Film Indonesia tidak hanya action-horor-mistik dan sex saja yang beredar di International, termasuk juga film silatnya yang meniru Film Hongkong. Beberapa film Indonesia banyak meniru adegan action dari Hollywood, dan tidak ketinggalan juga film dari Hongkong/kungfu yang banyak mengambil adaptasi cerita dari buku/komik silat Cina.
Begitu juga Bollywood yang ditiru, salah satunya banyaknya adegan menyanyi versi India di dalam film Indonesia saat itu. Jadi 3 titik, Hong-Kong (Cina), Bollywood dan Hollywood. Beberapa film penggantian judul yang sangat banyak, bahkan sangat berbeda dengan judul asli dalam bahasa Indonesianya. Bahkan mereka berani memakai artis asing seperti dari Amerika, Australia, bahkan Hongkong dan India untuk main film Indonesia dan shoting di Indonesia. Dan untuk menyiasati dipakai nama sutradara asing juga yang akan digandengkan dengan nama sutradara Indonesia. Hal ini untuk menguatkan orang Indonesia, film asing/sutradara asing dan pemain asing lebih baik. Tetapi untuk hal pajak, nama sutradara Indonesia yang dipakai. Hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1920'an hingga 1930'an. Alasan memakai artis asing adalah daya tarik penonton, dan juga beberapa adegan yang tidak bisa dilakukan dengan pemain lokal, contoh Olive Young asal Cina yang berani main adegan buka-bukaan pada film tahun 1930'an.
Adegan action yang tidak bisa dilakukan oleh orang Indonesia, dan juga silat/kungfu. Dalam Bahasa Inggrisnya Invincible Monkey Fist, produksi Cinerama. Monekey fist king chen kwan tai sets sail for the island of Bali in serch of his uncles killer, the black monster a top silat masters obsessed on becoming. The most feared fighter in the landnon his way Chen Kwan Tai runs into Billy Chong himself out for revenge after black monster wiped out his clan together. They wipe out time whole for black monsters silat fighters now. The stage is set for the monkey fist vs black monster.s exotic silat style. Ketua Perguruan Elang Sakti hendak merayakan ulang tahun dan telah mengeluarkan undangan ke perkumpulan silat di berbagai penjuru. Anehnya, sampai saatnya tiba tak ada seorangpun yang muncul. Yang datang adalah Iblis Hitam (Kies Slamet), musuh yang tiba-tiba menyerang dan menewaskan sang Ketua. Adhidarma (Willy Dozan), putranya, berhasil meloloskan diri dan lalu mendapat gemblengan seorang guru tua. Adhidarma kemudian turun gunung untuk membalas dendam. Mula-mula dengan menyamar dan menolong penduduk dari kekejaman musuhnya. Bersamaan dengan itu datang pula Wong Lee (Chen Kuan Tai) untuk mencari ayahnya yang sudah lama tak pulang karena menghadiri pesta ulang tahun Ketua Elang Sakti tadi. Adhidarma dang Wong Lee kemudian bahu-membahu mengalahkan musuh bersama. Sebuah adaptasi total dari film silat Hongkong, baik dalam cerita, juru silat, maupun "seting" seperti penginapan plus restoran. Chen Kuan Tai adalah pemain film Hongkong. Willy Dozan sendiri adalah warga Indonesia yang main film di Hongkong.
P.T. CINERAMA FILM
JUNI ARCAN TOTO SUGIANTO BILLY CHONG CHEN KUAN TAI KIES SLAMET DHARMONO |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar