Tampilkan postingan dengan label ARIFIN CHAIRIN NOER 1974-1992. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARIFIN CHAIRIN NOER 1974-1992. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Februari 2011

BIBIR MER / 1991

BIBIR MER


Mengisahkan tentang Jodi (Tio Pakusadewo) yang kecewa dengan kekasihnya Maria (Bella Esperance Lee) karena menjajakan bibirnya (pandai merayu) sebagai pelayan sebuah salon sehingga banyak yang antre.

Mbak Yani (Jajang C Noer), pemilik salon yang berusia setengah baya, memiliki hubungan sangat luas di kalangan atas. Ia juga sangat menyayangi Maria. Diam-diam Mbak Yani punya hubungan khusus dengan seorang pengusaha besar, Lukito.

Dengan berjalannya kisah, hubungan antartokoh tadi mulai terbongkar. Di akhir kisah, Maria ternyata adalah anak Mbak Yani dengan Lukito.

P.T. CINTA NUSA BHAKTI FILM

BELLA ESPERANCE LEE
TIO PAKUSADEWO
JAJANG C. NOER
FADLY
IMAM S. WUNGKUL
GALEB HUSEIN

BIARKAN BULAN ITU / 1986

BIARKAN BULAN ITU


Dewi (Marissa Haque) mempunyai persoalan cinta dengan pacar-pacarnya, jatuh dalam dekapan bosnya, Dayan (El Manik) yang juga mempunyai persoalan dengan dirinya sendiri setelah sukses jadi pengusaha. Dokter Dayan mengatakan bahwa umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Tiba-tiba ia merasakan kekosongan dalam rumah tangganya, karena istrinya, Anneke (Rima Melati) mempunyai kesibukan sendiri, dua orang anaknya sekolah di luar negeri dan anak terkecil jarang tidur di rumah,meninggal saat bermain-main rulet Rusia. Dayan dan Dewi seolah mendapatkan saluran kebutuhan. Suasana berubah dengan munculnya Ferico (Ikang Fawzi) bekas teman sekolah Dewi. Ferico telah menceraikan istrinya yang dia kawini karena hamil duluan. Dewi maupun Dayan akhirnya kembali pada pasangannya.

Film ini meraih nominasi pada Festival Film Indonesia 1987 untuk Film, Sutradara, Skenario, Cerita, Pemeran Utama Pria (El Manik), Pemeran Utama Wanita (Marissa Haque), Pemeran Pembantu Wanita (Rima Melati), Editing, Fotografi, Musik, Suara, Artistik.
 P.T. RAPI FILM
 


PETUALANG-PETUALANG / 1978

PETUALANG-PETUALANG

 






Sarah (Christine Hakim) tidak mencintai suaminya kendatipun apapun yang dimintanya dituruti Franky (Cok Simbara) pejaka yang menjadi idaman hatinya. Selain Sarah mencintai Franky di lain pihak kehadiran Sarah dalam kehidupan Franky merupakan cambuk untuk menemukan kebahagian, ketenangan, sensasi dan prestasi. Kebobrokan pun terjadi lebih total dalam tubuh perusahaan besar itu, karena para tokoh pengelolanya saling berbuat untuk kepentingan sendiri. Mereka adalah koruptor-koruptor. Kehadirahn tokoh muda Julius ( Charly Sahetapi) yang berambisi membongkar segala bentuk kecurangan , membuat keadaan menjadi panas. Dan berakhir dengan pupusnya harapan dan insane Sarah dan Franky.
 
Petualang-Petualang adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dibintangi oleh Christine Hakim dan Cok Simbara. Dan jug Arifin sendiri yang bertindak sebagai Director of photofraphy-nya.
 
Film ini tertahan di Badan Sensor selama enam tahun. Film berjudul asli Koruptor-Koruptor ini lolos setelah dipotong tak kurang dari 319 meter, atau sekitar 20 menit. Judul pun harus diganti. Upaya mematikan semua tokoh dalam adegan terakhir juga atas inisiatif Badan Sensor. Saking parahnya pemotongan, kata "Tamat" sampai harus diukir di atas seluloid dengan menggunakan paku. "Ceritanya kacau, editing kacau. Seperti film misbar," kata Jajang Pamuntjak, istri sutradara Arifin C. Noer.
 
News
Petualang-petualang Pemain: Abdul Rahman Saleh, Christine Hakim, Cok Simbara Sutradara: Arifin C. Noer Produksi: PT Jaya Bersaudara Film, 1978
 
Diproduksi PT Jaya Bersaudara Film pada 1978, film yang di-sutradarai Arifin C. Noer ini ber-kisah tentang korupsi besar-besaran, dari korupsi uang, waktu, hingga korupsi moral. "Hanya anjing saja yang tidak korupsi di film ini," ucap Jajang C. Noer, istri mendiang Arifin.
 
Film yang berjudul asli Koruptor-koruptor itu menceritakan sebuah perusahaan yang digerogoti korupsi dari dalam. Salah satu direktur dalam perusahaan itu, Lukman (Abdul Rahman Saleh, sekarang menjadi Jaksa Agung), memiliki istri, Sarah (Christine Hakim), yang berselingkuh de-ngan Franky (Cok Simbara).
 
Dalam rapat tahunan perusaha-an, terjadi aksi saling tuding. Sebagian lantas berkonspirasi ingin melenyapkan kelompok lawan. Ke-jar-kejaran terjadi, ditimpali adeg-an melarikan diri. Di akhir cerita, semua tokoh tewas diberondong peluru. Yang masih hidup hanya si anjing. Dia setia menunggu tuannya pulang. Tuannya sendiri, kasir rendahan di perusahaan itu, ikut tewas bersama para tuan besar koruptor lainnya.

SUCI SANG PRIMADONA / 1977

SUCI SANG PRIMADONA


Suci (Joice Erna) nampak dibuat-buat perilakunya bila berhadapan dengan Oom Kapten (Sukarno M. Noor), pak Dawud (Alam Surawidjaja) dan tuan Condro (Awaluddin). Tiga lelaki inilah tempat Suci, Sang primadona panggung teater rakyat meraih impian tentang kekayaan. Bila berhadapan dengan Eros (Rano Karno) pemuda yang lari dari tekanan orangtuanya, Suci berperilaku wajar, pribadinya menjadi utuh. Namun, hubungan kedua manusia ini menimbulkan impian lain bagi Suci, karena cinta yang tak mungkin dapat diraihnya.

Selain itu Arifin jugalah yang pertama mengenali bakat aktris Joice Erna dan mengangkatnya ke jenjang popularitas lewat film pertamanya Suci Sang Primadona di tahun 1977. Dan Joice Erna sangat bagus memerankan tokoh Suci ini sehingga memenangkan piala Citra sebagai pemeran wanita terbaik di FFI 1978.
 
 Film terlaris IV di Jakarta, 1978, dengan 146.479 penonton, menurut data Perfin.


Film ini cukup bagus, nakal dan lucu. Percampuran yang unik, kaum muda yang di wakili Eros (Rano Karno) sebagai anak minggat, sedangkan para lelaki tua yang mencintai Suci adalah para orang tua yang mungkin sebaya dengan orang tua Eros. Para lelaki bandot yang mencintai Suci dari berbagai karakter yang sering kali jatuh cinta sama penyanyi, pemeran hiburan lainnya. Yaitu dari golongan pedagang elit, pebisnis kampung, hingga kepala preman setempat. Semua jatuh cinta sama Suci dan semua di pacari Suci hanya untuk uang. Dan semua lelaki bandot itu ingin Suci menjadi istri ke 2 mereka. Kesegaran muncul Eros (Rano Karno), bahkan jatuh cinta juga sama Suci, Suci juga begitu tetapi Suci tahu batas usia untuk menjadi istrinya eros. Semua lelaki tidak Suci terima, termasuk Eros.


Yang menarik dari film ini, dihiasi oleh panggung Srimulat, sehingga campur lucu, karena Suci adalah pemeran idola panggung sadiwara ini. Ternyata Judul Suci sang primadona, memiliki arti yang ganda.Suci sebagai nama orang yang menjadi primadona, dan Suci (Kesucian Primadona).
 P.T. GRAMEDIA FILM

JOICE ERNA
RANO KARNO
SUKARNO M. NOOR
AWALUDIN
ALAM SURADWIDJAJA
MENZANO
DORMAN BORISMAN
HADI POERNOMO
KUNTJUNG
GRUP SRIMULAT SURABAYA

FULL MOVIE



RIO ANAKKU / 1973

RIO ANAKKU


Sewaktu berlibur ke desa, Rio (Rano Karno) berkenalan dengan gadis cantik tapi buta, Nunung (Lenny Marlina). Ketika pulang, Rio memaksa agar Nunung ikut serta untuk tinggal bersama dan diangkat anak oleh orang tua Rio. Kesederhanaan dan kebaikan hati Nunung, membuat ibu Rio berusaha untuk menyembuhkan kebutaannya. Sementara itu, Rio menderita penyakit yang membuatnya tak berumur panjang. Sebelum menutup mata, Rio berpesan agar matanya diberikan kepada Nunung, hingga akhirnya Nunung bisa melihat kembali
 
Rio Anakku adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1973 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dibintangi oleh Kusno Sudjarwadi dan Lenny Marlina.
 
