Minggu, 30 Januari 2011

PUTRI ULAR / 1984



Di sebuah hutan, Bunga, si putri ular (Enny Betrice) dan seekor ular sanca, hidup saling mencinta. Setiap bulan purnama mereka berubah wujud seperti manusia dan mengadakan upacara tari-tarian erotik. Suatu ketika bulan purnama, Tomo bersama istrinya dan beberapa kawanya menyaksikan Bunga dan Sanca di peraduan. Mereka terkesima melihat keanehan dua mahluk tersebut. Sukma, salah satu teman Tomo secara tak sengaja menembak mati Sanca yang ia sangka akan mematuk Bunga yang cantik itu. Kejadian itu membuat Bunga sedih dan menaruh dendam. Satu persatu teman Tomo dibinasakan oleh Bunga.

Nyi inten yang diminta bantuan untuk menjinakan Bunga, berhasil memerangkap Bunga ke dalam keranjang. Tomo Cs berusaha mencuri keranjang itu seraya menembaknya. Ternyata Bunga muncul di tempat lain dan membunuh istri Tomo, Tomo tewas dengan senjata sendiri. Nyi Inten dan Bunga kemudian berdamai. Bunga lalu berniat untuk pergi, tetapi ketika itu petir menyambar pepohonan yang tumbang menimpa Bunga hingga tewas.
 

Mungkin seper seribu film horor ular dari Asia yang paling emosional. Tidak tahu mengapa begitu banyak film horor datang dengan ular di sana, tapi mungkin ada hubungannya dengan mitos ular yang berakar pada kehidupan sehari-hari dan agama. Di beberapa negara, mereka disembah sebagai hewan suci. Balas dendam ular kepada orang-orang yang membunuh pasangannya dirayakan di sini hampir dalam bentuk film slasher. Satu per satu orang dari Bunga pernah dibunuh dalam bentuk ular dan kemudian dalam bentuk manusia. Dalam wujud manusia, Bunga memanfaatkan berbagai keterampilan kung fu dan juga menggunakan sihir. Di tahun yang sama Enny Beatrice memainkan peran serupa dalam "Anita Ular Betina". Sebenarnya cukup menghibur, tapi secara keseluruhan tidak ada yang baru di lini depan. Juga, tidak ada akhir yang bahagia, karena Bunga, setelah menyelesaikan balas dendamnya, dihancurkan dari pohon menjadi sambaran petir.

P.T. DIPA JAYA FILM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar