Tampilkan postingan dengan label NAWI ISMAIL 1951-1986. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NAWI ISMAIL 1951-1986. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Januari 2011

ZAMAN EDAN / 1978




Drs. Abdul Jalal (Jalal) adalah seorang guru teladan di sebuah sekolah SMA. Karena gajinya sangat kecil, istrinya terpaksa harus bekerja pula sebagai sekretaris dengan gaji yang lebih lumayan. Karena keduanya bekerja, anaknya menjadi kurang terurus dan berkali-kali menderita sakit. Keputusan kemudian diambil, Jalal memilih mengurus anak dan rumah tangga. Ia belanja, memasak mencuci, mengurus anak, dan sebagainya. Kemudian, datang tawaran kepada Jalal untuk bekerja di PT Tujuh Keliling sebagai komisaris dengan gaji yang memadai. Ternyata perusahaan itu milik komplotan penipu. Ia sempat jadi korban. Dengan kejadian itu Jalal menderita syok dan memeriksakan kesehatannya. Ketika air seninya diperiksa, ia kaget, karena dinyatakan hamil. Ternyata kekeliruan terjadi di rumahnya sendiri. Ketika istrinya menumpahkan air seni suaminya dan diganti dengan air seni istrinya. Pada saat pertengkaran suami-istri sedang memuncak, datanglah pesuruh sekolah yang membawa surat berisi pengangkatan Jalal menjadi kepala sekolah dengan gaji yang memadai. Istrinya pun gembira dan kembali mengurus rumah tangganya di rumah.

P.T. GARUDA FILM

SI AYUB DARI TELUK NAGA / 1979



Ayub (Pangky Suwito) berhasil mengalahkan jagoan kampung yang sedang mengamuk, hingga mendapat nama. Kemudian diceritakanlah latar belakangnya. Ia yatim piatu dan hidup pada seorang Cina, yang tidak hanya mengajarkan hidup yang tak bermusuhan, tapi juga silat. Ketika orang tua angkatnya itu pulang ke negeri leluhur, ia dititipkan pada Haji Kosim (Husin Lubis). Di sini ia belajar lagi bela diri. Ketika Haji Kosim meninggal, Ayub lalu tinggal berdua saja dengan Nenek Nimah (Marlia Hardi), orang tua Haji Kosim. Masalah timbul saat seorang tuan tanah mengincar tanah Nimah. Dengan laporan palsu Nimah ditahan. Ayub datang minta menjadi ganti. Sang tuan tanah tetap memaksa jual-beli, bahkan membunuh Nimah, dan ia dituduh hendak memberontak kompeni. Ayub berhasil lolos dari penjara berkat bantuan pacarnya, Rogayah (Yatie Octavia) dan lalu membuat perhitungan dengan musuh-musuhnya.
P.T. BUDIMAN PERMAI FILM

GE...ER GEDE RASA / 1980

GE...ER
GEDE RASA


 
Film terlaris V di Jakarta, 1981, dengan 221.505 penonton, menurut data Perfin.
Ibu Sanwani (Rahayu Effendi) terlalu ambisius, bahkan ia ingin memaksakan kehendaknya terhadap anak-anaknya sendiri. Sanwani (Kasino), direktur perusahaan, dalam waktu tiga bulan "dipaksa" untuk menikah. Dan putrinya, Pratiwi (Ita Mustafa) ingin dijodohkan dengan Paijo (Indro), teman Sanwani. Perkawinan Sanwani harus diundur satu tahun gara-gara sakit kelamin. Bersama dengan Slamet (Dono), Sanwani tiap hari harus disuntik oleh Poltak (Dorman Borisman), mantri suntik.

P.T. NUGRAHA MAS FILM

WARKOP PRAMBORS
ITA MUSTAFA
RAHAYU EFFENDI
M. PANDJI ANOM
EDDY GOMBLOH
MUSTAFA
DORMAN BORISMAN

ORANG-ORANG SINTING / 1981



Menampilkan Om PSP adalah singkatan dari Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromaks, grup beberapa mahasiswa UI yang bermain musik untuk bercanda. Seluruh anggotanya juga bermain dalam film ini.

Film ini sangat bagus sekali, dan tentunya dibalut dengan komedi karena dinilai kelakuan orang-orang sinting yang lucu. Moral hidup di kota Jakarta yang besar ini menjadikan banyaknya orang-orang ketergangguan jiwa. Saya pernah shooting dokumentar (untuk asing) di yayasan pengobatan orang gila, saya tinggal di sana 10 hari, dan setiap saya shooting mereka, pikiran saya banyak teringat adegan-adegan dalam film ini. Bagaimana bisa film ini begitu persis dengan keadaan sesungguhnya, luar biasa. Paling perbedaannya hanya di kebersihannya saja. Sudah tentu orang gila tidak bisa kencing dan berak teratur di tempatnya. Pastilah ini tidak muncul di dalam film ini. Tapi semakin paham saya apa dan siapa mereka itu, dan ternyata saya sangat kagum pada mereka. Hanya mereka lah manusia super yang bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang normal. Sampai saya berfikir, apa sudah ada orang yang gila shoting di dalam yayasan ini atau di RSJ. Tapi ini film yang bagus, disaat group PSP ini sangat ngetop.

James (James Lapian), anak tunggal janda Marni (Marlia Hardi) yang miskin, bermimpi dapat lotre Rp 120 juta. Ia marah ketika dibangunkan ibunya dan disuruh mencari kerja. Keluar-masuk kantor tak dapat kerja, ia melamun di taman dan bisa menurunkan emas dari tugu Monas. Dengan harta itu ia mendirikan PT Siluman Kontraktor dengan sekretaris Dewi (Farah Meuthia) yang merangkap pacarnya. Tengah asyik pacaran ia dibangunkan polisi yang sedang mengadakan razia kartu penduduk. Karena dianggap sinting, maka ia dimasukkan rumah sakit jiwa. Di sini ia selalu membuat gaduh dan onar. Bagian terbesar film digunakan untuk mengeksploitasi kesintingan di rumah sakit ini. James akhirnya melarikan diri.

P.T. BOLA DUNIA FILM

DEMAM TARI / 1985

DEMAM TARI


Penampilan Reoginaldo Panggabean adalah juara breakdance Piala Menpora. Juga tampil penari-penari dari Amerika Serikat.

Vera (Ciska Caecilia) dan kawan-kawan baru saja memenangkan lomba tari kejang. Hal itu membuat Bobby (Reoginaldo Panggabean) yang jadi guru dan lebih jago, merasa dongkol. Apalagi murid-muridnya yang harus membayar bila berlatih bersama Bobby, pindah ke grup Vera yang berlatih gratis dan dilatih guru dari Amerika. Salah satu anggota Vera harus pulang ke Medan karena ibunya dioperasi. Vera dkk lalu ngamen dengan tari kejangnya.

Bobby dkk yang iri, lalu membuat ulah, hingga uang hasil ngamen itu bisa dicuri dan dibagi ramai-ramai. Vera mendatangi Bobby agar mengembalikan uang dengan ancaman mengadukan pada orang tuanya. Bobby menjual peralatan komunikasinya, mengembalikan uang, dan bergabung dengan grup Vera. Mereka mengadakan pertunjukan bersama. Dari pertunjukan itu seorang produser film mengontrak mereka. Kisah ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari film ini. Sebagian besarnya berisi tari kejang sendiri, baik dalam bentuk latihan maupun pertunjukan.

MEMBLE TAPI KECE / 1986




Mirja (Jaja Mihardja) yang sering nongkrong di depan televisi umum kelurahan, jadi sering mengkhayal. Ia ingin jadi penyanyi tenar seperti yang dilihatnya di televisi. Maka bermimpilah ia rekaman bersama Hetty Koes Endang. Mimpi berikutinya adalah ditabrak mobil gadis cantik, Dra. Ayuningsih (Emilia Contessa). Akibatnya ia jatuh cinta. Karena ditolak, ia lalu mendatangi seorang dukun. Resepnya: semedi di kuburan perawan yang mati di malam Jumat Kliwon. Gagal. Lalu disuruh mencuri 21 pasang celana dalam dan kutang wanita. Maka Mirja melakukan aksi jambretnya. Sial. Seekor anjing menghadang. Mirja lari, tapi tertangkap massa rakyat. Ia digiring ke kantor polisi dan ditahan. Di situ ia kena "aniaya" rekan setahanan yang samar-samar seperti ibunya. Ibunya inilah yang menyiram air hingga Mirja bangun dan berkesimpulan: terimalah apa adanya.

P.T HARGULIN FILM

JAJA MIHARDJA
WOLLY SUTINAH
EMILIA CONTESSA
M. PANDJI ANOM
MANSYUR SYAHDAN
DOYOK SUDARMADJI
SITI
URIP ARPHAN
HETTY KOES ENDANG
ALI NURDIN
RONALD KANSIL
YONA KAMARULLAH

ENAK BENAR JADI JUTAWAN / 1982



Cholik hidup sebatang kara dan terpaksa mengarungi kehidupan di Jakarta dengan kerja keras. Ia bersahabat dengan Ujang, tukang warung, Ron Ron, tukang minyak, dan Darus, tukang rokok. Cholik sebenarnya adalah keponakan orang kaya, Raden Mas Anggorodimurko, yang terpisah sejak Cholik masih kecil. Ketika kemudian jutawan itu sakit-sakitan dan merasa ajalnya hampir tiba, ia memanggil notaris dan bermaksud mewariskan seluruh kekayaannya kepada Cholik. Notaris kemudian memasang pengumuman di koran, mencari Cholik sebagai pewaris. Cholik mendadak jadi jutawan. Banyak godaan ternyata sebagai orang kaya. Diperlukan keberanian untuk melawan setan gadungan.

P.T. BOLA DUNIA FILM

WAROK SINGO KOBRA / 1982



Adaptasi dari repertoar populer ketoprak yang biasanya berjudul "Suminten Edan" atau "Warong Suro Menggolo"

Kadipaten Trenggalek tak pernah aman. Kerusuhan bersumber dari ulah Warok Guno Seco (Kusno Sudjarwadi). Untuk mengatasinya, sesepuh kabupaten menyarankan agar putra tunggal bupati, Subroto (Harry Capri), dikawinkan dengan Suminten (Hanna Wijaya), anak Guno Seco. Begitu surat lamaran disampaikan, Guno langsung memerintahkan anak buahnya supaya tidak lagi merampok. Tapi, soal belum selesai. Subroto menolak usul ayahnya. Ia pergi dari kabupaten dan sempat memergoki Warsiah (Eva Arnaz) yang sedang diperkosa Gento (Jeffry Sani), anak buah Guno. Subroto turun tangan. Perkosaan terhindar. Apalagi ayah Warsiah, Warok Suro Menggolo (Dicky Zulkarnaen), datang membantu.

Subroto jatuh cinta pada Warsiah dan membawanya ke kadipaten. Guno marah, apalagi Suminten jadi gila karena gagal kawin dengan Subroto. Kadipaten di"sirep", hingga ia leluasa masuk dan menggorok leher Warsiah. Beruntung Suro Menggolo cepat datang dan memulihkan Warsiah. Suro lalu menantang duel Guno. Guno kalah, tapi ia menantang duel lagi 40 hari kemudian. Guno bertapa dan dapat kesaktian baru. Suro juga bertapa di tepi pantai bersama Warsiah dan Subroto. Sebuah pecut sakti datang dari laut, tapi ia tak boleh membunuh. Maka pecut diserahkan pada Warsiah sesuai petunjuk gaib, dan menyalurkan tenaga dalamnya pada Subroto dan Warsiah yang berhasil menghabisi Guno.

Melihat peristiwa ini, Gento lalu mengadu pada Warok Singo Kobra (Dicky Zulkarnaen), yang punya jimat Wesi Kuning. Bujukan berhasil. Singo menantang Suro, yang khawatir akan jimatnya itu. Suro menggunakan siasat. Subroto yang ganteng disuruh merayu Singo, yang senang "gemblak". Jimat berhasil dicuri. Tanpa jimat, Subroto dan pecut Warsiah berhasil menghabisinya.


P.T. PARKIT FILM