Film ini meraih penghargaan Festival Film Indonesia 1974 untuk pemeran utama pria terbaik (Kusno Sudjarwadi) dan pemeran utama wanita terbaik (Lenny Marlina).

SERANGAN FAJAR / 1981

SERANGAN FAJAR


Mengisahkan tentang 3 bagian drama sejarah yang menetukan nasib bangsa Indonesia di tahun 1945, dimana perang telah berakhir dan Indonesia berusaha meraih kemerdekaannya. Kisah ini mengambil tokoh seorang paman dan keponakannya (Temon), dimana kisah ini menceritakan tentang sang paman yang berusaha untuk mendapatkan cinta dari gadis pujaannya sedangkan keponakannya sendiri lebih dalam usahanya dalam menunggu ayahnya yang berprofesi sebagai tentara kembali dari medan peperangan.
 
Film ini dibuat dengan biaya yang banyak sekali saat itu. Dengan maksud mengawetkan sejarah, pihak pemerintah membuat film ini melalui PPFN (Pusat Produksi Film Negara). Saat Usamr Ismail membuat film Enam Jam Di Jogja, juga Franky Rorimpandey dalam Wolter Monginsidi tidak memakai dana pemerintah.
 
Film Arifin ini yang patut di puji adalah terdiri dari 4 episode. Masing-masing peristiwa bendera di gedung Agung, pertempuran Kota Baru, Penyerbuan lapangan terbang Maguwo, dan Serangan Fajar atas kota-kota yang diduduki Belanda. Empat episode ini terjadi di awal revolusi.
 
Penyobekan bendera Belanda. Pertempuran Kota Baru adalah pertempuran antara pemuda Jogjakarta yang dipimpin oleh Suharto (presiden RI), melawan Jepang yang enggan menyerahkan senjata mereka. Dengan senjata itu mereka menyerbu lapangan terbang Maguwo yang masih di duduki Jepang. Sitaan pesawat di bandara itu diserahkan pada penerbangan Adisucipto. Dengan pesawat itu pemuda AURI menyerang kota SEmarang, Salatiga dan Ambarawa yang masih dikuasi Belanda.Untuk merangkai 4 cerita ini Arifin memakai anak kecil yang bernama Temon. Temon adalah anak tunggal keluarga miskin yang ayahnya dibunuh Jepang. Lewat Temon inilah penonton berkenalan dengan tokoh yang lainnya, salah satunya Romo (Atmoroso Katamsi), seorang bangsawan yang berubah sosial akibat revolusi. Penonton berkenalan dengan tokoh Romo akibat Ragil, paman Temon. yang bekerja sebagai jongos keluarga Romo. Revolusi memecahkan keluarga romo dalam dua golongan. Golongan yang sadar akan perubahan jaman, dipimpin oleh Romo disertai dua anaknya,Danur yang ikut gerlia dan Danur yang mencintai Ragil, bekas pembantunya.Golongan yang menentang perubahan dipimpin istri Romo, disertai oleh Darun salah satu putri keluarga bangsawan tersebut. Ibu dan Darun menentang pacaran Sito dan Ragil. Dan romo berkata: "Saat ini kkita sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang abdi dan mana yang ndoro." Sedangkan Danur bermohon agar tidak lagi dipanggil Den (Raden).Arifin menjelaskan tokoh ibu agar konflik keluarga ini tidak sederhana, dan ternyata ibu dari kalangan rendah, dan menjadi bangsawan karena perkawinan dengan Romo. Oleh karebna itu ibu tidak suka Sito kawin dengan Ragil yang akan menurunkan statusnya ke awqal sebagai wanita rendahan. Dan cara yang ditempuh ibu adalah mengusir Ragil, dan menyakitkan hati Danur, hingga ia akhirnya meninggalkan rumahnya dan bergabung dengan para pejuang.
 
SERANGAN FAJAR Pemain: Antonius Yacobus, Dani Marsuni, Amoroso Katamsi, Suwastinah, Suparmi, Nunuk, Chaerul Umam, Skenario & Sutradara: Arifin C. Noor. Film ini memberi kesan lain dari kebanyakan film Indonesia, terutama dari segi sinefotografinya. Sebagian besar adegan terpampang dalam warna tunggal kehijauan atau kecokelatan -- seakan kita membalik kembali album lama. Ini memang kisah masa lalu -- masa perang kemerdekaan -- dan dalam hal itu ide dan emosi berpaut bagus dengan teknik. Agak sayang film ini mengalami kesulitan bercerita. Kisahnya terdiri dari tiga lapis. Lapis pertama kisah bocah Temon, saksi dalam masa yang bergolak hebat. Lapis kedua kisah keluarga (Amoroso Katamsi), para ningrat yang kena angin perubahan di masa republik ditempa. Lapis ketiga sebuah kisah resmi: bagaimana pelbagai angkatan bersenjata tumbuh dan bergerak, dengan tokoh sentral pemuda yang kini jadi Presiden Soeharto. 

KETIKA lapis itu dicoba dipertautkan oleh Arifin, tapi tidak luluh benar. Keberaniannya bereksperimen memang bisa menyebabkan kita berdecakk-ck-ck, tapi sebuah "propaganda patriotisme," seperti dikatakan sendiri oleh sutradaranya tentang film ini, akan lebih menggugah jika penonton tidak disibukkan menyesuaikan diri dengan eksperimen itu. Termasuk eksperimen untuk berkisah dengan cara wayang: ada gunungan, ada goro-goro, bahkan ada semacam suluk. Toh Arifin tetap menunjukkan keunggulannya sebagai sutradara yang lama berpengalaman dengan para pemain pentas: dia bisa membikin seorang yang hampir nol menjadi tujuh angkanya dalam memainkan peran. Terbukti dari permainan Dani Marsuni sebagai Temon, yang baru pertama kali itu berhadapan dengan kamera. Dani berperan dengan mantap, mengimbangi Suparmi yang melakonkan tokoh Mbah, seorang pemain dari dunia ketoprak. Dan Amoroso Katamsi yang berperan amat meyakinkan sebagai tokoh ningrat. Keduanya, Suparmi dan Amoroso Katamsi, tepat dipilih sebagai pemeran pembantu pria dan wanita terbaik tahun ini

Senin, 31 Januari 2011

TAKSI / 1990

TAKSI


Taksi menceritakan tentang “Desi” (Meriam Bellina), seorang wanita cantik, yang meninggalkan bayinya di dalam taksi yang dikendarai oleh “Giyon” (Rano Karno). Setelah berusaha menberika informasi kepada wartawan untuk menemukan keberadaan Desi, lalu dia membawa bayi itu pulang. Dia lambat laun menjadi terkenal karena budi baiknya dan akhirnya dapat menemukan Desi, yang menjadi penyanyi di kota besar. Akan tetapi semuanya menjadi runyam ketika surat kabar memebritakan bahwa bayi tersebut adalah hasil hubungan gelap antara “Giyon” dan Desi.

Yang paling penting dari film ini adalah, ini film terbaik dalam FFI terakhir yang akhirnya FFI fakum sama sekali tidak diadakan. Penyebabnya adalah banjirnya film import Hollywood ke Indonesia. Konon ini adalah kesalahan bargening pemerintah kita yang ingin mengexport textil ke Amerika, tetapi Amerika menginginkan juga Filmnya harus export ke Indonesia sebanyak mungkin sebagai tukar guling dagang. Lalu banjirlah film Hollywood tanpa terkontrol sama sekali. Lalu munculhan monopoli dagang film Import di Indonesia, dan juga monopoli bioskop yang sekarang dikenal dengan 21/subentra Group. Sehingga produser semakin sulit buat film, memngingat biaya beli film Inport jauh lebih murah dan menguntungkan dari pada bikin film sendiri, dan belum tentu laku.


Dibukanya keran import film Amerika sebesar mungkin mengakibatkan film Indonesia mati, hal ini juga terjadi di negara-negara lainnya, termasuk Prancis. Tetapi Prancis masih diperhatikan pemerintahnya. Sedangkan di Indonesia justru pemerintahnya bersama importir film dan pengusaha bioskop group bersengkongkol berbisnis yang menguntungkan ini. Munculnya bioskop 21/Subentra Group menghancurkan satu-persatu bioskop lokal yang non 21 group karena tidak adanya film yang diputar. Sedangkan film import sudah dikuasai oleh importing film lokal (monopoli dagang).

Satu persatu hancul, film hancur, bioskop lokal hancur, perusahaan film lokal hancur, hingga ke laboratorium film negara hancur, departemenya hancur juga. Sedang pekerja filmnya, semua lari ke TV semua yang saat itu RCTI Tv swasta pertama sedang membutuhkan karyawan baik in house maupun yang bukan untyuk program sinetronnya. Maka orang film pindah ke sinetron. PH berubah jadi sinetron dan sebagainya. Lalu muncul SCTV, dan seterusnya.


Sampai-sampai FFI pun ikut hancur, karena tidak ada film yang layak untuk di perlombakan. Mengingat saat itu masih ada juga yang membuat film tentang sex-sex yang cuma mendapat pasar di bioskop lokal dan akhirnya bioskop lokal mati, film sex

P.T. RAVIMAN FILM

MERIAM BELLINA
RANO KARNO
NANI WIDJAJA
CHARLIE SAHETAPY
DORMAN BORISMAN
HENKY SOLAIMAN


Arifen C.Noer & Rano Karno di lokasi