Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Nyi Blorong. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Nyi Blorong. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Juli 2020

W.D. MOCHTAR 1953-1994



PEJUANG yang MENJADI AKTOR

Sungai Kapuas di Kalimantan Barat yang mengalir di tengah-tengah kota Pontianak, adalah sebuah sungai yang terbesar setelah Sungai Barito.

Di kota inilah WD Mochtar dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1928 dan di kota ini pula ia tinggal hingga mencapai usia dewasa. Seperti arus permukaan sungai Kapuas yang mengalir dengan tenang, tapi tenang yang menghanyutkan, yang pada saat-saat tertentu arusnya dapat berombak-ombak dengan riak-riak yang lincah dan meriah. Begitu pulalah dengan wajah dan watak WD Mochtar yang dari ketenangannya dapat berobah menjadi seorang periang dengan tertawa yang meriah.

WD Mochtar yang juga adalah seorang peramah, mungkin tidak ada yang menyangka dan meramalkan selama ia berada di kota kelahirannya, bahwa ia akan menjadi seorang artis film, seorang aktor pemain watak dalam tingkatan teratas dalam dunia film Indonesia.

Di kota kelahirannya, tidak ada yang pernah melihat ia aktif dalam suatu organisasi kesenian, baik organisasi kesenian dalam bentuk apapun. Yang diketahui oleh masyarakat Pontianak, WD Mochtar adalah seorang anggota TNI yang berjuang dengan gigih mengenyahkan penjajah dari bumi Pertiwi – Republik Indonesia. Pada awal tahun 1946, ia meninggalkan Kuala Kapuas menuju Jawa Barat dan baru saja WD Mochtar ini berada seminggu di Jakarta, ia langsung ke daerah-daerah pertempuran, antara lain: Kerawang, dan mengikuti aksi polisional ke I di Kerawang dan aksi polisional ke II di Jogja dan Solo dan kemudian mengikuti long march dari Jogja kembali ke Jawa Barat dengan berjalan kaki.

Kembali ke ibukota RI pada tahun 1951 dan pada tahun itu juga WD MOchtar memasuki Tan Wong Bros Film Studio dan mendapat kesempatan untuk main film dan memperoleh peranan sebagai figuran I (satu) shoot saja dalam film Tirtonadi. Selesai film itu, menyusul film-film lainnya dengan peranan-peranan yang lebih baik dan lebih besar. Sampai tahun 1954 WD Mochtar adalah pemain tetap dari studio itu sebagai pemain pembantu (supporting role). Tapi dunia film pada waktu itu belumlah menyenangkan hatinya, dan akhir tahun 1954, WD Mochtar meninggalkan dunia film. Dari tahun 1955 hingga tahun 1961 ia bekerja di pelabuhan Tanjung Priok.

Sebagai seorang yang pernah memasuki dunia film, WD Mochtar ini susah dan tidak dapat melepaskan diri dan ingatannya selalu lari ke dunia film. Darah seni dalam tubuhnya yang mengalir sederas arus dalam sungai Kapuas, sederas arus itulah darah seninya mendorong dan membawa akhirnya ia kembali ke dunia film.

Come-back-nya ini adalah pada tahun 1962 dalam film “Badai Selatan” dan “Luka Tiga Kali”  yang selalu mendapat peran utama (leading role), kemudian menyusul film-film lainnya yang memperoleh sukses luar biasa, dan mengagumkan dalam film-film seperti “Matjan Kemajoran”, “Sembilan”, “Susy”, “Djampang Mentjari naga Hitam” dan “Laki-laki Tak Bernama”, yang semuanya adalah film-film yang disenangi WD Mochtar.

PERANAN WD Mochtar sebagai Rausin, anak haji Rainang dalam film “Matjan Kemajoran” sebuah cerita legenda rakyat Betawi sangat mempesona dan merebut simpati dari penonton baik di dalam dan di luar negeri. Karenanya maka gara-gara film itu hingga beberapa waktu lamanya WD Mochtar yang dikenal dengan panggilan Bang Rausin. Ini terjadi di Indonesia. Tapi lain pula yang dialami WD Mochtar dengan penonton di Singapura dan Malaysia. Film “Matjan Kemajoran” memperoleh sukses luar biasa hingga pemutaran yang ke 3 (tiga) kalinya – the third run – tetap bertahan hingga 2 bulan lamanya di Galaxi theatre. Sedemikian fanatiknya publik di sana, hingga film itu diakui sebagai film Singapura dan Malaysia dan WD Mochtar sendiri adalah aktor dari Singapura dan Malaysia. Demikian tulisan A. Mahmood dari The Straits Times.

Dengan film si Djampang serial yang black and White yang diproduksikan sebelum si Djampang Mentjari Naga Hitam, telah pula memberikan WD Mochtar sebagai abang Djampang. Meskipun peranannya diganti sebagai Mat Bendot dalam Si Djampang. Dan dalam film Sembilan, WD Mochtar telah memegang peranan sebagai ksatria dari Kuala Kapuas, seorang hero dari daerah kelahirannya.

Kemudian sebagai Tukimin dalam film “Laki-Laki Tak Bernama”, WD Mochtar telah mengunjungi Singapore Film Festival dalam rangka hari ulang tahun Singapura ke 150. Dalam acara personal appereancedi Galaxi Theatre pada waktu pemutaran film tersebut, WD Mochtar telah menyanyikan lagu “Timang-Timang” sebuah lagu langgam melayu. Begitu selesai ia dengan lagu itu, penonton telah menyerbu ke atas stage Galaxi Theatre dan memberikan berbagai souvenir dan kenang-kenangan pada WD Mochtar  dan yang lain-lainnya baru akan meninggalkan stage itu setelah dapat berjabat tangan dengan bintang pujaannya.

Kemudian oleh TV Singapura, WD Mochtar muncul kembali dengan lagu yang sama, sebuah lagu yang dipersembahkan untuk penggemarnya. Dan keesokan harinya ketika WD Mochtar bangun, iapun mendapat telpon dari receptionis Hotel Singapura Intercontinental, bahwa ada kiriman dari para pirsawan televisi dan para pemujanya berupa ratusan kartu ucapan selamat, 35 buah kue tart dan 27 buah karangan bunga untuk WD Mochtar.

MELIHAT semuanya ini barulah WD Mochtar percaya akan ucapan P Ramlee seorang top aktor dari Malaysia dan juga akan kata dari Yasaini Amir, editor dari Majalah Film Malaysia, bahwa dirinya adalah bintang yang dipuja-puja oleh publik di Singapura dan Malaysia karena permainannya yang mengagumkan.

Juga film-film Indonesia yang mulai banyak diputar di sana adalah film-film yang mempunyai tema cerita dan permainan aktor dan aktris Indonesia yang baik serta teknik film Indonesia yang lebih tinggi daripada film-film yang diproduksi di Singapura dan Malaysia, meskipun studio kedua tempat mempunyai alat modern dan serba lengkap bila dibandingkan dengan alat-alat yang dimiliki oleh studio-studio film Indonesia.

Karena itulah dengan melihat akan apresiasi publik di Singapura dan Malaysia terhadap film-film serta permainan WD Mochtar dan aktor seperti dengan aktor dan aktris Indonesia lainnya diharapkan akan penghargaan dan apresiasinya publik di Indonesia akan film-film Indonesia yang pada masa kini, baik mutu cerita, teknik dan permainan aktor dan aktrisnya telah mengalami kemajuan yang baik.

Tapi menurut WD Mochtar penghargaan dan apresiasi ini tidaklah bisa diperoleh hanya dengan mengharap saja, tetapi dengan suatu kerja keras dari para artis film dan karyawan film yang disertai pula dengan fasilitas dan equipment yang lengkap, pasti akan meningkatkan kualitas akting, teknik dan mutu film-film yang dibuat dan menjadilah sebuah film yang baik. Sebab sebuah film yang baik dan bagus pasti nanti akan menarik publik dan di sinilah datangnya penghargaan dan apresiasi publik itu.

Sehubungan dengan kesemuanya itulah, maka kini WD Mochtar dan Sofia WD suami-istri pasangan artis yang belum ada tandingannya, mempunyai keaktifan lain yang masih berada dalam lingkungan dunia film disamping karier akting, yaitu keaktifan dalam bidang penulisan cerita skenario dan penyutradaraan. Dan kesibukan yang dihadapi oleh WD Mochtar dan Sofia WD kini disamping main film pada perusahaan lain, merekapun sibuk dengan persiapan dari Firma LIBRA FILMS, sebuah perusahaan mereka sendiri, trade marknya ini tadinya adalah dari sebuah group: Libra Shows yang dipimpin oleh Sofia WD, yang terkenal di seluruh Nusantara dengan tour-tournya.

Dalam Libra Film ini terdapat nama-nama yang cukup terkenal akan bekerja keras  untuk membuat film yang kreatif. Mereka adalah WD Mochtar (Aktor dan Penulis cerita), Sofia WD (Aktris dan penulis Skenario), Lilik Sudjio (sutradara dan penulis skenario), H. Sjamsuddin Jusuf (cameramen) dan Sari narulita (Aktris).

Jika tidak ada aral melintang produksi pertamanya, sebuah cerita legenda rakyat betawi akan segera di shoot adalah: “Si Bego dari Muara Tjondet”. Sebuah film yang dibuat dalam bentuk serial untuk televisi dan bioskop.

Sebelum mengakhiri pertemuannya ini WD Mochtar yang segera harus kembali ke-Set untuk shooting terakhir dari film terbarunya … DAN BUNGA-BUNGA BERGUGURAN” atas pertanyaan menjelaskan bahwa sukses yang diperolehnya ini adalah karena ia sebagai seseorang yang ingin maju, menyadari keharusan yang harus dimiliki seorang aktor ialah kerelaan untuk menerima peranan apapun yang diberikan oleh sutradara, dan terus belajar dengan tekun dan sekali lagi belajar, karena bagi seorang aktor dan aktris dunia akting , tidak ada batasnya dan tidak akan habis-habisnya untuk dipelajari, dan dunia akting ini mempunyai banyak variasi dan selalu berobah yang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan suatu masa. (***)

Mochtar yang akan kuperkenalkan sekarang pada pembaca, bukan Rd. Mochtar bintang Persari yang kini berada di Singapura, Malaya, sedang membuat “Terang Bulan di Malaya”  atau Moch Mochtar itu “jungle-man” yang baru-baru ini bermain dalam film “Timuriana” atau Mochtar Wijaya itu bintang film yang sebelum perang kita sering lihat, tapi WD Mochtar atau lebih terkenal dengan sebutan Wagino, seorang pemain baru yang bintangnya kini mulai naik. Nama lengkapnya ialah Wagino Dachrin Mochtar dan dia dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 Mei 1926.

Sejak kecilnya Wagino berkeinginan keras untuk hisa turut bermain dalam film. Memang cita-cita akant etap tinggal cita-cita bila tak terlaksana. Telah lama beriktiar, diumbang-ambingkan cita-cita bermain film, akhirnya Wagino terdampar di Studio Tan & Wong Bros di Bidaracina dengan mendapat gaji bulanan. Pertama dia berkenalan dengan lensa kamera ialah dengan film “TIRTONADI”

Rupanya bagi pemuda Wagino, tugas membela nusa dan Bangsa adalah lebih penting dari bermain dalam film dan begitulah dia kembali ke “pedaleman”. Seperti juga pemuda-pemuda yang lain, Wagino sebagai Putra Pertiwi tidak mau ketinggalan untukt erjun dalam kancah revolusi dan waktu itu dia masih menjadi anak buah Overste Usman Sumantri.

Setelah penyerahan kedaulatan, Wagino kembali ke Jakarta dengan maksud turut bermain dalam film. Kembali pemuda kita itu bisa turut bermain dalam film dengan Studio Djalan Hayam Wuruk. Tapi sayang di Studio ini Wagino bermain hanya sebagai “Pemain Ekstra”, hingga dia tak berkesempatan untuk bergerak memperlihatkan bakat dan permainannya yang sungguh-sungguh.  Bagi Studio Djalan Hayam Wuruk rupanya tiap pemain baru dianggap enteng saja, padahal kalau aku boleh berterus-terang, permainan Wagino tidak kalah baiknya dengan para “pemain utama” (leading-men) dari Studio Djalan hayam Wuruk.  Malah “suara tenor” Wagino yang merdu pernah dipakai untuk film keluaran studio tersebut.

Studio Tan & Wong Bros terutama S. Waldy sebagai produser dari Ardjuna Film Coy, sedang memberi kesempatan kepada para “new comer” dan mengetahui Wagino berada di Jakarta lagi dengan lekas mengambilnya yang kemudian mengikatnya dengan “kontrak”. Dengan Tan & Wong Bros Film dan Ardjuna Film Coy, Wagino telah turut bermain dalam film-film “LIMA PENDEKAR BUDIMAN”, “MUSTAFA DENGAN CINCIN WASIATNYA”, “BULAN PURNAMA”, ABU NAWAS”, dan “DENDANG SAJANG”. Dalam film-film ini Wagino bermain bukan sebagai pemain ekstra, seperti apa yang pernah diberikan studio Djalan hayam Wuruk padanya, tapi sebagai “bijrol” dan “leading-men”.

Malah dalam film “DENDANG SAJANG”, Wagino mendapat suatu peran yang mulanya akan dimainkan oleh Chatir Harro . Dalam Film “MUSAFIR KELANA” produksi baru dari Ardjuna Film Coy, dibawah pimpinan sutradara muda WISJNU Moeradhy dan produser S. Waldy, Wagino kembali akan muncul  sebagai “peran utama” bersama Ellya. Disamping film-film tersebut di atas, pemuda kita itu pernah turut membantu Ratna Film dalam menyelesaikan film “NELAJAN”.

Selain berkecimpung dalam dunia film Wagino pernah juga turut beraksi di atas panggung sandiwara dengan Rajuan Irama pimpinan Us Sumantri dan Imdaca, dibawah pimpinan I. Damsjik. Sifatnya yang jujur-lemah-lembut dan rupanya yang simpatik/romantik, menyebabkan Wagino disenangi oleh kawan-kawannya pria dan wanita. Mempunyai suara merdu dan kepandaian bermain film sandiwara saja, rupanya belum sempurna bagi pemuda Wagino, kalau tidak pandai mengayunkan langkah di atas lantai dansa. Tak perlu rasanya di sini dituliskan, bagaimana pandainay Wagino mengayunkan kaki dan menggoyangkan tubuh dalam melakukan perlbagai macam dansa. Hal ini aku pernah melihat  Wagino berdansa atau mereka yang mengenalnya lebih dekat.

Sebagai pemuda sehat, tentunya Wagino tidak pula ingin ketinggalan dalam berolah raga. Kegemarannya ialah berenang, badminton, dan bermain anggar. Suatu keanehan yang terdapat pada diri Wagino ialah sebagai pemuda Jawa kelahiran Pontianak dia senang dengan masakan padang.(***)


DOSA SIAPA    
                                           1972SUSILO SWD
                           Actor
DJUBAH HITAM                                           1954WISJNU MOURADHY
                           Actor

TERPESONA1966S. WALDY
Actor
PENANGGALAN 1967 TULSI RAMSAY
Actor
MELAWAN BADAI 1974 ARIFIN C. NOER
Actor
RORO MENDUT 1982 AMI PRIJONO
Actor
UNGGUL KASIH DIMUSIM KEMARAU 1964 AHMADI HAMID
Actor
TAKKAN LARI GUNUNG DIKEDJAR 1965 RD ARIFFIEN
Actor
GUNDALA PUTRA PETIR 1981 LILIK SUDJIO
Actor
LAKI-LAKI DALAM PELUKAN 1977 BOBBY SANDY
Actor
LAKI-LAKI BINAL 1978 ARIZAL
Actor
DENDAM DUA JAGOAN 1986 IMAM PUTRA PILIANG
Actor
DENDANG SAJANG 1953 S. WALDY
Actor
DEWI ANGIN-ANGIN 1994 ACKYL ANWARI
Actor
TEROR TENGAH MALAM 1972 WILLY WILIANTO
Actor
MALU-MALU KUTJING 1954 S. WALDY
Actor
PERTARUNGAN UNTUK HIDUP 1986 IMAM PUTRA PILIANG
Actor
BANTENG BETAWAI 1971 NAWI ISMAIL
Actor
DARI PINTU KE PINTU 1991 B.Z. KADARYONO
Actor
SAAT-SAAT KAU BERBARING DI DADAKU 1984 DJUN SAPTOHADI
Actor
BATAS IMPIAN 1974 M. ABNAR ROMLI
Actor
MILIKKU 1979 MAMAN FIRMANSJAH
Actor
KALI BRANTAS 1954 S. WALDY
Actor
PENDEKAR PEDANG SERIBU BAYANGAN 1992 DASRI YACOB
Actor
PENDEKAR TANGAN HITAM 1977 A. HARRIS
Actor
IBU MERTUA 1960 REMPO URIP
Actor
DJAMPANG MENCARI NAGA HITAM 1968 LILIK SUDJIO
Actor
DJAMPANG 1968 LILIK SUDJIO
Actor
ANAK-ANAK GASS... 1988 ACHIEL NASRUN
Actor
PENDEKAR CABE RAWIT 1990 ABDUL KADIR
Actor
PETUALANG-PETUALANG 1978 ARIFIN C. NOER
Actor
TIRAI KASIH 1984 AGUS ELLYAS
Actor
BENGAWAN SOLO 1971 WILLY WILIANTO
Actor
BAYI AJAIB 1982 TINDRA RENGAT
Actor
DANGER -KEINE ZEIT ZUM STERBEN 1984 HELMUT ASHLEY Adventure Actor
TANAH HARAPAN 1976 SOFIA WD
Actor
MALAM PENGANTIN 1975 LUKMAN HAKIM NAIN
Actor
ANAK YANG MENDERITA 1974 DJAMAL HARPUTRA
Actor
CINTAKU DI WAY KAMBAS 1990 IWAN WAHAB
Actor
LARA JONGGRANG 1983 JIMMY ATMAJA
Actor
SI AYUB DARI TELUK NAGA 1979 NAWI ISMAIL
Actor
SI BEGO MENUMPAS KUTJING HITAM 1970 LILIK SUDJIO
Actor
SERITI EMAS, KIPAS SUTRA 1971 BAY ISBAHI
Actor
TIMANG-TIMANG ANAKKU SAYANG 1973 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor
BERSEMI DI AKHIR BADAI 1978 PITTY P. PRATOMO
Actor
PUKULAN BERANTAI 1977 SYAMSUL FUAD
Actor
TJINTA DI BATAS PERON 1971 H.S. SAMIDI
Actor
MATA DUITAN 1955 MOH ARIEF
Actor
KABUT DI KINTAMANI 1972 KURNAEN SUHARDIMAN
Actor
TURANGGA 1990 EDDY SAJOEDIE
Actor
ANAK BINTANG 1974 RATNO TIMOER
Actor
PENGANTIN REMAJA 1971 WIM UMBOH
Actor
MISTRI DARI GUNUNG MERAPI III 1990 LILIK SUDJIO
Actor
LUKA TIGA KALI 1965 ALAM SURAWIDJAJA
Actor
API DIBUKIT MENORAH 1971 D. DJAJAKUSUMA
Actor
SI PITUNG 1970 NAWI ISMAIL
Actor
LAKI-LAKI TAK BERNAMA 1969 WIM UMBOH
Actor
PENGABDI SETAN 1980 SISWORO GAUTAMA
Actor
KERETA API TERAKHIR 1981 MOCHTAR SOEMODIMEDJO
Actor
PASUKAN BERANI MATI 1982 IMAM TANTOWI
Actor
BALADA TIGA JAGOAN 1990 IMAM PUTRA PILIANG
Actor
RANJAU-RANJAU CINTA 1984 NASRI CHEPPY
Actor
BIOLA 1957 S. WALDY
Actor
MIMPI SEDIH 1974 WILLY WILIANTO
Actor
MEMBURU MAKELAR MAYAT 1986 LILIK SUDJIO
Actor
SI PANDIR 1992 DASRI YACOB
Actor
RINA 1971 ABUBAKAR DJUNAEDI
Actor
MISTRI RUMAH TUA 1987 LILIK SUDJIO
Actor
MUSAFIR KELANA 1953 S. WALDY
Actor
BADAI SELATAN 1960 SOFIA WD
Actor
DJAKATA BUKAN HOLLYWOOD 1954 OTHNIEL WONG
Actor
JAKA SEMBUNG SANG PENAKLUK 1981 SISWORO GAUTAMA PUTRA
Actor
JAKA SEMBUNG VS SI BUTA 1983 WOROD SUMA
Actor
TAKDIR 1973 FRITZ G. SCHADT
Actor
MEMBINA DUNIA BARU 1964 LILIK SUDJIO
Actor
PENCULIKAN PENGANTIN 1983 M. ABNAR ROMLI
Actor
KEBAJA FANTASI 1954

Actor
LIMA SAHABAT 1981 C.M. NAS
Actor
DUKUN ILMU HITAM 1981 A. HARRIS
Actor
DUKUN BERANAK 1977 BAY ISBAHI
Actor
PERMAINAN DI BALIK TIRAL 1988 MAMAN FIRMANSJAH
Actor
SATU MAWAR TIGA DURI 1986 FRANK RORIMPANDEY
Actor
KUNTILANAK 1974 RATNO TIMOER
Actor
RATAPAN DAN RINTIHAN 1974 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor
PERJUANGAN DAN DOA 1980 MAMAN FIRMANSJAH
Actor
GENDING SRIWIDJAJA 1958 S. WALDY
Actor
MENUDJU BINTANG 1960 REMPO URIP
Actor
KUTUKAN 1970 NAWI ISMAIL
Actor
ANGKARA MURKA 1972 CHAIDIR RACHMAN
Actor
SEGENGGAM HARAPAN 1973 WAHAB ABDI
Actor
MATJAN KEMAJORAN 1965 WIM UMBOH
Actor
APA JANG KAUTANGISI 1965 WIM UMBOH
Actor
NAPSU SERAKAH 1977 BAY ISBAHI
Actor
SI BUTA LAWAN JAKA SEMBUNG 1983 DASRI YACOB
Actor
BERCANDA DALAM DUKA 1981 ISMAIL SOEBARDJO
Actor
BALADA CEWEK JAGOAN 1986 EDDY G. BAKKER
Actor
OPERASI TINOMBALA 1977 M. SHARIEFFUDIN A
Actor
OPERASI X 1968 MISBACH JUSA BIRAN
Actor
AYAHKU 1987 AGUS ELLYAS
Actor
PACAR 1974 TURINO DJUNAIDY
Actor
KRAKATAU 1977 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor
SENEN RAJA 1954 S. WALDY
Actor
GARA-GARA 1973 WISJNU MOURADHY
Actor
SAMIUN DAN DASIMA 1970 HASMANAN
Actor
RATU ILMU HITAM 1981 LILIK SUDJIO
Actor
TOKOH 1973 WIM UMBOH
Actor
KISAH CINTA NYI BLORONG 1989 NORMAN BENNY
Actor
CINTA KASIH MAMA 1976 SISWORO GAUTAMA
Actor
KHANA 1980 YUNG INDRAJAYA
Actor
PATAH HATI SEORANG IBU 1985 AGUS ELLYAS
Actor
SATRIA BERGITAR 1983 NURHADIE IRAWAN
Actor
WARISAN TERLARANG 1990 ABDUL KADIR
Actor
BILA CINTA BERSEMI 1972 JOSHUA WONG
Actor
HONOUR 1974 BOBBY SANDY
Actor
ABUNAWAS 1953 RD DADANG ISMAIL
Actor
ANJING-ANJING GELADAK 1972 NICO PELAMONIA
Actor
YANG KEMBALI BERSEMI 1980 SUKARNO M. NOOR
Actor
PAK SAKERAH 1982 B.Z. KADARYONO
Actor
SEMBILAN 1967 WIM UMBOH
Actor
TAK TERDUGA 1960 L. INATA
Actor
MUSTAFA DAN TJINTJIN WASIATNJA 1953 RD DADANG ISMAIL
Actor
TITISAN SI PITUNG 1989 TOMMY BURNAMA
Actor
DAN BUNGA-BUNGA BERGUGURAN 1970 WIM UMBOH
Actor
INTAN MENDULANG CINTA 1981 DJAMAL HARPUTRA
Actor
KARINA 1954 HENRY L. DUARTE
Actor
PEDANG NAGA PASA 1990 SLAMET RIYADI
Actor
MISTIK 1981 TJUT DJALIL
Actor
RAKIT 1971 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor
RAHASIA GADIS 1975 B.Z. KADARYONO
Actor
GADIS BERWAJAH SERIBU 1984 RATNO TIMOER
Actor
DETIK-DETIK CINTA MENYENTUH 1981 ALI SHAHAB
Actor
TANGKUBAN PERAHU 1982 LILIK SUDJIO
Actor
USIA 18 1980 TEGUH KARYA
Actor
DALAM PELUKAN DOSA 1984 MAMAN FIRMANSJAH
Actor
RIO SANG JUARA 1989 MUCHLIS RAYA
Actor
KRISTAL-KRISTAL CINTA 1989 WIM UMBOH
Actor
NYI LAMPED 1990 CHARLES ANAKOTTA
Actor
HARMONIKAKU 1979 ARIFIN C. NOER
Actor
JANGAN SAKITI HATINYA 1980 RACHMAT KARTOLO
Actor
RAJAWALI SAKTI 1976 SISWORO GAUTAMA
Actor
YUYUN PASIEN RUMAH SAKIT JIWA 1979 ARIFIN C. NOER
Actor
DIMADU 1973 M. ABNAR ROMLI
Actor
DUA PENDEKAR PEMBELAH LANGIT 1977 SISWORO GAUTAMA
Actor
TUYUL 1978 BAY ISBAHI
Actor
SINGA LODAYA 1978 YUDHI DH
Actor
SETITIK NODA 1974 M. ABNAR ROMLI
Actor
SENJA DI PANTAI LOSARI 1975 CHAIDAR DJAFAR
Actor
SENJA DI PULO PUTIH 1978 FRED WETIK
Actor
BUNGALOW DI LERENG BUKIT 1976 TURINO DJUNAIDY
Actor
SENTUHAN CINTA 1976 BOBBY SANDY
Actor
SENTUHAN KASIH 1982 WILLY WILIANTO
Actor
JARINGAN ANTAR BENUA 1978 FRED WETIK
Actor
SINGA BETINA DARI MARUNDA 1971 SOFIA WD
Actor
MUTIARA DALAM LUMPUR 1972 WAHYU SIHOMBING
Actor
SANREGO 1971 BAY ISBAHI
Actor
PENASARAN 1977 A. HARRIS
Actor
SERBUAN HALILINTAR 1982 ARIZAL
Actor
EMBUN PAGI 1976 CHAIDAR DJAFAR
Actor
BUJANG JELIHIN 1991 DASRI YACOB
Actor
AMALIA S.H. 1981 BOBBY SANDY
Actor
CHRISTINA 1977 I.M. CHANDRA ADI
Actor Actor
NENEK GRONDONG 1982 M. SHARIEFFUDIN A
Actor
SUMPAH KERAMAT 1988 ISMAIL SOEBARDJO
Actor
DILERENG GUNUNG KAWI 1961 TAN SING HWAT
Actor
KOMEDI LAWAK 88 1986 SYAMSUL FUAD
Actor
DEMI CINTA BELAHLAH DADAKU 1991 NASRI CHEPPY
Actor
MATAHARI-MATAHARI 1985 ARIFIN C. NOER
Actor
NINI TOWOK 1982 B.Z. KADARYONO
Actor
JAUH DI MATA 1973 WILLY WILIANTO
Actor
CANTIK 1980 FRITZ G. SCHADT
Actor
WADJAH SEORANG LAKILAKI 1971 TEGUH KARYA
Actor
SUNAN GUNUNG JATI 1985 BAY ISBAHI
Actor
SUNAN KALIJAGA 1983 SOFYAN SHARNA
Actor
KUTUKAN IBU 1973 TURINO DJUNAIDY
Actor
PENGORABANAN 1974 SUSILO SWD
Actor
KETIKA MUSIM SEMI TIBA1986BOBBY SANDY
Actor

Selasa, 18 Desember 2012

SUZANNA BERNAFAS DALAM LUMPUR

SUZANNA

Saat itu Suzanna hampir di masukan dalam bintang film Panas, setelah membintangi, Bernafas dalam Lumpur, Nafsu Gila, Pulau Cinta, Permainan Di Bulan Desember, Dia Sang Penakluk, Usia Dalam Gejolak, Petualangan Cinta Nyi Blorong.

Dan ternyata Icon dari Nyi Blorong ini dia masuk ke dalam Mistis, hingga menjadi Ratu Film Horor Indonesia. 

Baca selanjutnya di

Selasa, 11 Desember 2012

SI JAKA SEMBUNG, BARRY PRIMA

SI JAKA SEMBUNG, BARRY PRIMA

Menurut saya, film dia Jaka Sembung Sang Penakluk adalah Iqon buat dia. Selain film ini memang keren, penampilan dan gaya, dan kostum serta setnya juga keren. Tidak heran icon ini yang cocok buat dia.

tidak dapat dipisahkan. Serial film Jaka Sembung mendapat sambutan yang baik sekali di dalam maupun di luar negeri. Mungkin orang luar negeri sangat menikmati film ini karena inilah warna sinema Indonesia yang memiliki khas tersendiri. Dari settingan filmnya, cerita, mistiknya dan lainnya. Juga tehnik laga-nya yang mencampurkan unsur mistik dalam jawa yang juga ditakutkan oleh para penjajah Belanda saat itu

Saya suka sekali film ini, sangat khas indonesia dan saya yakin seperti inilah warna sinema Indonesia, yang sama juga dilakukan oleh China dengan film Kungfunya sebagai warna cinema china yang dipopulerkan oleh Zang Zimau. Terlepas dari tehnik pembuatan film laganya yang masih kurang bila dibandingkan dengan China. Tapi Jaka Sembung cukup dibilang sempurna juga dalam tehnik pembuatan adegan laganya. Oleh karena itu film ini banyak ditemukan DVDnya di negara-negara yang menyukai film silat, Amerika dan sebahagian di Eropha. Entah mengapa mereka menyukai film ini, terlepas kita sendiri saja kurang suka....yang pasti film ini sangat bermutu juga, baik cerita dan tehniknya saat itu. Saya suka dan saya rasa mereka berhasil menemukan warna film Indonesia laga di Jaka sembung.

Mencampurkan unsur kolonial Belanda, silat, dan juga mistik Jawa yang memungkinkan adegan terbang dan juga diluar logika sehingga terkesan laganya cukup seru. Kalau China tehnik laga terbang didapat dari banyaknya latihan, sedangkan di Jawa hanya cukup bertapa dan mendapatkan ilmu hitam yang bisa memungkinkan orang untuk terbang dan melakukan hal yang diluar logika dalam seni bela dirinya.

Hubertus Knoch atau lebih tersohor dengan nama panggung Barry Prima dikenal sebagai aktor laga yang populer sekitar tahun 80-an. Di masa jayanya, Barry merupakan salah satu aktor laga kenamaan Indonesia, di samping nama-nama lain seperti Advent Bangun dan George Rudy. Ia selalu memerankan tokoh jagoan di setiap film yang dibintanginya.

Aktor blasteran ini lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955. Ayahnya adalah seorang dokter Belanda, sementara ibunya asli orang Indonesia. Sejak masih belia, sulung dari empat bersaudara ini sudah menunjukkan ketertarikannya pada olahraga beladiri, terutama Taekwondo. Barry mendalami seni beladiri asal Korea itu di sebuah studio kecil yang terletak di belakang rumahnya di Jalan Dago, Bandung. Gurunya saat itu bernama Master Kang asal Malaysia.


Wajah tampan, tubuh atletis, ditambah keahlian beladirinya langsung mencuri perhatian produser Gope T. Samtani, yang pada tahun 1978 menawarinya sebuah peran kecil dalam film horor dewasa berjudul Primitif. Film produksi Rapi Films besutan sutradara Sisworo Gautama Putra itu bercerita tentang sekelompok mahasiswa antropologi dan pemandu mereka yang diburu kawanan kanibal di hutan rimba. Primitif merupakan film Indonesia pertama yang mengangkat kisah kanibalisme. Meski sempat dianggap kontroversial, film yang menjadi debut Barry Prima sebagai aktor itu cukup sukses di pasaran. Sejak keberhasilannya membintangi film tersebut, Gope T Samtani, produser film itu, mengganti nama Hubertus Knoch menjadi Barry Prima agar terdengar lebih komersil.

Setahun kemudian, Barry tampil dalam film bergenre aksi laga horor dewasa berjudul Serbuan Halilintar yang kemudian berhasil mengangkat namanya di jagad perfilman nasional. Film produksi Parkit Films itu merupakan salah satu film Indonesia pertama yang menggabungkan unsur aksi dan supernatural dengan menggunakan banyak efek khusus. Selain itu, film yang juga dibintangi aktor pemeran Pitung, Dicky Zulkarnaen, itu dirilis perdana bukan di Indonesia, melainkan di pasar internasional dengan mengusung judul Special Silencers. Serbuan Halilintar bahkan sempat dirilis dalam bentuk DVD dengan dialog bahasa Inggris dan teks terjemahan bahasa Belanda oleh perusahaan distributor film Delta Video.

Setelah mendapat sambutan cukup memuaskan di pasar internasional, baru kemudian film ini dirilis di Indonesia pada tahun 1982. Sebelum dapat dinikmati penonton di Tanah Air, film Special Silencers versi Indonesia ini harus terlebih dahulu mengalami banyak guntingan dari Badan Sensor Film karena maraknya unsur eksploitasi seks dan kekerasan, walaupun sebenarnya film ini memang ditujukan untuk penonton dewasa.

Selain berhasil mengangkat nama Barry Prima sebagai aktor laga, film garapan sutradara Arizal itu juga mempertemukan sang aktor utama dengan aktris cantik Eva Arnaz, lawan main yang kemudian menjadi pendamping hidupnya meski kemudian keduanya memutuskan untuk bercerai. Dua sejoli itu kembali dipasangkan dalam sejumlah judul film yakni Membakar Matahari, Bergola Ijo, dan Perempuan Bergairah. Sama seperti Serbuan Halilintar, judul film terakhir juga dikenal di luar negeri sebagai Ferocious Female Freedom Fighters.

Nama Barry Prima baru benar-benar meroket di tahun 1981 setelah tampil dalam film laga Jaka Sembung Sang Penakluk garapan sutradara Sisworo Gautama Putra. Film yang diadaptasi dari komik populer karya Djair itu dibanjiri penonton bahkan berhasil diedarkan keluar negeri dengan judul The Warrior. Hingga saat ini, Jaka Sembung merupakan salah satu film cult terfavorit dari Indonesia. Kesuksesan film tersebut membuat pihak Rapi Films memproduksi beberapa sekuelnya, yaitu Bajing Ireng dan Jaka Sembung, serta Si Buta lawan Jaka Sembung, keduanya dirilis pada tahun 1983. Bajing Ireng dan Jaka Sembung bahkan sempat masuk sebagai nominasi di ajang FFI (Festival Film Indonesia) untuk kategori Peran Pembantu Terbaik (El Manik) dan Editing. Tujuh tahun berselang, rumah produksi Andalas Kencana merilis sekuel lain Jaka Sembung dengan mengusung judul Jaka Sembung dan Dewi Samudra. Sayangnya film tersebut secara kualitas masih kalah bersaing dengan Jaka Sembung versi Rapi Films.

Memasuki tahun 1982, Barry kembali digandeng Sisworo Gautama Putra untuk berperan dalam film-film horor terkenal yang dibintangi si Ratu Film Horor, Suzanna, yaitu Nyi Blorong, Sundel Bolong, dan Ratu Sakti Calon Arang. Selain film-film bergenre laga dan horor, Barry juga pernah memamerkan kebolehan aktingnya dalam film perjuangan karya Imam Tantowi yang berjudul Pasukan Berani Mati.

Pada1984, Barry Prima tampil bersama Advent Bangun dalam film Golok Setan (The Devil's Sword) garapan sutradara sekaligus aktor senior Ratno Timoer, yang terkenal sebagai pemeran Si Buta dari Goa Hantu. Film tersebut disadur dari komik karya Man dan skenarionya ditulis oleh Imam Tantowi. Meski memasang dua nama aktor laga yang terkenal saat itu, film Golok Setan dianggap aneh, lantaran dalam salah satu adegannya terdapat pertarungan antara Barry dengan Manusia Buaya yang didukung oleh special effect yang masih bertaraf rendah. Namun film ini berhasil dijual ke luar negeri bahkan menjadi salah satu film cult yang populer. Golok Setan juga telah di-dubbing ke dalam bahasa Inggris, kemudian diremaster dan diedarkan dalam bentuk DVD di Amerika Serikat.

Keberhasilan Rapi Films menjual film-film ke mancanegara, akhirnya mendorong mereka untuk mendatangkan crew dan pemain dari luar negeri. Tujuannya tentu saja agar lebih laku dijual di sana. Salah satu bintang film yang pernah mereka datangkan adalah Chris Mitchum, putra aktor terkenal Amerika Serikat, Robert Mitchum yang sempat populer di tahun 70an. Chris kemudian disandingkan bersama Barry dalam film Menentang Maut yang dirilis tahun 1984. Film tersebut diedarkan di luar negeri dengan judul No Time To Die. Kehadiran aktor asing itu membuat Barry tersingkir dari posisinya sebagai aktor utama.

Setelah itu, Barry kembali didapuk sebagai pemeran utama antara lain dalam film Mandala Dari Sungai Ular, Carok, Menumpas Teroris, Residivis, Siluman Srigala Putih, Kelabang Seribu, Si Rawing, Tarzan Raja Rimba, Jampang, Walet Merah, dan masih banyak lagi.

Pada awal tahun 90-an, film-film yang dibintangi Barry semakin merosot mutunya sejalan dengan terpuruknya film Indonesia. Sejak saat itu, namanya hampir tak terdengar lagi, hingga di pertengahan tahun 2000-an, ia kembali tampil dalam serial TV berjudul Jaka Tanding. Sayang kemunculannya tidak terlalu menyedot perhatian lantaran serial tersebut tidak begitu terdengar gaungnya.

Titik balik karirnya sebagai aktor baru terjadi di tahun 2005, saat ia membintangi film Janji Joni. Film tersebut merupakan karya perdana sutradara muda Joko Anwar, seorang kritikus film yang sebelumnya dikenal sebagai penulis skenario film Arisan!. Jika di masa jayanya dulu, Barry kerap didaulat menjadi pemeran utama yang bertindak sebagai jagoan, di film drama komedi ini, Barry dipercaya untuk berperan sebagai supir taksi. Meski hanya kebagian peran pendukung, Barry dinilai cukup sukses bahkan namanya masuk dalam daftar nominasi Pemeran Pembantu Pria Favorit di ajang MTV Indonesia Movie Awards.

Selanjutnya di tahun 2006, Barry membintangi sinetron berjudul Emak Gue Jagoan. Sinetron yang juga diperankan lady rocker asal Bandung, Nicky Astria, itu bahkan dinobatkan sebagai Sinetron Laga dan Misteri Terpuji dalam ajang Festival Film Bandung.

Meski puluhan tahun namanya tersohor sebagai aktor laga, Barry tidak menutup diri dengan peran lain bahkan yang dianggap nyeleneh sekali pun. Hal itu dibuktikannya saat tampil dalam film berjudul Realita, Cinta dan Rock 'n Roll. Di film karya Upi Avianto ini, Barry berperan sebagai ayah transeksual. Barry yang sebelumnya dikenal publik lewat peran-perannya sebagai pria macho, gagah, dan perkasa harus tampil berakting dengan bahasa tubuh yang gemulai lengkap dengan makeup tebal yang menghiasi wajahnya.

Upi, sang sutradara, sebelumnya mengaku takut menyodorkan peran itu pada Barry. Ia khawatir tawaran itu justru bakal menyinggungnya. Namun di luar dugaan, Barry menyambut hangat tawaran tersebut, “Dia suka dengan skenarionya dan akhirnya mau,” kenang Upi seperti dikutip dari situs kompas.com. Ibu satu anak itu kagum, karena Barry mampu bekerja sama dengan baik, meski awalnya masih kelihatan egonya sebagai aktor senior.

Upi semakin salut dengan sikap profesional Barry demi menyelami karakter yang diperankannya. Barry bahkan langsung berlatih bagaimana caranya mengenakan sepatu hak tinggi dan berlatih dansa. Peran nyeleneh itu setidaknya sedikit mengubah pandangan orang, bahwa ia juga cukup mampu bermain film yang tak hanya mengandalkan aksi bela dirinya.

Aktor yang enggan mengumbar kehidupan pribadinya dan cenderung tertutup pada media ini juga ikut membintangi film Koper garapan sutradara Richard Oh, kemudian film horor berjudul Enam karya sutradara Stephen Odang dan Rico Bradley. Penampilan terakhirnya di layar lebar adalah dalam film Tarik Jabrix 3 tahun



Nama :Hubertus Knoch

Lahir :Bandung, Jawa Barat, 1955

Pendidikan : SMA Aloysius (Bandung)

Barry Prima (lahir pada tahun 1955 di Bandung, IndonesiaHubertus Knoch) adalah aktor Indonesia. Ia paling dikenal dengan perannya dalam film-film laga pada tahun 1980-an. Karirnya merentang dari awal 1980-an hingga sekarang.

Barry Prima lahir sebagai anak tertua dari empat bersaudara dari pasangan ayah Belanda dan ibu Indonesia. Ia pernah menikahi aktris Eva Arnaz namun bercerai. dengan nama

Anak pertama dari empat bersaudara ini lahir pada tahun 1955 di Bandung, Jawa Barat. Dengan nama asli Hubertus Knoch. Ayahnya seorang keturunan Belanda, sedangkan ibunya asli Indonesia. Menamatkan pendidikan menengah atasnya di SMA Aloysius, Bandung.

Dikenal sebagai pribadi yang agak tertutup, biar sudah terkenal, baginya ia ‘bukan apa-apa’. Aktor laga ini memang cocok untuk film laga, karena ia memang tidak suka untuk menghapalkan dialog. “Gue pengen cerita dengan tendangan kaki”, tegas pemeran si Jaka Sembung ini.

Mempelajari taekwondo sejak remaja. Berlatih di sebuah sasana beladiri yang berada di belakang rumahnya di jalan Dago. Pelatihnya waktu itu bernama master Kang, yang berasal dari Malaysia. Terjun ke dunia film ketika berusia 20 tahun, dan mendapat peran kecil dalam film Primitif (1978), sebuah film yang bercerita tentang kehidupan kanibal, arahan produser Gope T. Samtani.

Setelah film tersebut, namanya semakin di kenal. Sang produser, Gope T. Samtani merubah namanya menjadi Barry Prima. Berbagai film yang bertema laga telah ia mainkan. Ia mengaku cocok dengan peran yang ada adegan berkelahi dalam filmnya. Aksinya kerap mendapat pujian dari sesama bintang laga, yang juga atlet taekwondo, Joseph Hungan. Ia juga mengatakan bahwa ia menikmati perannya di setiap film dan menyukai orang-orang yang bekerja sama dengannya.

Mantan suami dari aktris Eva Arnaz ini Barry telah bermain dalam lebih 50 judul film, antara lain, Primitif (1978), Special Silencers (1979), Srigala (1981), Jaka Sembung Sang Penakluk (1981), Membakar Matahari (1981), Pasukan Berani Mati (1982), Lebak Membara (1982), Golok Setan (1983), Si Buta Lawan Jaka Sembung (1983), Menentang Maut (1984), Carok (1985), Preman (1985), Menumpas Teroris (1986), dll.


JAMPANG1989M. ABNAR ROMLI
Actor
JAMPANG II 1990 S.A. KARIM
Actor
PENDEKAR KSATRIA 1988 JOPI BURNAMA
Actor
SUNDEL BOLONG 1981 SISWORO GAUTAMA
Actor
PRIMITIF 1979 BEN TAKO
Actor
PRIMITIF 1978 SISWORO GAUTAMA
Actor
WARRIOR 1985 SISWORO GAUTAMA PUTRA
Actor
KAMANDAKA 1991 M. ABNAR ROMLI
Actor
PENDEKAR BUKIT TENGKORAK 1987 PITRAJAYA BURNAMA
Actor
KOMANDO SAMBER NYAWA 1985 EDDY G. BAKKER
Actor
PERAWAN LEMBAH WILIS 1993 TOMMY BURNAMA
Actor
NODA X 1984 ACKYL ANWARI
Actor
DANGER -KEINE ZEIT ZUM STERBEN 1984 HELMUT ASHLEY Adventure Actor
BERGOLA IJO 1983 ARIZAL
Actor
FEROCIOUS FEMALE FREEDOM FIGHTERS, PART 2 1981 ARIZAL
Actor
FEROCIOUS FEMALE FREEDOM FIGHTERS 1982 JOPI BURNAMA
Actor
KESAN PERTAMA 1985 M.T. RISYAF
Actor
PERTARUNGAN IBLIS MERAH 1988 DENNY HW
Actor
RATU SAKTI CALON ARANG 1985 SISWORO GAUTAMA
Actor
PASUKAN BERANI MATI 1982 IMAM TANTOWI
Actor
CEWEK JAGOAN BERAKSI KEMBALI 1981 DANU UMBARA
Actor
WALET MERAH 1993 S.A. KARIM
Actor
GARUDA POWER: THE SPIRIT WITHIN 2014 BASTIAN MEIRESONNE Documentary Actor
JAKA TUAK 1990 S.A. KARIM
Actor
JAKA SEMBUNG DAN BAJING IRENG 1983 TJUT DJALIL
Actor
JAKA SEMBUNG DAN DEWI SAMUDRA 1990 ATOK SUGIARTO
Actor
JAKA SEMBUNG SANG PENAKLUK 1981 SISWORO GAUTAMA PUTRA
Actor
JAKA SEMBUNG VS SI BUTA 1983 WOROD SUMA
Actor
DARAH PERJAKA 1985 ACKYL ANWARI
Actor
PANCASONA 1989 M. ABNAR ROMLI
Actor
FIRE OF VENGEANCE 1983 DANU UMBARA
Actor
GOLOK SETAN 1983 RATNO TIMOER
Actor
PREMAN 1985 TORRO MARGENS
Actor
MEMBAKAR MATAHARI 1981 ARIZAL
Actor
PENDANG ULUNG 1993 TOMMY BURNAMA
Actor
MENUMPAS TERORIS 1986 IMAM TANTOWI
Actor Actor
YANG PERKASA 1986 TORRO MARGENS
Actor
SI BUTA LAWAN JAKA SEMBUNG 1983 DASRI YACOB
Actor
TERTEMBAKNYA SEORANG RESIDIVIS 1985 IMAM TANTOWI
Actor
PERHITUNGAN TERAKHIR 1982 DANU UMBARA
Actor
SENGATAN KOBRA 1986 MARDALI SYARIEF
Actor
SRIGALA 1981 SISWORO GAUTAMA PUTRA
Actor
TARZAN PENUNGGU HARTA KARUN 1990 M. ABNAR ROMLI
Actor
TARZAN RAJA RIMBA 1989 ACKYL ANWARI
Actor
SILUMAN KERA 1988 M. ABNAR ROMLI
Actor
SILUMAN SRIGALA PUTIH 1987 IMAM TANTOWI
Actor
WARRIOR AND THE NINJA, THE 197- H. JUTT
Actor
DAREDEVIL COMMANDOS 1985 R. RAPI
Actor
HELL RAIDERS 1985 GOPE SAMTANI
Actor
MALAIKAT BAYANGAN 1987 TOMMY BURNAMA
Actor
WARRIOR II 1987 H. TJUT DJALILI
Actor
GADIS BERWAJAH SERIBU 1984 RATNO TIMOER
Actor
PEREMPUAN BERGAIRAH 1982 JOPI BURNAMA
Actor
KELABANG SERIBU 1987 IMAM TANTOWI
Actor
MANDALA PENAKLUK SATRIA TARTAR 1988 ACKYL ANWARI
Actor
NYI AGENG RATU PEMIKAT 1983 SISWORO GAUTAMA
Actor
NYI BLORONG 1982 SISWORO GAUTAMA PUTRA
Actor
RAJAWALI DARI UTARA 1990 S.A. KARIM
Actor
PUTRI DUYUNG 1985 ATOK SUHARTO
Actor
CAROK 1985 IMAM TANTOWI
Actor
MANDALA DARI SUNGAI ULAR 1987 ACKYL ANWARI
Actor
SERBUAN HALILINTAR 1982 ARIZAL
Actor
JURUS DEWA NAGA 1989 S.A. KARIM
Actor
JURUS DEWA KOBRA 1994 S.A. KARIM
Actor
MACHO 1994 TOMMY BURNAMA
Actor
PRABU ANGLINGDARMA III 1994 S.A. KARIM
Actor
PRABU ANGLINGDARMA II 1992 TORRO MARGENS
Actor
SI RAWING II 1993 TOMMY BURNAMA
Actor