Senin, 24 Januari 2011

M. ABNAR ROMLIM / ABNAR ROMLI 1973-1992



M. Abnar Romli, M.Abunawar Romli
Lahir di Slawi, 13 Maret 1943. Pendidikan Pesantren Seblak Jomblang. sebelum memasuki dunia film, Abnar giat dalam sandiwara amatir. Ia masuk film pada tahun 1970, mula-mula sebagai pencatat merangkap tukang klep. Tahun 1971 ia mulai merangkap pembantu sutradara, kemudian menjadi sutradara penuh sejak tahun 1974.

01 Februari 1975
Gerilya si odin

M Abnar Romli kelahiran Pakembaran, Slawi-Tegal, 1943. Ia pernah menulis untuk majalah sastra Horison dan dapat penghargaan. Ia mengaku bahwa dalam menulis OYT hanya mementingkan segi historisnya dan bukan politisnya. Toh sebagai pengarang yang baru tumbuh, dengan pelarangan itu cukup dibikin kecewa. "Kerugian materiil tidak saya perhitunglah. Tapi dari sudut mobil saya terpukul hebat. Apalagi buku itu saya susun selama berbulan-bulan", keluhnya. Sejak kecil, begitu tuturnya, ibunya biasa mendongeng, dan sejak umur di tahun sudah mulai membaca buku-buku pemberian kakaknya. Anak yang sejak di kampung suka main ketoprak dan wayang ini sekarang tertarik pada dunia perfilman. Sejak 1971 bekerja di PT Agora Film, dua tahun kemudian pindah ke PT Suptan Film dan menjadi asisten sutradara film Pat Gulipat. Sekalipun beberapa film yang ditanganinya kemudian boleh dikata belum bisa dinilai, namun kariernya naik ketika ia menyutradarai film-film Dimadu, Setitik Noda dan Batas Impian. Meskipun cukup sibuk mengurusi film, toh menurut pengakuan Abnar, ia masih suka menulis. Adapun cerita dalam buku OYT sebenarnya sederhana saja. Adalah seorang anak lelaki, Odin namanya. Kampung halamannya dibumi-hanguskan oleh Belanda. Ibu dan kakak perempuannya nanti tertimbun reruntuhan rumah sedang ayahnya gugur tertembak Belanda. Kini tinggallah Odin yang baru saja pulang dari rumah pamannya di kota bersama Uak Leman. Sang Uak inilah - yang kemudian menjadi ayah angkat Odin -- berhasil menanamkan semangat berjuang dalam dadanya. Suatu ketika lima orang gerilyawan mendapat luka-luka dalam sebuah pertempuran dekat kampung mereka dan ditolong oleh penduduk di rumah Uak Leman. Berdua, Odin dan Leman mencari dokter ke kota. Di sana Odin bertemu Warjiman, abang iparnya, yang menjadi pengkhianat dengan bekerjasama dengan kapten Smoukill yang kebetulan dirawat di rumah sakit. Setelah belajar menembak dari seorang gerilyawan, tanpa setahu siapa pun Odin kembali ke kota dan berhasil memaksa si kallen Belanda keluar dari bangsal rumah sakit lalu menembaknya. Waljiman yang melihat semua adegan itu ternyata tak berdaya. Tiba-tiba ia muncul dari persembunyian dan menyapa adik iparnya. Tapi Odin sudah mencapnya sebagai pengkhianat dan pengecut. Pendapat perlakuan semacam itu. Warjiman jadi beringas. Menghajar Odin? Tidak. Ia malah lari, tapi tak dijelaskan kemana. Esok harinya terdengar letusan pistol. Seseorang tertelungkup tanpa nyawa. Warjiman ditembus peluru Belanda.


JAMPANG1989M. ABNAR ROMLI
Director
BATAS IMPIAN 1974 M. ABNAR ROMLI
Director
BOSS BAGIO DALAM GEMBONG IBUKOTA 1976 M. ABNAR ROMLI
Director
KAMANDAKA 1991 M. ABNAR ROMLI
Director
DONAT PAHLAWAN PANDIR 1977 M. ABNAR ROMLI
Director
PENCULIKAN PENGANTIN 1983 M. ABNAR ROMLI
Director
PANCASONA 1989 M. ABNAR ROMLI
Director
BABAD TANAH LELUHUR I 1990 M. ABNAR ROMLI
Director
JERITAN MALAM 1981 M. ABNAR ROMLI
Director
TARZAN PENUNGGU HARTA KARUN 1990 M. ABNAR ROMLI
Director
SILUMAN KERA 1988 M. ABNAR ROMLI
Director
ORANG-ORANG LAUT 1980 M. ABNAR ROMLI
Director
NUANSA GADIS SUCI 1992 M. ABNAR ROMLI
Director
DIMADU 1973 M. ABNAR ROMLI
Director
SETITIK NODA 1974 M. ABNAR ROMLI
Director

1 komentar:

  1. Terima kasih banyak hj Romli..dari jemaah 4 bulan Sulawesi Selatan

    BalasHapus