LIMA SAHABAT
Saba (Septian Dwicahyo) bersama teman-teman sekolahnya harus menyiapkan baju Pramuka lengkap untuk menyambut HUT Proklamasi RI. Bagi Saba hal itu sangat berat. Ia harus memilih, menjual sepedanya atau kamera hadiah pamannya. Ketika memutuskan untuk menjual kamera, tiba-tiba ia mendapat order pas foto dari ibu-ibu PKK. Maka dari hasil pekerjaannya itu Saba dapat membeli seragam baru.
Saba mempunyai empat sahabat kental, Lodan (Andika Iskandar), Danu (Salman P. Gazali), Jupri (Sugeng Siswahyono), dan Ripin (Eko Dewanto). Mereka sepakat untuk membuat katapel. Setelah semua siap dengan katapelnya, tinggal Saba yang masih belum, karena kekurangan kulitnya. Maka pada saat sembahyang Jumat Saba mengambil sebelah sepatu entah milik siapa untuk dimanfaatkan kulitnya untuk katapel. Sepatu itu ternyata milik Pak Haji Dahlan (Benyamin S.). Pak Dahlan marah-marah kehilangan sebelah sepatunya, dan membuang begitu saja sebelah sepatunya yang lain.
Dalam adu pintar katapel, lagi-lagi ayam Pak Dahlan menjadi sasaran. Sepatu yang dibuang Pak Dahlan pun ditemukan mereka, lalu diberikan kepada Pak Wira (Sukarno M. Noor) yang cacat kaki, karena tertembak pada zaman perjuangan melawan Belanda. Dengan sangat terharu Pak Wira menerima sepatu dari Saba dan sahabat-sahabatnya. Sepatu itu pun dipakainya ketika upacara peringatan HUT RI.
Saba mempunyai empat sahabat kental, Lodan (Andika Iskandar), Danu (Salman P. Gazali), Jupri (Sugeng Siswahyono), dan Ripin (Eko Dewanto). Mereka sepakat untuk membuat katapel. Setelah semua siap dengan katapelnya, tinggal Saba yang masih belum, karena kekurangan kulitnya. Maka pada saat sembahyang Jumat Saba mengambil sebelah sepatu entah milik siapa untuk dimanfaatkan kulitnya untuk katapel. Sepatu itu ternyata milik Pak Haji Dahlan (Benyamin S.). Pak Dahlan marah-marah kehilangan sebelah sepatunya, dan membuang begitu saja sebelah sepatunya yang lain.
Dalam adu pintar katapel, lagi-lagi ayam Pak Dahlan menjadi sasaran. Sepatu yang dibuang Pak Dahlan pun ditemukan mereka, lalu diberikan kepada Pak Wira (Sukarno M. Noor) yang cacat kaki, karena tertembak pada zaman perjuangan melawan Belanda. Dengan sangat terharu Pak Wira menerima sepatu dari Saba dan sahabat-sahabatnya. Sepatu itu pun dipakainya ketika upacara peringatan HUT RI.
P.T. WIRA DHARMA BHAKTI FILM
SEPTIAN DWICAHYO SUKARNO M. NOOR BENYAMIN S IMRAN PANGERAN MARLIA HARDI MARULI SITOMPUL W.D. MOCHTAR DODDY SUKMA ANDIKA ISKANDAR SALMAN P. GAZALI SUGENG SISWAHYONO EKO DEWANTO |