NJI RONGGENG
Rasanya ini film terbaik Alam Surawidjaja.
Di tengah persaingan dua kampung, Cigugur dan Cijulang, di saat menjelang pemilihan lurah, serombongan ronggeng dengan primadona Sari (Chitra Dewi), mangkal di lapangan kecamatan. Sari ini dicintai dan mencintai Dadang (Dicky Zulkarnaen), anak Tua Kampung Cijulang, yang hendak merebut jabatan lurah. Di pihak lain, Ohim (Sandy Suwardi Hassan), anak Tua Kampung Cigugur, sangat ngebet dengan Sari. Apalagi ia hampir dipermalukan di pentas ronggeng, karena tak berhasil menaklukkan Sari dengan memegang sanggulnya sesuai syarat. Ayah Dadang marah besar pada hubungan Dadang dengan Sari, karena itu bisa mempengaruhi keinginannya jadi lurah. Rakyatnya juga tak suka, apalagi kabar pacaran itu sengaja dihembus-hembuskan pihak lawan, Tua Kampung Cigugur.
Di tengah persaingan dua kampung, Cigugur dan Cijulang, di saat menjelang pemilihan lurah, serombongan ronggeng dengan primadona Sari (Chitra Dewi), mangkal di lapangan kecamatan. Sari ini dicintai dan mencintai Dadang (Dicky Zulkarnaen), anak Tua Kampung Cijulang, yang hendak merebut jabatan lurah. Di pihak lain, Ohim (Sandy Suwardi Hassan), anak Tua Kampung Cigugur, sangat ngebet dengan Sari. Apalagi ia hampir dipermalukan di pentas ronggeng, karena tak berhasil menaklukkan Sari dengan memegang sanggulnya sesuai syarat. Ayah Dadang marah besar pada hubungan Dadang dengan Sari, karena itu bisa mempengaruhi keinginannya jadi lurah. Rakyatnya juga tak suka, apalagi kabar pacaran itu sengaja dihembus-hembuskan pihak lawan, Tua Kampung Cigugur.
Dadang seperti tak perduli. Pemuda ini dilukiskan rajin kerja dan santun. Kontras sekali dengan Ohim yang sok jago dan doyan perempuan. Dia makin penasaran dengan Sari, karena ternyata Sari ini tidak seperti ronggeng biasa yang gampang dibeli lelaki, seperti yang dilakukan teman-temannya. Trauma masa lalu tentang ibunya, ronggeng juga, yang mati karena diperebutkan lelaki, membentuk sikap Sari. Puncak persaingan terjadi dalam pesta rakyat. Dalam semua permainan desa Cigugur kalah, maka Ohim menantang main ujungan. Kali ini dia menang.. sampai datang Dadang yang mengalahkannya. Ohim tetap tak terima, hingga hampir terjadi pertumpahan darah. Sari datang menengahi dan menyalahkan para tua yang haus kekuasaan. Dengan itu film ini hendak menunjukkan bahwa tidak boleh memukul rata ronggeng, di samping ingin mempertunjukkan adat dan kesenian Sunda. Termasuk berhasil menyuguhkan erotisme dan sensualitas Ronggeng.
DEWAN PRODUKSI FILM NASIONAL
DEWAN PRODUKSI FILM NASIONAL
CHITRA DEWI DICKY ZULKARNAEN SANDY SUWARDI HASSAN A. HADI HADISJAM TAHAX HASSAN SANUSI MANSJUR SJAH A. HAMID ARIEF SYAMSUDDIN SYAFEI S. PARYA JEFFRY SANI TATTY SALEH |