Sungai Kapuas di Kalimantan Barat yang mengalir di tengah-tengah kota Pontianak, adalah sebuah sungai yang terbesar setelah Sungai Barito.
Di kota inilah WD Mochtar dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1928 dan di kota ini pula ia tinggal hingga mencapai usia dewasa. Seperti arus permukaan sungai Kapuas yang mengalir dengan tenang, tapi tenang yang menghanyutkan, yang pada saat-saat tertentu arusnya dapat berombak-ombak dengan riak-riak yang lincah dan meriah. Begitu pulalah dengan wajah dan watak WD Mochtar yang dari ketenangannya dapat berobah menjadi seorang periang dengan tertawa yang meriah.
WD Mochtar yang juga adalah seorang peramah, mungkin tidak ada yang menyangka dan meramalkan selama ia berada di kota kelahirannya, bahwa ia akan menjadi seorang artis film, seorang aktor pemain watak dalam tingkatan teratas dalam dunia film Indonesia.
Di kota kelahirannya, tidak ada yang pernah melihat ia aktif dalam suatu organisasi kesenian, baik organisasi kesenian dalam bentuk apapun. Yang diketahui oleh masyarakat Pontianak, WD Mochtar adalah seorang anggota TNI yang berjuang dengan gigih mengenyahkan penjajah dari bumi Pertiwi – Republik Indonesia. Pada awal tahun 1946, ia meninggalkan Kuala Kapuas menuju Jawa Barat dan baru saja WD Mochtar ini berada seminggu di Jakarta, ia langsung ke daerah-daerah pertempuran, antara lain: Kerawang, dan mengikuti aksi polisional ke I di Kerawang dan aksi polisional ke II di Jogja dan Solo dan kemudian mengikuti long march dari Jogja kembali ke Jawa Barat dengan berjalan kaki.
Kembali ke ibukota RI pada tahun 1951 dan pada tahun itu juga WD MOchtar memasuki Tan Wong Bros Film Studio dan mendapat kesempatan untuk main film dan memperoleh peranan sebagai figuran I (satu) shoot saja dalam film Tirtonadi. Selesai film itu, menyusul film-film lainnya dengan peranan-peranan yang lebih baik dan lebih besar. Sampai tahun 1954 WD Mochtar adalah pemain tetap dari studio itu sebagai pemain pembantu (supporting role). Tapi dunia film pada waktu itu belumlah menyenangkan hatinya, dan akhir tahun 1954, WD Mochtar meninggalkan dunia film. Dari tahun 1955 hingga tahun 1961 ia bekerja di pelabuhan Tanjung Priok.
Sebagai seorang yang pernah memasuki dunia film, WD Mochtar ini susah dan tidak dapat melepaskan diri dan ingatannya selalu lari ke dunia film. Darah seni dalam tubuhnya yang mengalir sederas arus dalam sungai Kapuas, sederas arus itulah darah seninya mendorong dan membawa akhirnya ia kembali ke dunia film.
Come-back-nya ini adalah pada tahun 1962 dalam film “Badai Selatan” dan “Luka Tiga Kali” yang selalu mendapat peran utama (leading role), kemudian menyusul film-film lainnya yang memperoleh sukses luar biasa, dan mengagumkan dalam film-film seperti “Matjan Kemajoran”, “Sembilan”, “Susy”, “Djampang Mentjari naga Hitam” dan “Laki-laki Tak Bernama”, yang semuanya adalah film-film yang disenangi WD Mochtar.
PERANAN WD Mochtar sebagai Rausin, anak haji Rainang dalam film “Matjan Kemajoran” sebuah cerita legenda rakyat Betawi sangat mempesona dan merebut simpati dari penonton baik di dalam dan di luar negeri. Karenanya maka gara-gara film itu hingga beberapa waktu lamanya WD Mochtar yang dikenal dengan panggilan Bang Rausin. Ini terjadi di Indonesia. Tapi lain pula yang dialami WD Mochtar dengan penonton di Singapura dan Malaysia. Film “Matjan Kemajoran” memperoleh sukses luar biasa hingga pemutaran yang ke 3 (tiga) kalinya – the third run – tetap bertahan hingga 2 bulan lamanya di Galaxi theatre. Sedemikian fanatiknya publik di sana, hingga film itu diakui sebagai film Singapura dan Malaysia dan WD Mochtar sendiri adalah aktor dari Singapura dan Malaysia. Demikian tulisan A. Mahmood dari The Straits Times.
Dengan film si Djampang serial yang black and White yang diproduksikan sebelum si Djampang Mentjari Naga Hitam, telah pula memberikan WD Mochtar sebagai abang Djampang. Meskipun peranannya diganti sebagai Mat Bendot dalam Si Djampang. Dan dalam film Sembilan, WD Mochtar telah memegang peranan sebagai ksatria dari Kuala Kapuas, seorang hero dari daerah kelahirannya.
Kemudian sebagai Tukimin dalam film “Laki-Laki Tak Bernama”, WD Mochtar telah mengunjungi Singapore Film Festival dalam rangka hari ulang tahun Singapura ke 150. Dalam acara personal appereancedi Galaxi Theatre pada waktu pemutaran film tersebut, WD Mochtar telah menyanyikan lagu “Timang-Timang” sebuah lagu langgam melayu. Begitu selesai ia dengan lagu itu, penonton telah menyerbu ke atas stage Galaxi Theatre dan memberikan berbagai souvenir dan kenang-kenangan pada WD Mochtar dan yang lain-lainnya baru akan meninggalkan stage itu setelah dapat berjabat tangan dengan bintang pujaannya.
Kemudian oleh TV Singapura, WD Mochtar muncul kembali dengan lagu yang sama, sebuah lagu yang dipersembahkan untuk penggemarnya. Dan keesokan harinya ketika WD Mochtar bangun, iapun mendapat telpon dari receptionis Hotel Singapura Intercontinental, bahwa ada kiriman dari para pirsawan televisi dan para pemujanya berupa ratusan kartu ucapan selamat, 35 buah kue tart dan 27 buah karangan bunga untuk WD Mochtar.
MELIHAT semuanya ini barulah WD Mochtar percaya akan ucapan P Ramlee seorang top aktor dari Malaysia dan juga akan kata dari Yasaini Amir, editor dari Majalah Film Malaysia, bahwa dirinya adalah bintang yang dipuja-puja oleh publik di Singapura dan Malaysia karena permainannya yang mengagumkan.
Juga film-film Indonesia yang mulai banyak diputar di sana adalah film-film yang mempunyai tema cerita dan permainan aktor dan aktris Indonesia yang baik serta teknik film Indonesia yang lebih tinggi daripada film-film yang diproduksi di Singapura dan Malaysia, meskipun studio kedua tempat mempunyai alat modern dan serba lengkap bila dibandingkan dengan alat-alat yang dimiliki oleh studio-studio film Indonesia.
Karena itulah dengan melihat akan apresiasi publik di Singapura dan Malaysia terhadap film-film serta permainan WD Mochtar dan aktor seperti dengan aktor dan aktris Indonesia lainnya diharapkan akan penghargaan dan apresiasinya publik di Indonesia akan film-film Indonesia yang pada masa kini, baik mutu cerita, teknik dan permainan aktor dan aktrisnya telah mengalami kemajuan yang baik.
Tapi menurut WD Mochtar penghargaan dan apresiasi ini tidaklah bisa diperoleh hanya dengan mengharap saja, tetapi dengan suatu kerja keras dari para artis film dan karyawan film yang disertai pula dengan fasilitas dan equipment yang lengkap, pasti akan meningkatkan kualitas akting, teknik dan mutu film-film yang dibuat dan menjadilah sebuah film yang baik. Sebab sebuah film yang baik dan bagus pasti nanti akan menarik publik dan di sinilah datangnya penghargaan dan apresiasi publik itu.
Sehubungan dengan kesemuanya itulah, maka kini WD Mochtar dan Sofia WD suami-istri pasangan artis yang belum ada tandingannya, mempunyai keaktifan lain yang masih berada dalam lingkungan dunia film disamping karier akting, yaitu keaktifan dalam bidang penulisan cerita skenario dan penyutradaraan. Dan kesibukan yang dihadapi oleh WD Mochtar dan Sofia WD kini disamping main film pada perusahaan lain, merekapun sibuk dengan persiapan dari Firma LIBRA FILMS, sebuah perusahaan mereka sendiri, trade marknya ini tadinya adalah dari sebuah group: Libra Shows yang dipimpin oleh Sofia WD, yang terkenal di seluruh Nusantara dengan tour-tournya.
Dalam Libra Film ini terdapat nama-nama yang cukup terkenal akan bekerja keras untuk membuat film yang kreatif. Mereka adalah WD Mochtar (Aktor dan Penulis cerita), Sofia WD (Aktris dan penulis Skenario), Lilik Sudjio (sutradara dan penulis skenario), H. Sjamsuddin Jusuf (cameramen) dan Sari narulita (Aktris).
Jika tidak ada aral melintang produksi pertamanya, sebuah cerita legenda rakyat betawi akan segera di shoot adalah: “Si Bego dari Muara Tjondet”. Sebuah film yang dibuat dalam bentuk serial untuk televisi dan bioskop.
Sebelum mengakhiri pertemuannya ini WD Mochtar yang segera harus kembali ke-Set untuk shooting terakhir dari film terbarunya … DAN BUNGA-BUNGA BERGUGURAN” atas pertanyaan menjelaskan bahwa sukses yang diperolehnya ini adalah karena ia sebagai seseorang yang ingin maju, menyadari keharusan yang harus dimiliki seorang aktor ialah kerelaan untuk menerima peranan apapun yang diberikan oleh sutradara, dan terus belajar dengan tekun dan sekali lagi belajar, karena bagi seorang aktor dan aktris dunia akting , tidak ada batasnya dan tidak akan habis-habisnya untuk dipelajari, dan dunia akting ini mempunyai banyak variasi dan selalu berobah yang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan suatu masa. (***)
Mochtar yang akan kuperkenalkan sekarang pada pembaca, bukan Rd. Mochtar bintang Persari yang kini berada di Singapura, Malaya, sedang membuat “Terang Bulan di Malaya” atau Moch Mochtar itu “jungle-man” yang baru-baru ini bermain dalam film “Timuriana” atau Mochtar Wijaya itu bintang film yang sebelum perang kita sering lihat, tapi WD Mochtar atau lebih terkenal dengan sebutan Wagino, seorang pemain baru yang bintangnya kini mulai naik. Nama lengkapnya ialah Wagino Dachrin Mochtar dan dia dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 Mei 1926.
Sejak kecilnya Wagino berkeinginan keras untuk hisa turut bermain dalam film. Memang cita-cita akant etap tinggal cita-cita bila tak terlaksana. Telah lama beriktiar, diumbang-ambingkan cita-cita bermain film, akhirnya Wagino terdampar di Studio Tan & Wong Bros di Bidaracina dengan mendapat gaji bulanan. Pertama dia berkenalan dengan lensa kamera ialah dengan film “TIRTONADI”
Rupanya bagi pemuda Wagino, tugas membela nusa dan Bangsa adalah lebih penting dari bermain dalam film dan begitulah dia kembali ke “pedaleman”. Seperti juga pemuda-pemuda yang lain, Wagino sebagai Putra Pertiwi tidak mau ketinggalan untukt erjun dalam kancah revolusi dan waktu itu dia masih menjadi anak buah Overste Usman Sumantri.
Setelah penyerahan kedaulatan, Wagino kembali ke Jakarta dengan maksud turut bermain dalam film. Kembali pemuda kita itu bisa turut bermain dalam film dengan Studio Djalan Hayam Wuruk. Tapi sayang di Studio ini Wagino bermain hanya sebagai “Pemain Ekstra”, hingga dia tak berkesempatan untuk bergerak memperlihatkan bakat dan permainannya yang sungguh-sungguh. Bagi Studio Djalan Hayam Wuruk rupanya tiap pemain baru dianggap enteng saja, padahal kalau aku boleh berterus-terang, permainan Wagino tidak kalah baiknya dengan para “pemain utama” (leading-men) dari Studio Djalan hayam Wuruk. Malah “suara tenor” Wagino yang merdu pernah dipakai untuk film keluaran studio tersebut.
Studio Tan & Wong Bros terutama S. Waldy sebagai produser dari Ardjuna Film Coy, sedang memberi kesempatan kepada para “new comer” dan mengetahui Wagino berada di Jakarta lagi dengan lekas mengambilnya yang kemudian mengikatnya dengan “kontrak”. Dengan Tan & Wong Bros Film dan Ardjuna Film Coy, Wagino telah turut bermain dalam film-film “LIMA PENDEKAR BUDIMAN”, “MUSTAFA DENGAN CINCIN WASIATNYA”, “BULAN PURNAMA”, ABU NAWAS”, dan “DENDANG SAJANG”. Dalam film-film ini Wagino bermain bukan sebagai pemain ekstra, seperti apa yang pernah diberikan studio Djalan hayam Wuruk padanya, tapi sebagai “bijrol” dan “leading-men”.
Malah dalam film “DENDANG SAJANG”, Wagino mendapat suatu peran yang mulanya akan dimainkan oleh Chatir Harro . Dalam Film “MUSAFIR KELANA” produksi baru dari Ardjuna Film Coy, dibawah pimpinan sutradara muda WISJNU Moeradhy dan produser S. Waldy, Wagino kembali akan muncul sebagai “peran utama” bersama Ellya. Disamping film-film tersebut di atas, pemuda kita itu pernah turut membantu Ratna Film dalam menyelesaikan film “NELAJAN”.
Selain berkecimpung dalam dunia film Wagino pernah juga turut beraksi di atas panggung sandiwara dengan Rajuan Irama pimpinan Us Sumantri dan Imdaca, dibawah pimpinan I. Damsjik. Sifatnya yang jujur-lemah-lembut dan rupanya yang simpatik/romantik, menyebabkan Wagino disenangi oleh kawan-kawannya pria dan wanita. Mempunyai suara merdu dan kepandaian bermain film sandiwara saja, rupanya belum sempurna bagi pemuda Wagino, kalau tidak pandai mengayunkan langkah di atas lantai dansa. Tak perlu rasanya di sini dituliskan, bagaimana pandainay Wagino mengayunkan kaki dan menggoyangkan tubuh dalam melakukan perlbagai macam dansa. Hal ini aku pernah melihat Wagino berdansa atau mereka yang mengenalnya lebih dekat.
Sebagai pemuda sehat, tentunya Wagino tidak pula ingin ketinggalan dalam berolah raga. Kegemarannya ialah berenang, badminton, dan bermain anggar. Suatu keanehan yang terdapat pada diri Wagino ialah sebagai pemuda Jawa kelahiran Pontianak dia senang dengan masakan padang.(***)
DOSA SIAPA | 1972 | SUSILO SWD | Actor | |
DJUBAH HITAM | 1954 | WISJNU MOURADHY | Actor |
TERPESONA | 1966 | S. WALDY | Actor | |
PENANGGALAN | 1967 | TULSI RAMSAY | Actor | |
MELAWAN BADAI | 1974 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
RORO MENDUT | 1982 | AMI PRIJONO | Actor | |
UNGGUL KASIH DIMUSIM KEMARAU | 1964 | AHMADI HAMID | Actor | |
TAKKAN LARI GUNUNG DIKEDJAR | 1965 | RD ARIFFIEN | Actor | |
GUNDALA PUTRA PETIR | 1981 | LILIK SUDJIO | Actor | |
LAKI-LAKI DALAM PELUKAN | 1977 | BOBBY SANDY | Actor | |
LAKI-LAKI BINAL | 1978 | ARIZAL | Actor | |
DENDAM DUA JAGOAN | 1986 | IMAM PUTRA PILIANG | Actor | |
DENDANG SAJANG | 1953 | S. WALDY | Actor | |
DEWI ANGIN-ANGIN | 1994 | ACKYL ANWARI | Actor | |
TEROR TENGAH MALAM | 1972 | WILLY WILIANTO | Actor | |
MALU-MALU KUTJING | 1954 | S. WALDY | Actor | |
PERTARUNGAN UNTUK HIDUP | 1986 | IMAM PUTRA PILIANG | Actor | |
BANTENG BETAWAI | 1971 | NAWI ISMAIL | Actor | |
DARI PINTU KE PINTU | 1991 | B.Z. KADARYONO | Actor | |
SAAT-SAAT KAU BERBARING DI DADAKU | 1984 | DJUN SAPTOHADI | Actor | |
BATAS IMPIAN | 1974 | M. ABNAR ROMLI | Actor | |
MILIKKU | 1979 | MAMAN FIRMANSJAH | Actor | |
KALI BRANTAS | 1954 | S. WALDY | Actor | |
PENDEKAR PEDANG SERIBU BAYANGAN | 1992 | DASRI YACOB | Actor | |
PENDEKAR TANGAN HITAM | 1977 | A. HARRIS | Actor | |
IBU MERTUA | 1960 | REMPO URIP | Actor | |
DJAMPANG MENCARI NAGA HITAM | 1968 | LILIK SUDJIO | Actor | |
DJAMPANG | 1968 | LILIK SUDJIO | Actor | |
ANAK-ANAK GASS... | 1988 | ACHIEL NASRUN | Actor | |
PENDEKAR CABE RAWIT | 1990 | ABDUL KADIR | Actor | |
PETUALANG-PETUALANG | 1978 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
TIRAI KASIH | 1984 | AGUS ELLYAS | Actor | |
BENGAWAN SOLO | 1971 | WILLY WILIANTO | Actor | |
BAYI AJAIB | 1982 | TINDRA RENGAT | Actor | |
DANGER -KEINE ZEIT ZUM STERBEN | 1984 | HELMUT ASHLEY | Adventure | Actor |
TANAH HARAPAN | 1976 | SOFIA WD | Actor | |
MALAM PENGANTIN | 1975 | LUKMAN HAKIM NAIN | Actor | |
ANAK YANG MENDERITA | 1974 | DJAMAL HARPUTRA | Actor | |
CINTAKU DI WAY KAMBAS | 1990 | IWAN WAHAB | Actor | |
LARA JONGGRANG | 1983 | JIMMY ATMAJA | Actor | |
SI AYUB DARI TELUK NAGA | 1979 | NAWI ISMAIL | Actor | |
SI BEGO MENUMPAS KUTJING HITAM | 1970 | LILIK SUDJIO | Actor | |
SERITI EMAS, KIPAS SUTRA | 1971 | BAY ISBAHI | Actor | |
TIMANG-TIMANG ANAKKU SAYANG | 1973 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
BERSEMI DI AKHIR BADAI | 1978 | PITTY P. PRATOMO | Actor | |
PUKULAN BERANTAI | 1977 | SYAMSUL FUAD | Actor | |
TJINTA DI BATAS PERON | 1971 | H.S. SAMIDI | Actor | |
MATA DUITAN | 1955 | MOH ARIEF | Actor | |
KABUT DI KINTAMANI | 1972 | KURNAEN SUHARDIMAN | Actor | |
TURANGGA | 1990 | EDDY SAJOEDIE | Actor | |
ANAK BINTANG | 1974 | RATNO TIMOER | Actor | |
PENGANTIN REMAJA | 1971 | WIM UMBOH | Actor | |
MISTRI DARI GUNUNG MERAPI III | 1990 | LILIK SUDJIO | Actor | |
LUKA TIGA KALI | 1965 | ALAM SURAWIDJAJA | Actor | |
API DIBUKIT MENORAH | 1971 | D. DJAJAKUSUMA | Actor | |
SI PITUNG | 1970 | NAWI ISMAIL | Actor | |
LAKI-LAKI TAK BERNAMA | 1969 | WIM UMBOH | Actor | |
PENGABDI SETAN | 1980 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
KERETA API TERAKHIR | 1981 | MOCHTAR SOEMODIMEDJO | Actor | |
PASUKAN BERANI MATI | 1982 | IMAM TANTOWI | Actor | |
BALADA TIGA JAGOAN | 1990 | IMAM PUTRA PILIANG | Actor | |
RANJAU-RANJAU CINTA | 1984 | NASRI CHEPPY | Actor | |
BIOLA | 1957 | S. WALDY | Actor | |
MIMPI SEDIH | 1974 | WILLY WILIANTO | Actor | |
MEMBURU MAKELAR MAYAT | 1986 | LILIK SUDJIO | Actor | |
SI PANDIR | 1992 | DASRI YACOB | Actor | |
RINA | 1971 | ABUBAKAR DJUNAEDI | Actor | |
MISTRI RUMAH TUA | 1987 | LILIK SUDJIO | Actor | |
MUSAFIR KELANA | 1953 | S. WALDY | Actor | |
BADAI SELATAN | 1960 | SOFIA WD | Actor | |
DJAKATA BUKAN HOLLYWOOD | 1954 | OTHNIEL WONG | Actor | |
JAKA SEMBUNG SANG PENAKLUK | 1981 | SISWORO GAUTAMA PUTRA | Actor | |
JAKA SEMBUNG VS SI BUTA | 1983 | WOROD SUMA | Actor | |
TAKDIR | 1973 | FRITZ G. SCHADT | Actor | |
MEMBINA DUNIA BARU | 1964 | LILIK SUDJIO | Actor | |
PENCULIKAN PENGANTIN | 1983 | M. ABNAR ROMLI | Actor | |
KEBAJA FANTASI | 1954 | Actor | ||
LIMA SAHABAT | 1981 | C.M. NAS | Actor | |
DUKUN ILMU HITAM | 1981 | A. HARRIS | Actor | |
DUKUN BERANAK | 1977 | BAY ISBAHI | Actor | |
PERMAINAN DI BALIK TIRAL | 1988 | MAMAN FIRMANSJAH | Actor | |
SATU MAWAR TIGA DURI | 1986 | FRANK RORIMPANDEY | Actor | |
KUNTILANAK | 1974 | RATNO TIMOER | Actor | |
RATAPAN DAN RINTIHAN | 1974 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
PERJUANGAN DAN DOA | 1980 | MAMAN FIRMANSJAH | Actor | |
GENDING SRIWIDJAJA | 1958 | S. WALDY | Actor | |
MENUDJU BINTANG | 1960 | REMPO URIP | Actor | |
KUTUKAN | 1970 | NAWI ISMAIL | Actor | |
ANGKARA MURKA | 1972 | CHAIDIR RACHMAN | Actor | |
SEGENGGAM HARAPAN | 1973 | WAHAB ABDI | Actor | |
MATJAN KEMAJORAN | 1965 | WIM UMBOH | Actor | |
APA JANG KAUTANGISI | 1965 | WIM UMBOH | Actor | |
NAPSU SERAKAH | 1977 | BAY ISBAHI | Actor | |
SI BUTA LAWAN JAKA SEMBUNG | 1983 | DASRI YACOB | Actor | |
BERCANDA DALAM DUKA | 1981 | ISMAIL SOEBARDJO | Actor | |
BALADA CEWEK JAGOAN | 1986 | EDDY G. BAKKER | Actor | |
OPERASI TINOMBALA | 1977 | M. SHARIEFFUDIN A | Actor | |
OPERASI X | 1968 | MISBACH JUSA BIRAN | Actor | |
AYAHKU | 1987 | AGUS ELLYAS | Actor | |
PACAR | 1974 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
KRAKATAU | 1977 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
SENEN RAJA | 1954 | S. WALDY | Actor | |
GARA-GARA | 1973 | WISJNU MOURADHY | Actor | |
SAMIUN DAN DASIMA | 1970 | HASMANAN | Actor | |
RATU ILMU HITAM | 1981 | LILIK SUDJIO | Actor | |
TOKOH | 1973 | WIM UMBOH | Actor | |
KISAH CINTA NYI BLORONG | 1989 | NORMAN BENNY | Actor | |
CINTA KASIH MAMA | 1976 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
KHANA | 1980 | YUNG INDRAJAYA | Actor | |
PATAH HATI SEORANG IBU | 1985 | AGUS ELLYAS | Actor | |
SATRIA BERGITAR | 1983 | NURHADIE IRAWAN | Actor | |
WARISAN TERLARANG | 1990 | ABDUL KADIR | Actor | |
BILA CINTA BERSEMI | 1972 | JOSHUA WONG | Actor | |
HONOUR | 1974 | BOBBY SANDY | Actor | |
ABUNAWAS | 1953 | RD DADANG ISMAIL | Actor | |
ANJING-ANJING GELADAK | 1972 | NICO PELAMONIA | Actor | |
YANG KEMBALI BERSEMI | 1980 | SUKARNO M. NOOR | Actor | |
PAK SAKERAH | 1982 | B.Z. KADARYONO | Actor | |
SEMBILAN | 1967 | WIM UMBOH | Actor | |
TAK TERDUGA | 1960 | L. INATA | Actor | |
MUSTAFA DAN TJINTJIN WASIATNJA | 1953 | RD DADANG ISMAIL | Actor | |
TITISAN SI PITUNG | 1989 | TOMMY BURNAMA | Actor | |
DAN BUNGA-BUNGA BERGUGURAN | 1970 | WIM UMBOH | Actor | |
INTAN MENDULANG CINTA | 1981 | DJAMAL HARPUTRA | Actor | |
KARINA | 1954 | HENRY L. DUARTE | Actor | |
PEDANG NAGA PASA | 1990 | SLAMET RIYADI | Actor | |
MISTIK | 1981 | TJUT DJALIL | Actor | |
RAKIT | 1971 | SANDY SUWARDI HASSAN | Actor | |
RAHASIA GADIS | 1975 | B.Z. KADARYONO | Actor | |
GADIS BERWAJAH SERIBU | 1984 | RATNO TIMOER | Actor | |
DETIK-DETIK CINTA MENYENTUH | 1981 | ALI SHAHAB | Actor | |
TANGKUBAN PERAHU | 1982 | LILIK SUDJIO | Actor | |
USIA 18 | 1980 | TEGUH KARYA | Actor | |
DALAM PELUKAN DOSA | 1984 | MAMAN FIRMANSJAH | Actor | |
RIO SANG JUARA | 1989 | MUCHLIS RAYA | Actor | |
KRISTAL-KRISTAL CINTA | 1989 | WIM UMBOH | Actor | |
NYI LAMPED | 1990 | CHARLES ANAKOTTA | Actor | |
HARMONIKAKU | 1979 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
JANGAN SAKITI HATINYA | 1980 | RACHMAT KARTOLO | Actor | |
RAJAWALI SAKTI | 1976 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
YUYUN PASIEN RUMAH SAKIT JIWA | 1979 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
DIMADU | 1973 | M. ABNAR ROMLI | Actor | |
DUA PENDEKAR PEMBELAH LANGIT | 1977 | SISWORO GAUTAMA | Actor | |
TUYUL | 1978 | BAY ISBAHI | Actor | |
SINGA LODAYA | 1978 | YUDHI DH | Actor | |
SETITIK NODA | 1974 | M. ABNAR ROMLI | Actor | |
SENJA DI PANTAI LOSARI | 1975 | CHAIDAR DJAFAR | Actor | |
SENJA DI PULO PUTIH | 1978 | FRED WETIK | Actor | |
BUNGALOW DI LERENG BUKIT | 1976 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
SENTUHAN CINTA | 1976 | BOBBY SANDY | Actor | |
SENTUHAN KASIH | 1982 | WILLY WILIANTO | Actor | |
JARINGAN ANTAR BENUA | 1978 | FRED WETIK | Actor | |
SINGA BETINA DARI MARUNDA | 1971 | SOFIA WD | Actor | |
MUTIARA DALAM LUMPUR | 1972 | WAHYU SIHOMBING | Actor | |
SANREGO | 1971 | BAY ISBAHI | Actor | |
PENASARAN | 1977 | A. HARRIS | Actor | |
SERBUAN HALILINTAR | 1982 | ARIZAL | Actor | |
EMBUN PAGI | 1976 | CHAIDAR DJAFAR | Actor | |
BUJANG JELIHIN | 1991 | DASRI YACOB | Actor | |
AMALIA S.H. | 1981 | BOBBY SANDY | Actor | |
CHRISTINA | 1977 | I.M. CHANDRA ADI | Actor Actor | |
NENEK GRONDONG | 1982 | M. SHARIEFFUDIN A | Actor | |
SUMPAH KERAMAT | 1988 | ISMAIL SOEBARDJO | Actor | |
DILERENG GUNUNG KAWI | 1961 | TAN SING HWAT | Actor | |
KOMEDI LAWAK 88 | 1986 | SYAMSUL FUAD | Actor | |
DEMI CINTA BELAHLAH DADAKU | 1991 | NASRI CHEPPY | Actor | |
MATAHARI-MATAHARI | 1985 | ARIFIN C. NOER | Actor | |
NINI TOWOK | 1982 | B.Z. KADARYONO | Actor | |
JAUH DI MATA | 1973 | WILLY WILIANTO | Actor | |
CANTIK | 1980 | FRITZ G. SCHADT | Actor | |
WADJAH SEORANG LAKILAKI | 1971 | TEGUH KARYA | Actor | |
SUNAN GUNUNG JATI | 1985 | BAY ISBAHI | Actor | |
SUNAN KALIJAGA | 1983 | SOFYAN SHARNA | Actor | |
KUTUKAN IBU | 1973 | TURINO DJUNAIDY | Actor | |
PENGORABANAN | 1974 | SUSILO SWD | Actor | |
KETIKA MUSIM SEMI TIBA | 1986 | BOBBY SANDY | Actor |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar