1992
Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia
Kategori: Penata Kamera Terpuji Penghargaan: Penghargaan Terpuji Pada film: Lagu untuk Seruni
1991
Pemenang di Festival Film Bandung, Indonesia
Kategori: Fotografi Penghargaan: Penghargaan Terpuji Pada film: Langitku Rumahku
1990
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Penata Fotografi Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Langitku Rumahku
Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Penata Fotografi Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Langitku Rumahku
1986
Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Opera Jakarta
1984
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Budak Nafsu (Fatima)
1983
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: R.A. Kartini
Sempat diajari oleh Pak Tom (panggilan Akrab). Satu keinginan dia yang tidak tercapai ketika ia meninggal juga, yaitu ingin membuat buku tentang Cinematography. Ia hanya berhasil membuat buku diklat tentang Cinematography untuk kuliah saja, yang dimana hanya sedikit masukan dan pemikiran kreatif dia di dalam buku itu. Namnya saja buku diklat kuliah, berarti buku itu berisikan sejumlah teori dasar tentang cinematography dari dasar-dasar yang sudah ada. Sejumlah teori dasar dari international di translatekan dan ditulis ulang dengan bahasa dia agar mahasiswanya mengerti atau mudah dimengerti. BUku itu sangat dasar sekali dari tehnik cinematography yaitu gambar yang bergerak, beberapa sejarah penemuannya. Dan lalu ada sejumlah dasar lighting yang dihubungkan dengan style dan gaya lighting seperti Rembrant dan Carasturo.
Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia
Kategori: Penata Kamera Terpuji Penghargaan: Penghargaan Terpuji Pada film: Lagu untuk Seruni
1991
Pemenang di Festival Film Bandung, Indonesia
Kategori: Fotografi Penghargaan: Penghargaan Terpuji Pada film: Langitku Rumahku
1990
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Penata Fotografi Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Langitku Rumahku
Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Penata Fotografi Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Langitku Rumahku
1986
Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Opera Jakarta
1984
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: Budak Nafsu (Fatima)
1983
Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
Kategori: Tata Kamera Terbaik Penghargaan: Piala Citra Pada film: R.A. Kartini
Sempat diajari oleh Pak Tom (panggilan Akrab). Satu keinginan dia yang tidak tercapai ketika ia meninggal juga, yaitu ingin membuat buku tentang Cinematography. Ia hanya berhasil membuat buku diklat tentang Cinematography untuk kuliah saja, yang dimana hanya sedikit masukan dan pemikiran kreatif dia di dalam buku itu. Namnya saja buku diklat kuliah, berarti buku itu berisikan sejumlah teori dasar tentang cinematography dari dasar-dasar yang sudah ada. Sejumlah teori dasar dari international di translatekan dan ditulis ulang dengan bahasa dia agar mahasiswanya mengerti atau mudah dimengerti. BUku itu sangat dasar sekali dari tehnik cinematography yaitu gambar yang bergerak, beberapa sejarah penemuannya. Dan lalu ada sejumlah dasar lighting yang dihubungkan dengan style dan gaya lighting seperti Rembrant dan Carasturo.
Dasarnya ia ingin sekali membuat buku cinematography berdasarkan pengalaman dia selama menjadi cinematographer. Film terakhir yang dia tangani dengan kamera 16mm adalah SuroBuldok Slamet Rahardjo untuk serial TV. Dan setelah itu menggarap serial TV Indosiar dengan judul Jendral Besar Sudirman. Tetapi Pak Tom membuatnya dengan kamera video Betacam. Tetapi tetap baik gambarnya.
Sudah pasti bakal seru bila buku itu berhasil dibuatnya. Tetapi sayang ajal lebih cepat menjemputnya. Dia juga banyak belajar dari FES.Tarigan MA..
Dibalik Film Opera Jakarta Dir Sjuman Djaya
Film ini sangat baik, tetapi terlalu panjang. Tapi banyak shot-shot yang sulit sekali untuk dibuat. Terutama banyaknya shot yang ada di dalam mobil. Ini baik sekali. Saya tidak bisa bayangkan seperti apa sulitnya shoting mereka. Gambarnya juga mendukung mana desa dan mana kota, pergerakan kamera juga baik. Tidak bisa bayangkan seperti apa saat film itu diputar di bioskop yang menggunakan projecktor kuno saat itu. Saya menontonya di projektor yang sudah canggih (milik 21) yang berarti sudah maju, lensanya juga sudah baik. Dan gambar itu baik sekali saya lihat.
Film ini sangat baik, tetapi terlalu panjang. Tapi banyak shot-shot yang sulit sekali untuk dibuat. Terutama banyaknya shot yang ada di dalam mobil. Ini baik sekali. Saya tidak bisa bayangkan seperti apa sulitnya shoting mereka. Gambarnya juga mendukung mana desa dan mana kota, pergerakan kamera juga baik. Tidak bisa bayangkan seperti apa saat film itu diputar di bioskop yang menggunakan projecktor kuno saat itu. Saya menontonya di projektor yang sudah canggih (milik 21) yang berarti sudah maju, lensanya juga sudah baik. Dan gambar itu baik sekali saya lihat.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 23 Juni 1926. Pendidikannya di tempuh di SMA (1951), lalu Pendidikan Ahli Film (PFN-UNESCO, 1951-1952). Di awal kemerdekaan (1945 – 1950), Ia bertugas di Bagian V Kementrian Pertahanan. Lalu masuk PFN (kini PPFN).
Karirnya di dunia film dimulai pada tahun 1951, sebagai asisten juru kamera untuk film ‘Si Pintjang’ (1951). Selanjutnya, sebagai asisten juru kamera ia kembali ikut terlibat dalam pembuatan film ‘Rentjong & Surat’ (1953) dan ‘Meratjun Sukma’ (1953). Hingga tahun 1965, ia banyak mengerjakan film berita dan dokumenter. Setelah itu, Aktifitasnya lebih ke film cerita setelah pembuatan ‘Bulu-Bulu Cendrawasih’ (1978).
Setelah belajar di Singapura (1975) dalam hal produksi TV untuk Pendidikan Orang Dewasa, ia aktif di IKJ-LPKJ sebagai pengajar mata kuliah Sinematografi yang di jalaninya sejak tahun 1972. Pada tahun 1976-1979, ia menjabat wakil ketua Akademi Sinematografi IKJ (1976-1979), lalu menjadi Ketua Jurusan Sinematografi (1979-1983), Dekan Fakultas Seni Rupa dan Disain IKJ (1983-1990), serta Dekan Fakultas Film dan TV (1991-1994). Di masa kepemimpinannya, FFTV diterima menjadi anggota Cilect sebuah Asosiasi Sekolah Film dan Televisi Internasional. Ini menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan FFTV IKJ diakui secara Internasional.
Meski telah menjadi akademisi di lingkungan IKJ, namun ia seringkali harus berada diluar kampus sebagai juru kamera. Dari 1977 hingga 1990, ia tercatat telah menjadi juru kamera tak kurang dari 20 film. Film terakhir yang di tanganinya dengan kamera 16 mm adalah ‘SuroBuldok’ untuk serial TV. Setelah itu ia menggarap serial TV dengan judul ‘Jendral Besar Sudirman’.
Atas peran aktifnya yang besar di film, ia pernah mendapat penghargaan sinematografi terbaik dalam Festival Film Indonesia lewat ‘R.A Kartini’ (FFI 1983), ‘Budak Nafsu’ (FFI 1984) dan ‘Langitku Rumahku’ (FFI 1991). Selain itu namanya juga pernah masuk dalam nominasi sinematografi terbaik lewat ‘Opera Jakarta’ (FFI 1986). Mantan Anggota Dewan Film Nasional (1991-1994) dan Anggota LSF sejak 1995 ini, juga pernah mendapat Penghargaan Kesetiaan Profesi 1991, hadiah Usmar Ismail dari Dewan Film Nasional (1992), Penghargaan Festival Film Bandung (1991) sebagai Penata kamera Terpuji lewat film ‘Langitku Rumahku’ dan Penghargaan Festival Film Bandung (1992) sebagai Penata Kamera Terpuji lewat ‘Lagu Untuk Seruni’.
Seniman film yang juga seorang akademisi ini, wafat pada tahun 1998, di usia 71 tahun.
Pendidikan :
SMA (1951),
Pendidikan Ahli Film
(PFN-UNESCO, 1951-1952),
Belajar produksi TV untuk Pendidikan Orang Dewasa di Singapura (1975)
Karier :
Pengajar Sinematografi IKJ (1972 s/d 1994),
Penghargaan :
Sinematografi terbaik melalui film R.A Kartini (FFI 1983),
Sinematografi terbaik melalui film Budak Nafsu (FFI 1984), Sinematografi terbaik melalui film Langitku Rumahku
(FFI 1991),
Penghargaan Kesetiaan Profesi (1991)
Hadiah Usmar Ismail dari Dewan Film Nasiona (1992)
Penghargaan Festival Film Bandung sebagai Penata kamera Terpuji melalui film Langitku Rumahku (1991),
Penghargaan Festival Film Bandung sebagai Penata Kamera Terpuji melalui film Lagu Untuk Seruni (1992)
Karirnya di dunia film dimulai pada tahun 1951, sebagai asisten juru kamera untuk film ‘Si Pintjang’ (1951). Selanjutnya, sebagai asisten juru kamera ia kembali ikut terlibat dalam pembuatan film ‘Rentjong & Surat’ (1953) dan ‘Meratjun Sukma’ (1953). Hingga tahun 1965, ia banyak mengerjakan film berita dan dokumenter. Setelah itu, Aktifitasnya lebih ke film cerita setelah pembuatan ‘Bulu-Bulu Cendrawasih’ (1978).
Setelah belajar di Singapura (1975) dalam hal produksi TV untuk Pendidikan Orang Dewasa, ia aktif di IKJ-LPKJ sebagai pengajar mata kuliah Sinematografi yang di jalaninya sejak tahun 1972. Pada tahun 1976-1979, ia menjabat wakil ketua Akademi Sinematografi IKJ (1976-1979), lalu menjadi Ketua Jurusan Sinematografi (1979-1983), Dekan Fakultas Seni Rupa dan Disain IKJ (1983-1990), serta Dekan Fakultas Film dan TV (1991-1994). Di masa kepemimpinannya, FFTV diterima menjadi anggota Cilect sebuah Asosiasi Sekolah Film dan Televisi Internasional. Ini menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan FFTV IKJ diakui secara Internasional.
Meski telah menjadi akademisi di lingkungan IKJ, namun ia seringkali harus berada diluar kampus sebagai juru kamera. Dari 1977 hingga 1990, ia tercatat telah menjadi juru kamera tak kurang dari 20 film. Film terakhir yang di tanganinya dengan kamera 16 mm adalah ‘SuroBuldok’ untuk serial TV. Setelah itu ia menggarap serial TV dengan judul ‘Jendral Besar Sudirman’.
Atas peran aktifnya yang besar di film, ia pernah mendapat penghargaan sinematografi terbaik dalam Festival Film Indonesia lewat ‘R.A Kartini’ (FFI 1983), ‘Budak Nafsu’ (FFI 1984) dan ‘Langitku Rumahku’ (FFI 1991). Selain itu namanya juga pernah masuk dalam nominasi sinematografi terbaik lewat ‘Opera Jakarta’ (FFI 1986). Mantan Anggota Dewan Film Nasional (1991-1994) dan Anggota LSF sejak 1995 ini, juga pernah mendapat Penghargaan Kesetiaan Profesi 1991, hadiah Usmar Ismail dari Dewan Film Nasional (1992), Penghargaan Festival Film Bandung (1991) sebagai Penata kamera Terpuji lewat film ‘Langitku Rumahku’ dan Penghargaan Festival Film Bandung (1992) sebagai Penata Kamera Terpuji lewat ‘Lagu Untuk Seruni’.
Seniman film yang juga seorang akademisi ini, wafat pada tahun 1998, di usia 71 tahun.
Pendidikan :
SMA (1951),
Pendidikan Ahli Film
(PFN-UNESCO, 1951-1952),
Belajar produksi TV untuk Pendidikan Orang Dewasa di Singapura (1975)
Karier :
Pengajar Sinematografi IKJ (1972 s/d 1994),
Penghargaan :
Sinematografi terbaik melalui film R.A Kartini (FFI 1983),
Sinematografi terbaik melalui film Budak Nafsu (FFI 1984), Sinematografi terbaik melalui film Langitku Rumahku
(FFI 1991),
Penghargaan Kesetiaan Profesi (1991)
Hadiah Usmar Ismail dari Dewan Film Nasiona (1992)
Penghargaan Festival Film Bandung sebagai Penata kamera Terpuji melalui film Langitku Rumahku (1991),
Penghargaan Festival Film Bandung sebagai Penata Kamera Terpuji melalui film Lagu Untuk Seruni (1992)
SEPASANG MERPATI | 1979 | CHAERUL UMAM | Director Of Photography | |
LAGU UNTUK SERUNI | 1991 | LABBES WIDAR | Director Of Photography | |
PELANGI DI NUSA LAUT | 1992 | M.T. RISYAF | Director Of Photography | |
DONAT PAHLAWAN PANDIR | 1977 | M. ABNAR ROMLI | Director Of Photography | |
PENJEBERANGAN | 1963 | GATUT KUSUMO | Director Of Photography | |
RATAPAN ANAK TIRI II | 1980 | SANDY SUWARDI HASSAN | Director Of Photography | |
LANGITKU RUMAHKU | 1989 | SLAMET RAHARDJO | Director Of Photography | |
KERIKIL-KERIKIL TAJAM | 1984 | SJUMAN DJAYA | Director Of Photography | |
TELAGA AIR MATA | 1986 | CHRIST HELWELDERY | Director Of Photography | |
BAYI TABUNG | 1988 | NURHADIE IRAWAN | Director Of Photography | |
BUDAK NAFSU | 1983 | SJUMAN DJAYA | Director Of Photography | |
OPERA JAKARTA | 1986 | SJUMAN DJAYA | Director Of Photography | |
RENTJONG DAN SURAT | 1953 | BASUKI EFFENDI | Director Of Photography | |
PERWIRA DAN KSATRIA | 1990 | NORMAN BENNY | Director Of Photography | |
R.A. KARTINI | 1983 | SJUMAN DJAYA | Director Of Photography | |
RINI TOMBOY | 1991 | NOTO BAGASKORO | Director Of Photography | |
MELATI HITAM | 1978 | FRED WETIK | Director Of Photography | |
DI UJUNG MALAM | 1979 | NICO PELAMONIA | Director Of Photography | |
SENJA DI PULO PUTIH | 1978 | FRED WETIK | Director Of Photography | |
JARINGAN ANTAR BENUA | 1978 | FRED WETIK | Director Of Photography | |
DR. KARMILA | 1981 | NICO PELAMONIA | Director Of Photography | |
SANG PEMBELA | 190 | DENNY HW | Director Of Photography. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar