Inoe mengawali karir sebagai pemimpin redaksi Oetoesan Indonesia dan berpengalaman di Bolero, tonil yang di dirikan bersama Andjar, sebagai pemimpin dan pemain. Pengalamannya yang terakhir dibidang pers adalah menggantikan kedudukan Parada Harahap di harian Bintang Timoer. Dengan wadah Jacatra Pictures ini, Inoe yang pernah menjadi asisten sutradara dalam pembuatan film Kartinah yang disutradarai Andjar Asmara dan ia pun main dalam film itu, lalu menyutradarai dua film.
JIF Memiliki anak perusahaan yang didirikan Jacatra Pictures selain action pictures. Sedangkan induknya sendiri JIF diganti menjadi New JIF. Jacatra Pictures menampung film jebis drama dan misteri, oleh The Teng Chung Inoe dipercaya memimpin.Selama sudah menjadi sutradara 1941 itu, ia tidak berminat lagi menanggapi perhatian kalangan terpelajar. Padahal ia seorang wartawan yang progresif.
SEKUNTUM BUNGA DITEPI DANAU | 1952 | INOE PERBATASARI | Director | |
KARTINAH | 1940 | ANDJAR ASMARA | Actor | |
KEMBALI KE MASJARAKAT | 1954 | INOE PERBATASARI | Director | |
POETRI RIMBA | 1941 | INOE PERBATASARI | Director | |
RATNA MOETOE MANIKAM | 1941 | SUSKA | Actor | |
HOEDJAN | 1944 | INOE PERBATASARI | Director | |
ELANG DARAT | 1941 | INOE PERBATASARI | Director |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar