Tampilkan postingan dengan label DJA'FAR WIRJO 1954-1961. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DJA'FAR WIRJO 1954-1961. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Juli 2020

DJA'FAR WIRJO 1954-1961


Dja'far Wirjo, Ang Tek Ho, alias Willem Ang,
Sebelum ke film dia adalah seorang penyanyi kroncong yang kemudian menjadi pegawai Perusahaan pi ringan hitam Master's Voice di Singapura, menjadi pemain sandiwara dan selanjutnya be-kerja di Perusahaan film di Singapura. Tampil sebagai pembantu sutradara untuk pertama kalinya dalam Film "Berbahagia di Singapura". Di Indonesia ia menjadi sutradara film, yang film2 nya antara lain : "Rela" (1954), "Pertiwi" (1955) dan lain-lain.


BAPAK BERSALAH1955DJA'FAR WIRJO
Director
PERTIWI 1955 DJA'FAR WIRJO
Actor Director
PUTRI HIDJAU 1961 DJA'FAR WIRJO
Director
RELA 1954 DJA'FAR WIRJO
Director

BAPAK BERSALAH / 1955


Film ini melukiskan bahaya penyakit kelamin langsung maupun tak langsung. Sebuah film yang boleh dianggap berani. Cuma yang agak janggal adalah para tokohnya berasal dari kalangan terpelajar yang sudah kenal dokter. Lebih masuk akal bila mereka berasal dari kalangan yang takut berobat dan lebih mempercayai dukun.
GUMFIC

SRI I. UNIATI
AMRAN S. MOUNA
TINA MELINDA
RENDRA KARNO
ZAINAL ABIDIN
LEILY SULASTRI
TAN TJENG BOK

PERTIWI / 1955


Coba menarik minat publik, yang sedang menggemari film banyak lagu dan tari dari Malaya. Diikutkan juga bintang dari negeri jiran yang kini disebut Malaysia itu, Nurlaila dan Kartinah. Ceritanya sendiri kurang logis, tapi tertutup oleh irama tari dan nyanyi.

Pelawak Malaya (Malaysia) asal Indonesia, Daeng Harris, coba melanjutkan karier di Indonesia.

Lahir di Ujung Pandang (sekarang Makassar), 10 Agustus 1911. Awalnya ia adalah pemain sandiwara. Karir seninya di mulai di panggung sandiwara Moon Light sekitar tahun 30-an. Karirnya di film sendiri bermula saat ia bersama rombongan sandiwara Asmarandana yang di ikutinya tiba di Singapura pada tahun 1939. Ketika itu ia di tawari untuk bermain dalam film Ibu Bidjaksana produksi Chan’s & Christy film, Singapura. Sejak saat itu ia kemudian tinggal di Singapura dan bermain dalam sejumlah judul film diantaranya dalam film One Ninght in Singapore (1947).
 
Selanjutnya ia hijrah ke Kuala Lumpur, Malaysia sebagai aktor film. Karirnya di film terus melesat. Bahkan, di saat film Malaysia sedang berjaya di awal tahun 1950-an, dengan bintang utamanya kala itu P. Ramlee, honornya adalah nomor dua sesudah P. Ramlee. Sampai dengan tahun 1951, ia tercatat telah membintangi 21 judul film dan juga mampu mencetak nama besar sebagai pemeran komedi di Malaysia. Film yg pernah di bintanginya di Malaysia antara lain Pisau Beratjun (1948), Dewi Moerni (1949), Takdir Illahi (1949), Manusia Iblis (1950), Aloha (1950), Pulau Mutiara (1950), Terakhir Radja Sehari (1951), dll.
 
Tahun 1954, ia hijrah ke Jakarta. Ia kemudian bermain dalam film Hang Tuah produksi bersama antara produser Malaysia dan Indonesia, namun produksi film tersebut gagal. Ia kemudian mengisi kekosongan dengan tampil melawak di atas pentas. Penampilan pertamanya dalam film di Indonesia adalah dalam film Radja Karet dari Singapura (1954). Meski karirnya tidak secemerlang di Malaysia, namun ia tetap memilih menetap di Indonesia. Sampai tahun 1984, ia telah menyelesaikan sekitar 20-an film. Tak hanya berperan sebagai pemain, sesekali ia juga menjadi sutradara seperti dalam film Setan Kuburan (1975).
 
Film yang di bintanginya di Indonesia antara lain Bapak Bersalah (1955), Hari Libur (1957), Sesudah Subuh (1958), Desa yang Dilupakan (1960), Pandji Tengkorak (1972), Gitar Tua Oma Irama (1977), Modal Dengkul Kaya Raya (1978), Cubit Cubitan (1979), Goyang Dangdut (1980), Elang Maut (1984), dll.
 
Aktor, sutradara dan komedian Daeng Harris wafat di Jakarta, 12 Desember 1990.
anaknya A. Harris yang juga sutradara film Indonesia

PUTRI HIDJAU / 1961


RADIAL FILM


RELA / 1954

 

1955
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Untuk Processing
Penghargaan: Catatan Istimewa


Ada pria kembar. Suatu ketika si abang diculik dan tak ada kabar. Karena dianggap telah meninggal, si adik merayu pacar abangnya, hingga akhirnya menikah dan punya anak. Tiba-tiba si abang muncul. Karena masih tetap cinta, sementara kekasihnya telah jadi istri adiknya, si abang kembali ke hutan. Di hutan itulah selama ini ia disimpan oleh penculiknya.
GARUDA FILM