Menampilkan Om PSP adalah singkatan dari Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromaks, grup beberapa mahasiswa UI yang bermain musik untuk bercanda. Seluruh anggotanya juga bermain dalam film ini.
Film ini sangat bagus sekali, dan tentunya dibalut dengan komedi karena dinilai kelakuan orang-orang sinting yang lucu. Moral hidup di kota Jakarta yang besar ini menjadikan banyaknya orang-orang ketergangguan jiwa. Saya pernah shooting dokumentar (untuk asing) di yayasan pengobatan orang gila, saya tinggal di sana 10 hari, dan setiap saya shooting mereka, pikiran saya banyak teringat adegan-adegan dalam film ini. Bagaimana bisa film ini begitu persis dengan keadaan sesungguhnya, luar biasa. Paling perbedaannya hanya di kebersihannya saja. Sudah tentu orang gila tidak bisa kencing dan berak teratur di tempatnya. Pastilah ini tidak muncul di dalam film ini. Tapi semakin paham saya apa dan siapa mereka itu, dan ternyata saya sangat kagum pada mereka. Hanya mereka lah manusia super yang bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang normal. Sampai saya berfikir, apa sudah ada orang yang gila shoting di dalam yayasan ini atau di RSJ. Tapi ini film yang bagus, disaat group PSP ini sangat ngetop.
James (James Lapian), anak tunggal janda Marni (Marlia Hardi) yang miskin, bermimpi dapat lotre Rp 120 juta. Ia marah ketika dibangunkan ibunya dan disuruh mencari kerja. Keluar-masuk kantor tak dapat kerja, ia melamun di taman dan bisa menurunkan emas dari tugu Monas. Dengan harta itu ia mendirikan PT Siluman Kontraktor dengan sekretaris Dewi (Farah Meuthia) yang merangkap pacarnya. Tengah asyik pacaran ia dibangunkan polisi yang sedang mengadakan razia kartu penduduk. Karena dianggap sinting, maka ia dimasukkan rumah sakit jiwa. Di sini ia selalu membuat gaduh dan onar. Bagian terbesar film digunakan untuk mengeksploitasi kesintingan di rumah sakit ini. James akhirnya melarikan diri.
Film ini sangat bagus sekali, dan tentunya dibalut dengan komedi karena dinilai kelakuan orang-orang sinting yang lucu. Moral hidup di kota Jakarta yang besar ini menjadikan banyaknya orang-orang ketergangguan jiwa. Saya pernah shooting dokumentar (untuk asing) di yayasan pengobatan orang gila, saya tinggal di sana 10 hari, dan setiap saya shooting mereka, pikiran saya banyak teringat adegan-adegan dalam film ini. Bagaimana bisa film ini begitu persis dengan keadaan sesungguhnya, luar biasa. Paling perbedaannya hanya di kebersihannya saja. Sudah tentu orang gila tidak bisa kencing dan berak teratur di tempatnya. Pastilah ini tidak muncul di dalam film ini. Tapi semakin paham saya apa dan siapa mereka itu, dan ternyata saya sangat kagum pada mereka. Hanya mereka lah manusia super yang bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang normal. Sampai saya berfikir, apa sudah ada orang yang gila shoting di dalam yayasan ini atau di RSJ. Tapi ini film yang bagus, disaat group PSP ini sangat ngetop.
James (James Lapian), anak tunggal janda Marni (Marlia Hardi) yang miskin, bermimpi dapat lotre Rp 120 juta. Ia marah ketika dibangunkan ibunya dan disuruh mencari kerja. Keluar-masuk kantor tak dapat kerja, ia melamun di taman dan bisa menurunkan emas dari tugu Monas. Dengan harta itu ia mendirikan PT Siluman Kontraktor dengan sekretaris Dewi (Farah Meuthia) yang merangkap pacarnya. Tengah asyik pacaran ia dibangunkan polisi yang sedang mengadakan razia kartu penduduk. Karena dianggap sinting, maka ia dimasukkan rumah sakit jiwa. Di sini ia selalu membuat gaduh dan onar. Bagian terbesar film digunakan untuk mengeksploitasi kesintingan di rumah sakit ini. James akhirnya melarikan diri.
P.T. BOLA DUNIA FILM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar