Sarah
(Debby Cynthia Dewi), anak keluarga miskin di desa, yang uang sekolah
pun tak bisa bayar lagi, tiba-tiba mendapat durian runtuh. Ia ditawari
sekolah oleh Sudarta (Muni Cader), yang hanya sekadar lewat di desa itu
dan pura-pura cari tanah lima hektar. Waktu di Jakarta pun, dia lebih
banyak sekolah senam dan peragawati, dan pesiar daripada sekolah
sungguhan. Dan Sudarta memang perlahan-lahan menggarap, sampai suatu
waktu berhasil menggagahinya. Sarah lalu diumpankan pada rekan
bisnisnya. Pegawai Sudarta, Hadi (Aditono) yang diam-diam mencintai
Sarah, berusaha menggagalkan. Sarah akhirnya terpaksa melayani. Hadi
lalu dipecat. Ia mengajak Sarah lari. Sarah mau. Sudarta mendahului
datang ke desa dan memfitnah Sarah, hingga Sarah diusir dan tak diaku
anak. Sarah mau bunuh diri di rel kereta, ketahuan dua pemuda yang
lewat. Lalu diangkut. Di tengah jalan, mereka mampir di sebuah restoran.
Dan di situ ketemu rekan bisnis Sudarta yang lalu memberi Sarah rumah
dan mengajak kawin. Hadi datang lagi bersama orangtuanya, Sarah menolak.
Mereka lalu pergi dan terduduk di seberang jalan rumah, tanpa tahu
bahwa Sudarta masuk rumah dan ditembak Sarah. Baru setelah mendengar
tembakan, Hadi dan kedua orangtua Sarah masuk rumah. Sudarta dan Sarah
telah tewas.
P.T. ISTANA CIPTA AGUNG FILM
DEBBY CYNTHIA DEWI
MUNI CADER
MOH MOCHTAR
ELLYA ROSA
ULLY ARTHA
S. BONO
DALLY DAMAYANTI
ADITONO
ROSLINA
AWANG DARMAWAN
MUNI CADER
MOH MOCHTAR
ELLYA ROSA
ULLY ARTHA
S. BONO
DALLY DAMAYANTI
ADITONO
ROSLINA
AWANG DARMAWAN
Lahir di Kudus. Pendidikan : Mahasiswa UGM sampai tingkat II, dilanjutkan dengan kursus-kursus antara lain : Banking Course (tamat), Insurance Course (tamat), "Asta Travel Course (tamat).Dalam bidang seni dan hiburan pernah mendapat pendidikan dari Kino Drama Atelieur dan Stichting hiburan Mataram di Jogya, sementara pendidikan kepariwisataan diperolehnya di luar negeri. Sebelum ke film Bono pernah menjadi pemain sandiwara pemain. Ketika bermain dalam sandiwara "Ksatria", ia ditawari oleh sutradara Dr. Huyung untuk bermain film. Tahun 1950 tawaran itu diterimanya dan main untuk pertama kalinya dalam film "Antara Bumi dan Langit" (1950) sebagai pemeran utama. Film ini dikenal sebagai film Indonesia pertama yang mencoba memperlihatkan adegan ciuman. Dan percobaan itu gagal karena tantangan yang keras dari berbagai golongan dalam masyarakat. Adegan ciuman itu dipotong oleh Badan Sensor Film Indonesia. Film-film Bono selanjutnya antara lain "Sepanjang Malioboro" (1951) "Kenangan Masa" (1951), "Rusmala Dewi" (1955) dan lain-lain. Film-filmnya belakangan antara lain : "Hostess Anita" (1971), "Tiada Jalan Lain" (1972), "Bundaku Sayang" (1973) "Marina" (77), "Rosita" (78) dan lain-lain. Penyutradaraan film untuk pertama kalinya dilakukan dalam film "Sarah" (1974). Sementara di luar film pernah aktif sebagai pegawai tinggi di kementrian dalam negeri, keuangan, menjabat direksi di beberapa hotel, guru bahasa asing, memimpin misi kebudayaan di luar negeri dan lain-lain.