Paling males menghadiri seminar film Indonesia, diskusi dan lainnya. Kenapa bisa begitu, dari dulu hingga sekarang cuma di omongi saja, tidak ada planning kerja yang harus di lakukan, Action...
Yah, namanya juga bincang, diskusi, dan obrolan, jadinya ya sebatas dialog saja, No Action...
Ini mungkin juga yang dimaksud Pak Pram, kalau kita tidak paham akan sejarah, maka kita akan tersesat, tersesat juga dalam hal pemikiran dan penemuan. Kita kira kita yang menemukan, tetapi jauh dahulu kala sudah ada, kita telat memahaminya, ternyata dahulu sudah terjadi.
Lucunya lagi, sewaktu hut KFT 2008 saya hadir. Di podium saya lihat kok semua yang menjadi juru bicara, moderator dan sebagainya adalah teman-teman saya (golongan muda). Saya langsung sedikit kecewa. Lalu mereka menjelaskan perfilman nasional dari dulu hingga sekarang dan permasalahannya (Bukannya ini lebih bagus kita dengan dari orang dulu yang hadir saat itu?). Dan ketika dilakukan tanya jawab, seorang pembuat film lama berkata "Saya pembuat film dari tahun dulu, sampai sekarang ini, setiap tahun pertemuan hut KFT, kok yang dibahas itu-itu saja. Saya tidak menemukan perubahan sedikit pun dari persoalan dulu."
Lucu juga bapak itu, tiap tahun dari pertama ia ikut KFT sampai 2008, yang dibahas itu-itu saja, dan tidak ada kemajuan. Mungkin bapak itu hafal betul apa yang di seminarkan....hahahhaha. ..saya tertawa dan pahit juga memang masalah ini. Yang muda juga enggak mau lihat ke belakang, maunya lihat ke depan terus. Yang tua sudah memberikan jalan, tetapi lagi-lagi yang muda terus dengan fakam, relnya sendiri, tanpa melihat ke belakang sekalipun.
Inilah persoalah dari dulu hingga 2009 masih tetap saja. Tenologi sudah maju, pasar global sudah masuk diambang pintu, tapi kita tidak paham apa permasalahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar