PENGANTIN REMAJA
Jang pasti, inilah pertama kalinja segenap unsur jang ada di manfaatkan untuk mendukung efek jang ingin ditjapai: warna jang mantep, angel jang baik (ketjuali pada saat ajah mengamuk melepaskan kuda-kuda) framming jang kena dan editing jang lintjah. Penggunaan slow motion, meskipun kadang-kadang dirasakan sedikit berlebih, namun penempatannja tidak bisa lain dari pada mempertinggi kadar puisi kehidupan remadja jang diungkapkan film tersebut. Idris Sardi memberi ilustrasi jang lumajan dan dengan lirik jang dinjanjikan Brury, etek puitis makin ditjapai. Apa jang pasti dari film ini adalah kenjataan bahwa orang-orang Indonesi djuga bisa bikin film jang baik seandainja mereka bersungguh-sungguh. Boleh orang berdebat tentang tjeritanja, tapi Pengantin Remadja, jang barang tentu tidak semuanja orisinil, begitu utuh, begitu padu, hampir-hampir lupa mengurainja. Ia memang membuat kita terlibat, tidak setjara rasio melainkan perasaan. Wim Umboh (lihat box) telah berbitjara kepada hati penontonnja, lebih dari banjak sutradara kita jang kadangkadang bitjara tidak terdengar oleh hati bukan pula termakan oleh otak. Inilah barangkali hasil dari film jang dibuat tanpa dengan pretensi matjam-matjam. Wim hanja ingin berkisah tentang hidup remadja jang penuh dengan matjam-matjam impian jang indah-indah.
Kebetulan sadja bahwa Rommy dan Juli mengachiri mimpinja dengan suatu kenjataan jang tragis, meskipun penggambaranja indah, hingga jang kita nikmati adalah tjerita sedih jang manis. Semuanja itu bisa terdjadi atas dukungan aktor dan aktris -- jang berpengalaman maupun anjaran -- jang rata-rata bermain tidak djelek. Sophan Sophian tidak mengetjewakan debutnja sebagai pemain utama, Wydia lebih memperlihatkan kemampuan, Sophia W.D. dan suaminja bermain baik, walaupun tjara bereaksinja dengan mudah bisa dikenal via film-film nja terdahulu.
Tidak tanggung-tanggung Soundtracknya juga laris manis dan menjadi icon percintaan remaja saat itu. Lagunya dinyanyikan sendiri oleh Sophan Sophian & Widyawati. Bahkan ada lagu berjudul "Romeo and Juliet"
NEWS
Diramaikan sebagai jiplakan dari film "Love Story" dari Amerika Serikat yang diproduksi Paramount tahun 1970. Wim Umboh mengaku bahwa ia diilhami oleh cerita "Romeo and Juliet". Ada juga yang mengatakan bahwa gagasan awal ceritanya dari Sjuman Djaya, lalu Wim Umboh mengubahnya sedikit. Berkat film ini pasangan Sophan Sophiaan dan Widyawati menjadi sangat populer dan sering dijadikan pasangan dalam banyak film berikutnya. Kalau Hollywood punya film drama romantis yang berakhir tragisberjudul Love Story (1970), perfilman kita punya Pengantin Remaja.Banyak yang menyebut film karya Wim Umboh atas skenario Sjuman Djayaini jiplakan film Hollywood itu. Wim berkelit. Katanya, Pengantin Remaja lebih mirip kisah cinta Romeo dan Juliet versi Indonesia (nama tokohnya saja Romi (Sophan Sophiaan) dan Juli (Widyawati). Lalu, kisah cinta mereka juga tak direstui orang tua). Ada juga yang bilang gagasan film ini lahir dari Sjuman Djaya. Entahlah. Yang pasti dalam resensi di Tempo pada tahun itu, Salim Said memuji film ini. Salim menulis, "Orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik seandainya mereka sungguh-sungguh." Pada kalimat sebelumnya ia menulis, "Agak berlebihan barangkali menyebut Pengantin Remaja sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibikin di Indonesia sejak enam puluhan, kendati pun sulit untuk tidak berkata demikian." Nyatanya, Pengantin Remaja memang film terbaik di eranya. Film itu meraih Golden Harvest Award untuk Film Terbaik di ajang Festifal Film Asia pada 1971. *
24 Maret 1973
Pengantin umboh yang lain
BIASANYA kalau anak-anak muda Indonesia mengawini orang kulit putih, orang tua mereka di sini ke-beratan lantaran perbedaan kebiasaan dan tata krama yang bisa berakibat cekcok mertua versus menantu yang sudah barang tentu tidak tahu "sopan santun" kita. Tapi Raden Mas Sukarjo mempunyai alasan lain untuk tidak menyetujui perkawinan putecanya Raden Mas Suparto dengan gadis kulit putih, Inggrid Schuller, di Negeri Belanda. "Orang kulit putih itu tidak bisa "memberi banyak cucu", kata Raden Sukarjo kepada putera tunggalnya. Oleh karena itulah maka dengan segala days upaya, sang Raden kaya ini hersibiik diri mencari calon mantu di kalangan puteri-puteri kaum ningrat Solo. Sepak bola. Nah, itulah soal yang di permasalahkan oleh Wim Umboh, dalam filmnya yang terbaru, Perkawinan. Dengan mengetengahkan pasangan Sophan Sophian sebagai Suparto, dan Widyawati sebagai Inggrid - peranakan Muangthai dengan ayah Jerman - kisah cinta antar benua ini menerriukan bentuknya yang lembut. Bagi yang berkesempatan menikmati Pengantin Remaja lulu, tidak sukar menebak kemanisan macam apa yang bakal disajikan Wim Umboh bila film layar lebai dan penuh warm ini di sorotkan ke layar bioskop. Tapi bagaikan kesebelasan sepak bola yang bermain kembali setelah beberapa tahun melewati latihan dan godokan, team Pengantin Remaja ini bermain, dengan teknik yangAinggi dalam kesempatan ini. Wim Umboh, yang selain menyutradarai juga , menyusuxi cerita dan ikut menulis skenaridnya, nampak juga menyadari kelemahan pada film terdahulunya, Mama, yang kabarnya sulit tercerna oleh penonton awam lantaran berbelitnya cerita. Maka inilah Perkawinan, sebuah drama percintaan yang sederhana namun mengharukan. Bermula dengan perkawinan Suparto dengan Inge (Inggrid) di Amsterdam, penonton dibawa bertamasya ke hampir seluruh penjuru Eropa melalui mata kedua mempelai yang sedang menikmati bulan madu mereka.
Thailand Version.
Film ini dibuat tiga kali kali, yang pertama tahun 1971, dan yang kedua adalah tahun 1980 dengan judul Pengantin Remaja 2, dan yang ketiga adalah Penganti remaja (1990).
Menurut Shakespeare, Romeo dan Julia berasal dari keluarga yang bermusuhan, Capulet dan Montague. Karena itu mereka tidak bisa kawin kecuali sembunyi-sembunyi. Sjuman Djaja sebagai penulis skenario ini berpendapat lain Rommy (shopan Sopian) mengalami kesukaran bercinta dengan Juli (Widya wati) sebab yang pertama anak diplomat yang lainnya puteri anak petani kaya. Cerita dipaksa berubah ketika dokter (Aedy Moward) menyatakan ada kangker dalam tubuh cantik Julia, paling lama dalam waktu satu bulan. Ini adalah cobaan berat bagi ayah dan ibu Juli, anak semata wayang. Ayahnya mengamuk sambil mengamuk masuk ke kandang kuda dan melepaskan kuda-kudanya hingga berlarian dan menangis di lapangan. Lalu suani istri itu menulis surat wasiat dan mewariskan seluruh hartanya kepada istri dan suami dari putrinya itu. Keluarga Diplomat menolak Putranya dikawinkan pada petani, walaupun petani itu petani yang sukses dan kaya juga. Walaupun untuk perkawinan yang berlangsung satu bulan saja, dan Rommy anak diplomat itu melanggar kutukan. Tetapi dimalam kematian Juli, Rommy berangkat duluan dengan janji ketemu dalam waktu yang tidak lama lagi. Juli meninggal dengan tenang di ranjang dan hanya KTP Rommy yang kembali ke rumah orang tuanya.
Menurut Shakespeare, Romeo dan Julia berasal dari keluarga yang bermusuhan, Capulet dan Montague. Karena itu mereka tidak bisa kawin kecuali sembunyi-sembunyi. Sjuman Djaja sebagai penulis skenario ini berpendapat lain Rommy (shopan Sopian) mengalami kesukaran bercinta dengan Juli (Widya wati) sebab yang pertama anak diplomat yang lainnya puteri anak petani kaya. Cerita dipaksa berubah ketika dokter (Aedy Moward) menyatakan ada kangker dalam tubuh cantik Julia, paling lama dalam waktu satu bulan. Ini adalah cobaan berat bagi ayah dan ibu Juli, anak semata wayang. Ayahnya mengamuk sambil mengamuk masuk ke kandang kuda dan melepaskan kuda-kudanya hingga berlarian dan menangis di lapangan. Lalu suani istri itu menulis surat wasiat dan mewariskan seluruh hartanya kepada istri dan suami dari putrinya itu. Keluarga Diplomat menolak Putranya dikawinkan pada petani, walaupun petani itu petani yang sukses dan kaya juga. Walaupun untuk perkawinan yang berlangsung satu bulan saja, dan Rommy anak diplomat itu melanggar kutukan. Tetapi dimalam kematian Juli, Rommy berangkat duluan dengan janji ketemu dalam waktu yang tidak lama lagi. Juli meninggal dengan tenang di ranjang dan hanya KTP Rommy yang kembali ke rumah orang tuanya.
HANA INTERNASIONAL FILM P.T. ARIES FILM |
WIDYAWATI SOPHAN SOPHIAAN W.D. MOCHTAR SOFIA WD KUSNO SUDJARWADI ARIATI AEDY MOWARD RATIH DARDO FIFI YOUNG |
Ini film produksi Aries Film, memulai ganre baru perfilman nasional. Selain menghindari penonjolan sexual dan kekerasan, ia juga menghidupkan kembali unsur-unsur romantis, meskipun kali ini kisahnya tragis. Sjuman Djaya menulis skenarionya dengan sederhana mengungkap kehidupan remaja dan Wim dengan juru kamera Lukman Hakin Nain menangkap masa romantis ini. Warna yang mantap, angel yang baik (kecuali saat Bapak mengamuk dan melepaskan kuda-kudanya), framing yang kena dan editing yang lincah. Penggunaan slow motion, meskipun kadang-kadang dirasakan sedikit berlebihan, namun penempatannya tida bisa lain dari pada mempertimbangkan kadar puisi kehidupan remaja yang diungkapkan film ini. Idris sardi memberi ilustrasi yang lumayan dan dengan lirik yang dinyanyikan Brury, efek puitis semakin dicapai.
Dalam hal ini orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik, seandainya mereka bersungguh-sungguh. Inilah hasil film yang dibuat tanpa mementingkan prestasi apa-apa. Wim hanya ingin berkisah tentang kehidupan remaja yang penuh dengan macam-macam impian yang indah.
Setelah itu tahun 1991. Wim mencoba membuatnya lagi, kali ini ia menambah cerita yang lebih romatis dan humoris, karena mereka tidak jadi mati secara tragis, tetapi dokter menyatakan hal kangker itu adalah salah. Setelah itu keluarga petani harus mencium kaki keluarga diplomat itu agar sudi merestui pernikahan putrinya dengan putra mereka. Walaupun merasa tertekan toh hanya sebulan saja, mereka menikah juga. Tetapi setelah mereka menikah, sang dokter datang lagi dan membawa kabar gembira ternyata hasil testnya salah. Si Putri bukan terkena kangker darah, tetapi pasien yang lainnya. Sehingga perkawinan sudah berjalan dan akhirnya mereka direstui. Adegan yang paling luar biasa menurut saya saat menonton ini adalah Zainal Abidin sebagi bapak si putri yang bersedia sujud di kaki sang keluarga diplomat ini.
Saudara mau lihat sendiri ini tjerita secdih? Ia terdapat pada Pengantin Kemadja. Produksi ke--14 Aries Film ini memulai genre baru dalam film Indonesia, sebab disamping menghindari penon-djolan sex dan kekerasan, ia djuga menghidupkan kembali unsur-unsur romantis, meskipun kali ini kisahnja berachir tragis Sjumandjaja jang menulis skenario dengan tjara sederhana mengungkap kehidupan remadja, dan Wim Umboh dengan djuru kamera Lukman Hakim Nain menangkap puisi dari kehidupan masa romantis itu. Tentu tidak bisa dihindari bahwa pada mulanja skenario memang djiwa dari film, tapi skenario sadja belumlah selesai, kerdja keras lagi kreatif masihlah diperlukan. Ini pulalah jang menondjol dalam film baru Aries ini. Imadjinasinja melimpah ruah, ketelitiannja hampir mengagumkan. Puisi. Akan berlebihan barangkali untuk menjebut Pengantin Remadja sebagai salah satu film terbaik jang pernah dibikin di Indonesia sedjak tahun enam puluhan, kendatipun sulit untuk tidak berkata demikian.
Dalam hal ini orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik, seandainya mereka bersungguh-sungguh. Inilah hasil film yang dibuat tanpa mementingkan prestasi apa-apa. Wim hanya ingin berkisah tentang kehidupan remaja yang penuh dengan macam-macam impian yang indah.
Setelah itu tahun 1991. Wim mencoba membuatnya lagi, kali ini ia menambah cerita yang lebih romatis dan humoris, karena mereka tidak jadi mati secara tragis, tetapi dokter menyatakan hal kangker itu adalah salah. Setelah itu keluarga petani harus mencium kaki keluarga diplomat itu agar sudi merestui pernikahan putrinya dengan putra mereka. Walaupun merasa tertekan toh hanya sebulan saja, mereka menikah juga. Tetapi setelah mereka menikah, sang dokter datang lagi dan membawa kabar gembira ternyata hasil testnya salah. Si Putri bukan terkena kangker darah, tetapi pasien yang lainnya. Sehingga perkawinan sudah berjalan dan akhirnya mereka direstui. Adegan yang paling luar biasa menurut saya saat menonton ini adalah Zainal Abidin sebagi bapak si putri yang bersedia sujud di kaki sang keluarga diplomat ini.
Saudara mau lihat sendiri ini tjerita secdih? Ia terdapat pada Pengantin Kemadja. Produksi ke--14 Aries Film ini memulai genre baru dalam film Indonesia, sebab disamping menghindari penon-djolan sex dan kekerasan, ia djuga menghidupkan kembali unsur-unsur romantis, meskipun kali ini kisahnja berachir tragis Sjumandjaja jang menulis skenario dengan tjara sederhana mengungkap kehidupan remadja, dan Wim Umboh dengan djuru kamera Lukman Hakim Nain menangkap puisi dari kehidupan masa romantis itu. Tentu tidak bisa dihindari bahwa pada mulanja skenario memang djiwa dari film, tapi skenario sadja belumlah selesai, kerdja keras lagi kreatif masihlah diperlukan. Ini pulalah jang menondjol dalam film baru Aries ini. Imadjinasinja melimpah ruah, ketelitiannja hampir mengagumkan. Puisi. Akan berlebihan barangkali untuk menjebut Pengantin Remadja sebagai salah satu film terbaik jang pernah dibikin di Indonesia sedjak tahun enam puluhan, kendatipun sulit untuk tidak berkata demikian.
Jang pasti, inilah pertama kalinja segenap unsur jang ada di manfaatkan untuk mendukung efek jang ingin ditjapai: warna jang mantep, angel jang baik (ketjuali pada saat ajah mengamuk melepaskan kuda-kuda) framming jang kena dan editing jang lintjah. Penggunaan slow motion, meskipun kadang-kadang dirasakan sedikit berlebih, namun penempatannja tidak bisa lain dari pada mempertinggi kadar puisi kehidupan remadja jang diungkapkan film tersebut. Idris Sardi memberi ilustrasi jang lumajan dan dengan lirik jang dinjanjikan Brury, etek puitis makin ditjapai. Apa jang pasti dari film ini adalah kenjataan bahwa orang-orang Indonesi djuga bisa bikin film jang baik seandainja mereka bersungguh-sungguh. Boleh orang berdebat tentang tjeritanja, tapi Pengantin Remadja, jang barang tentu tidak semuanja orisinil, begitu utuh, begitu padu, hampir-hampir lupa mengurainja. Ia memang membuat kita terlibat, tidak setjara rasio melainkan perasaan. Wim Umboh (lihat box) telah berbitjara kepada hati penontonnja, lebih dari banjak sutradara kita jang kadangkadang bitjara tidak terdengar oleh hati bukan pula termakan oleh otak. Inilah barangkali hasil dari film jang dibuat tanpa dengan pretensi matjam-matjam. Wim hanja ingin berkisah tentang hidup remadja jang penuh dengan matjam-matjam impian jang indah-indah.
Kebetulan sadja bahwa Rommy dan Juli mengachiri mimpinja dengan suatu kenjataan jang tragis, meskipun penggambaranja indah, hingga jang kita nikmati adalah tjerita sedih jang manis. Semuanja itu bisa terdjadi atas dukungan aktor dan aktris -- jang berpengalaman maupun anjaran -- jang rata-rata bermain tidak djelek. Sophan Sophian tidak mengetjewakan debutnja sebagai pemain utama, Wydia lebih memperlihatkan kemampuan, Sophia W.D. dan suaminja bermain baik, walaupun tjara bereaksinja dengan mudah bisa dikenal via film-film nja terdahulu.
Tidak tanggung-tanggung Soundtracknya juga laris manis dan menjadi icon percintaan remaja saat itu. Lagunya dinyanyikan sendiri oleh Sophan Sophian & Widyawati. Bahkan ada lagu berjudul "Romeo and Juliet"
NEWS
Diramaikan sebagai jiplakan dari film "Love Story" dari Amerika Serikat yang diproduksi Paramount tahun 1970. Wim Umboh mengaku bahwa ia diilhami oleh cerita "Romeo and Juliet". Ada juga yang mengatakan bahwa gagasan awal ceritanya dari Sjuman Djaya, lalu Wim Umboh mengubahnya sedikit. Berkat film ini pasangan Sophan Sophiaan dan Widyawati menjadi sangat populer dan sering dijadikan pasangan dalam banyak film berikutnya. Kalau Hollywood punya film drama romantis yang berakhir tragisberjudul Love Story (1970), perfilman kita punya Pengantin Remaja.Banyak yang menyebut film karya Wim Umboh atas skenario Sjuman Djayaini jiplakan film Hollywood itu. Wim berkelit. Katanya, Pengantin Remaja lebih mirip kisah cinta Romeo dan Juliet versi Indonesia (nama tokohnya saja Romi (Sophan Sophiaan) dan Juli (Widyawati). Lalu, kisah cinta mereka juga tak direstui orang tua). Ada juga yang bilang gagasan film ini lahir dari Sjuman Djaya. Entahlah. Yang pasti dalam resensi di Tempo pada tahun itu, Salim Said memuji film ini. Salim menulis, "Orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik seandainya mereka sungguh-sungguh." Pada kalimat sebelumnya ia menulis, "Agak berlebihan barangkali menyebut Pengantin Remaja sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibikin di Indonesia sejak enam puluhan, kendati pun sulit untuk tidak berkata demikian." Nyatanya, Pengantin Remaja memang film terbaik di eranya. Film itu meraih Golden Harvest Award untuk Film Terbaik di ajang Festifal Film Asia pada 1971. *
24 Maret 1973
Pengantin umboh yang lain
BIASANYA kalau anak-anak muda Indonesia mengawini orang kulit putih, orang tua mereka di sini ke-beratan lantaran perbedaan kebiasaan dan tata krama yang bisa berakibat cekcok mertua versus menantu yang sudah barang tentu tidak tahu "sopan santun" kita. Tapi Raden Mas Sukarjo mempunyai alasan lain untuk tidak menyetujui perkawinan putecanya Raden Mas Suparto dengan gadis kulit putih, Inggrid Schuller, di Negeri Belanda. "Orang kulit putih itu tidak bisa "memberi banyak cucu", kata Raden Sukarjo kepada putera tunggalnya. Oleh karena itulah maka dengan segala days upaya, sang Raden kaya ini hersibiik diri mencari calon mantu di kalangan puteri-puteri kaum ningrat Solo. Sepak bola. Nah, itulah soal yang di permasalahkan oleh Wim Umboh, dalam filmnya yang terbaru, Perkawinan. Dengan mengetengahkan pasangan Sophan Sophian sebagai Suparto, dan Widyawati sebagai Inggrid - peranakan Muangthai dengan ayah Jerman - kisah cinta antar benua ini menerriukan bentuknya yang lembut. Bagi yang berkesempatan menikmati Pengantin Remaja lulu, tidak sukar menebak kemanisan macam apa yang bakal disajikan Wim Umboh bila film layar lebai dan penuh warm ini di sorotkan ke layar bioskop. Tapi bagaikan kesebelasan sepak bola yang bermain kembali setelah beberapa tahun melewati latihan dan godokan, team Pengantin Remaja ini bermain, dengan teknik yangAinggi dalam kesempatan ini. Wim Umboh, yang selain menyutradarai juga , menyusuxi cerita dan ikut menulis skenaridnya, nampak juga menyadari kelemahan pada film terdahulunya, Mama, yang kabarnya sulit tercerna oleh penonton awam lantaran berbelitnya cerita. Maka inilah Perkawinan, sebuah drama percintaan yang sederhana namun mengharukan. Bermula dengan perkawinan Suparto dengan Inge (Inggrid) di Amsterdam, penonton dibawa bertamasya ke hampir seluruh penjuru Eropa melalui mata kedua mempelai yang sedang menikmati bulan madu mereka.
Tapi sebelum Raden Mas Sukarjo menjadi berang oleh perkawinan puteranya yang sekolah di Eropa itu, dokter di negeri Belanda jelah menjatuhkan vonnis berat kepada Suparto: "Ubent Steril" alias mandul. Bagian berikutnya adalah - Inge dan Suparto merenungkan nasib mereka di park, dua pasang mata jeli ariak-anak menatap mereka. Adegan bisu yang penuh asosiasi.macam ini jarang sekali tertemukan dalam film-film Indoneski yang umumnya verbal dan banjir kata-kata. Suasana menjadi lebih memuncak ketika surat datang dari Solo. Suparto tahu betul watak ayahmya yang keras di satu fihak, sementara Inge, perempuan yatim piatu itu tidak pula mungkin terpisahkan dari hidupnya. "Jangan tinggalkan saya mas", Tok" kata Inge yang memperoleh bahasa Indonesianya melalui Akademi Bahasa Asing di Amsterdam. Mandul. Untuk sementara kernudian perdamaian dengan ayah yang duduk menikmati kekayaan di Jawa Tengali itu, dapat 'dicapai melalui jaqji bahwa Inge sanggup melahirkan setengah lusin cucu buat si Raden Mas. Tapi ketika Suparto harus kembali ke Eropa untuk mengobati kemandulannya, dan Inge yang inenanti di Solo ternyata hamil, ledakan tidak bisa dihindari lagi. Inge diusir. Persoalan akan jadi jelas apabila ditemukan bahwa diagnose dokter Belanda di Amsterdam dulu itu ternyata salah, dan Suparto ternyata tidak mandul. Tentu raja tidak harus dikatakan bahwa film ini menarik cuma adegan-adegannya dibikin di Eropa. Lepas dari kekurangan-kekurangan dalam mengaksentuasikan kehidupan seorang bangsawan Jawa, dan adegan pencaharian di Amsterdam (bagaimana bisa Suparto lupa pada tempat pertemuantiya dengan Inge sebelum kawin di kantor Nitour), film Indonesia pertama yang berlokasi di Eropa ini merupakan satu lagi pencapaian yang, menggembirakan bagi film-film nasional. Dikerjakan dengan rapi, oleh sutradara Wim Urnboh, juru kamera Lukman Hakim Lain telah memotret semuanya dengan rapi. Tapi barangkali yang paling palut disebutkan adalah permainan Widyarvati. Nyata benar bedanya - dengan Yuli yang dulu memikat dalam Pengantin Remaja. Di sini ia bermain lebih yakin maritap, dan penuh dengan penguasaan. Imbangannya cuma Kusno Sudjarwadi yang bermain sebagai Raden Mas Sukarjo. Bekas aktor pentas ini telah mendapatkan kesempatan yang baik - dari Wim Umboh, dan ia tidak mengecewakan. Entah lantaran kedua orang ini, tapi yang jelas permainan Sopan Sophian menjadi kecil di tengah-tengah isterinya sendiri - Widya - dan Kusno. Salim Said