | MISBACH JUSA BIRAN | Actor | |
LEBAK MEMBARA | 1982 | IMAM TANTOWI | Actor | |
JANGAN KAU TANGISI | 1972 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
JIN GALUNGGUNG | 1982 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
IMPAS | 1971 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
JANJIKU PADA DIA | 1980 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
GONDORUWO | 1981 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SYEH SITI KOBAR MEMBANGKANG | 1989 | RATNO TIMOER | Actor Director | |
SURAT UNDANGAN | 1975 | ISHAQ ISKANDAR | Actor | |
MADJU TAK GENTAR |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar