Juningsih (Sofia) dan Idris (Moh Mochtar) sama-sama kuliah di fakultas
kedokteran Jakarta dan merupakan pasangan asmara. Tapi, di rumah
orangtuanya di Bandung, Juningsih membelokkan pestol Subandi (Syamsu)
yang mengancam dirinya, hingga Subandi terbunuh. Tepat pada saat itu
Idris datang dan mengambil alih tanggungjawab hingga ia masuk penjara.
Juningsih lalu dipaksa kawin dengan Ridwan (Rd Mochtar) yang kaya.
Ketika Indonesia merdeka, Juningsih, yang diusir suaminya karena fitnah,
dan Idris yang lari dari penjara, ikut dalam perang mempertahankan
kemerdekaan. Idris berhasil membasmi gerombolan pengacau yang dipimpin
oleh kakak Juningsih sendiri, Suryadinata (Rd Dadang Ismail). Sesudah
Indonesia berdaulat penuh, Idris menyerahkan Juningsih kepada... Ridwan
(!).
TAN & WONG
TAN & WONG
SOFIA WD RD MOCHTAR MOH MOCHTAR SUKARSIH RD ISMAIL S. WALDY ALI BEY SYAMSU TUTY ASMARA M. BUDHRASA ASTAMAN MARIAN |
SUTRADARA
Lahir di Tegal. Pendidikan : Tamat PGNS (Pendidikan Guru Normal School). Sebelum ke film Mustadjab pernah menjadi guru di Pekalongan (1918-1925); pemain dan sutradara sandiwara "Dardanella," "Boleros"' "Dewi Mada," "Bintang Surabaya" dan sandiwara 'Irama Musik," dan lain-lain. Masih aktif di dunia sandiwara, ia terjun ke film sejak 1949. Film pertamanya adalah "Terang Bulan" (1950). Budhrasa kemudian muncul dalam film "Djembatan Merah" (1950), "Ajah Kikir" (1951), "Si Mientje" (1952), "Lagu Kenangan" (1953), "Gara Gara Djanda Muda" (1954), "Kasih dan Tjinta" (1956), "Djakarta By Pass" (1962), "Ratu Amplop" (1974), "Manager Hotel" (1977), dan lain-lain.