Dalam film ini, sudah menggunakan nama Joshua Wong kini sudah bisa dijadikan sebagai andalah mutu suatu film. Tenaga Joshua digunakan untuk menangani kamera dan suara dari pembuatan film pertama Oriental Film, Kris Mataram. Nama Joshua ditonjolkan tulisan "Joshua Wong Brilliant Productie 1940" jadi suaranya film ini cukup kuat, tetapi tidak nampak perkembangan pada sektor sarana. Produksi mereka selama 1940-1941 hanya lima film.
Produser pelaksananya Tjan Hock Siong, adalah cerita berdasarkan cerita Nyoo, dan pemain utamanya perempuan adalah Fifi Young. Pertunjukan perdananya 29 Juni 1940 di bioskop Rex.Batavia. Ia berhasil menarik Joshua Wong dari Tan's (yang ada konflik internal Tan's dengan Joshua), titlenya "Joshua, dijamin lebih baik dari yang pernah ada".
Mengisahkan awal timbulnya pikiran dan pandangan baru (modern), sementara adat (kekolotan) masih amat teguh. Pikiran itu diutarakan lewat percintaan antara putri bangsawan R.A. Rusmini (Fifi Young) dengan pemuda biasa, Bachtiar (Omar Rodriga). Cerita diakhiri dengan kesimpulan kompromistis: tak ada yang salah dalam yang modern maupun tradisi.
Film ini mengandalkan kepopuleran Fifi Young di panggung dan suksesnya sebagai pengarang cerita tonil. Sedang penonton yang dituju hanya penggemar tonil saja, dengan sedikit tekanan pada khalayak Cina. Dalam film ini juga tidak ada upaya untuk menarik penonton kelas atas. Fifi Young ditampilkan sebagai anak wayang, dengan bintang panggung yang pernah memakai namanya Dewi Maya, dan dalam film ditekankan bahwa Fifi adalah putri tonil yang berdarah Tiongha-Indonesia. Dalam iklannya dimajalah dijelaskan pindahnya sembilan bintang populer Tonil ke dalam film. Bintang panggung memang bisa menarik penonton kelas bawah, tapi justru membuat kalangan baik-baik merasa kurang seronok.
Dalam film ini Njoo sebenarnya menyinggung hal yang mulai penting pada masa itu, yakni pertikaian antara Kolotisme dan Modrenisme, kebaratan dan ketimuran, serta putra-putri modren lawan ibu bapak kuno. Gadis modren R.A.Roosmini lari dengan kekasihnya, Bachtiar, karena hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua Roosimini yang kolot, R.M.Hadikusumo. akan tetapi Roosmini ditinggal pergi oleh Bachtiar yang piulang kampung. Ia terpaksa kawin di sana. Dengan diselingi sembilan lagu keroncong populer dinyanyikan para bintang radio serta Fifi sendiri, maka Roosmini mengakhiri hidupnya di ujung kris Mataram pusakanya, jadi tidak ada hubungan dengan daerah Mataram.
Dalam tulisannya dengan nama samaran M.d'Amour ia mengeluhkan sikap pers dan publik yang mengharapkan terlalu berlebihan dan film nasional. Menurutnya, orang film sulit sekali untuk memenuhi keinginan kalangan bawah dan atas secara bersamaan, yang seleranya sangat jauh beda.
Produser pelaksananya Tjan Hock Siong, adalah cerita berdasarkan cerita Nyoo, dan pemain utamanya perempuan adalah Fifi Young. Pertunjukan perdananya 29 Juni 1940 di bioskop Rex.Batavia. Ia berhasil menarik Joshua Wong dari Tan's (yang ada konflik internal Tan's dengan Joshua), titlenya "Joshua, dijamin lebih baik dari yang pernah ada".
Mengisahkan awal timbulnya pikiran dan pandangan baru (modern), sementara adat (kekolotan) masih amat teguh. Pikiran itu diutarakan lewat percintaan antara putri bangsawan R.A. Rusmini (Fifi Young) dengan pemuda biasa, Bachtiar (Omar Rodriga). Cerita diakhiri dengan kesimpulan kompromistis: tak ada yang salah dalam yang modern maupun tradisi.
Film ini mengandalkan kepopuleran Fifi Young di panggung dan suksesnya sebagai pengarang cerita tonil. Sedang penonton yang dituju hanya penggemar tonil saja, dengan sedikit tekanan pada khalayak Cina. Dalam film ini juga tidak ada upaya untuk menarik penonton kelas atas. Fifi Young ditampilkan sebagai anak wayang, dengan bintang panggung yang pernah memakai namanya Dewi Maya, dan dalam film ditekankan bahwa Fifi adalah putri tonil yang berdarah Tiongha-Indonesia. Dalam iklannya dimajalah dijelaskan pindahnya sembilan bintang populer Tonil ke dalam film. Bintang panggung memang bisa menarik penonton kelas bawah, tapi justru membuat kalangan baik-baik merasa kurang seronok.
Dalam film ini Njoo sebenarnya menyinggung hal yang mulai penting pada masa itu, yakni pertikaian antara Kolotisme dan Modrenisme, kebaratan dan ketimuran, serta putra-putri modren lawan ibu bapak kuno. Gadis modren R.A.Roosmini lari dengan kekasihnya, Bachtiar, karena hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua Roosimini yang kolot, R.M.Hadikusumo. akan tetapi Roosmini ditinggal pergi oleh Bachtiar yang piulang kampung. Ia terpaksa kawin di sana. Dengan diselingi sembilan lagu keroncong populer dinyanyikan para bintang radio serta Fifi sendiri, maka Roosmini mengakhiri hidupnya di ujung kris Mataram pusakanya, jadi tidak ada hubungan dengan daerah Mataram.
Dalam tulisannya dengan nama samaran M.d'Amour ia mengeluhkan sikap pers dan publik yang mengharapkan terlalu berlebihan dan film nasional. Menurutnya, orang film sulit sekali untuk memenuhi keinginan kalangan bawah dan atas secara bersamaan, yang seleranya sangat jauh beda.
ORIENTAL FILM COY