Tampilkan postingan dengan label SONA ANAK SRIGALA / 1984. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SONA ANAK SRIGALA / 1984. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 Januari 2011

SONA ANAK SRIGALA / 1984

SONA ANAK SRIGALA


Waskita, dianggap sebagai penghambat di mata Permoni, yang haus akan kekuasaan. Akra, yang masih memimpin mereka dihasut agar menghukum Waskita. Setelah itu, Permoni bersama kepala pengawal bernama Sarpa akan melakukan kup, lalu berkuasa. Sabar, seorang abdi yang baik, menolong bayi lelaki yang ibunya meninggal dalam tahanan. 

Bayi itu lalu diletakkan di dalam gua, dengan harapan ada orang yang akan menolong dan merawatnya. Ternyata gua itu merupakan sarang srigala. Namun, srigala liar itu tidak memakannya, melainkan memelihara bayi itu. Badra, seorang pemburu, menemukan anak yang lincah dan gesit, di tengah hutan. Anak yang tak lain adalah bayi tadi, lalu diberinya nama Sona. Sona mendapat pelajaran memanah dan bela diri bersama Intan, anak pemburu itu. Suatu ketika, Sona dan Intan tengah berburu, mendengar jeritan gadis yang akan diperkosa Sarpa. Sona berusaha membebaskan, tetapi kalah dan mendapat siksaan dari anak buah Sarpa hingga menderita kebutaan. 

Dia ditahan bersama gadis-gadis tawanan yang akan dipersembahkan kepada berhala. Sabar, yang ternyata masih hidup mengetahui bahwa Sona adalah bayi yang pernah ia tolong. Bersama Waskita, pemuda Sona ditolong dan disembuhkan kembali. Akhirnya, Sona dapat menumpas Permoni dan Sarpa yang kejam itu.

 P.T. PRIMA METROPOLITAN SAKTI FILM

MINATI ATMANEGARA
TEDDY PURBA
FARIDA PASHA
BUDI PURBOYO
WIEKE WIDOWATI
ARMAN EFFENDY
DEDDY SUTOMO
KAMSUL CHANDRAJAYA
EDDY BAKAR PARE

Film yang mengambil tema, bayi diasuh oleh hewan yang buas sekalipun, sudah dilakukan dalam film-film sebelumnya. Cerita-cerita ini sangat menarik dari masa ke masa, dimana seeokr hewan buas sekalipun tidak tega memakan bayi manusia dan bahkan diasuh hjingga menjadi sebuah keluarga kawanan hewan liar ini. Tentu sifat dan karakter anak ini akan seperti induknya. Mengingat di Indoensia juga terkenal banyak hutan dan hewan, memang sangat bagus untuk setting cerita ini. Tetapi hendaknya di ganti selain Srigala. Karena Srigala bukan hewan indemik Indonesia. Mungkin harus orang utan atau komodo.