Wawan   (Barry Prima) anak yatim piatu yang tumbuh di tengah kaum gelandangan   dan pencoleng. Bersama teman-temannya dia harus menyetor uang pada bos   mereka, yang kejam dan senang menyiksa bila setoran dirasa kurang   mencukupi. Keadaan ini terbawa saat dia dewasa dan mulai menegakkan   bendera sendiri, meski tetap bekerja untuk seorang bos. Kadar   kejahatannya tidak yang kecil-kecilan lagi. Hanya satu pantangannya,   tidak membunuh. Pantangan ini terlanggar, saat dia merampok rumah   seorang pedagang emas. Sirene ambulans yang disangka polisi membuat anak   gadis pedagang yang sembunyi di dalam kamar, lari keluar. Wawan panik   dan menembaknya hingga mati. Ia sempat menaroh bunga di pusara   korbannya. Peristiwa ini menghantui terus, dan dengan dorongan pacarnya,   Suci (Wieke Widowati) yang dikenalnya di tempat pelacuran, Wawan   berniat mengundurkan diri dari dunia kejahatan. Dia bekerja sebagai   buruh kasar di sebuah proyek bangunan. Kawan-kawannya khawatir dia akan   berkhianat, maka mereka merencanakan akan menyingkirkan Wawan. Saat   Wawan dikeroyok temannya, Daniel (Advent Bangun) kawan sekerjanya   membantunya. 
Daniel yang mengaku preman Surabaya mengajak melakukan   kejahatan kembali, tapi Wawan menolak. Bersama Suci, ia ingin pulang ke   desa. Namun niat itu tak kesampaian. Dalam suatu perjalanan bersama   dengan Daniel, tahulah dia bahwa Daniel adalah intel polisi. Daniel   mempunyai dendam kepada Wawan, karena korban yang ditembaknya dulu   adalah calon istrinya. Wawan bertekad menyerahkan diri pada polisi.   Sesampai di rumah, didapatinya Suci mati disiksa. Maka berangkatlah   Wawan dan Daniel menantang bekas kawan-kawan Wawan. Setelah berhasil   menghabisi gerombolan penjahat itu, Wawan mengosongkan pelurunya dan   menantang duel Daniel. Wawan terkapar. Ia merasa telah menebus dosanya. 



 
