KAWIN LARI
Kisah yang disadur dari karya pengarang Amerika ini amat terkenal dan bukan barang baru lagi baru Teguh Karya. Sekitar sepuluh tahun silam, sandiwara Permainan Gelas karya Tennessee Williams ini telah di pentaskan oleh Teguh Karya. Di sana cerita itu bernada sayu. Kalau saja Teguh juga suka melihat Kawin Lari sebagai melodrama dan tidak memaksa pemainnya untuk memancing ketawa, karyanya ini bisa akan jaya lagi macam yang dulu-dulu. Karena mau membuat komedi itu, makanya pemainnya terasa dibuat-buat. Christien Hakim mungkin salah penafsiran Teguh pada sosok peran Anna ini.
Kemasyuran Teguh, ketelitian, kecermatan dalam karyanya hanya terlihat pada dekor dan set studionya saja dalam film ini. Di film ini juga banyak orang yang bilang, setiap Empuh tidak selalu menghasilkan masterpiese kan????.
Ringkasan Ceritanya.
Oleh sutradaranya film ini disebut komedi pahit. Agaknya Teguh Karya bermaksud membuat film komedi yang "sungguhan", di tengah banyaknya film banyolan. Kisahnya berawal dari Ibu Sumirah (Tuti Indra Malaon), janda dan bekas kembang Padalarang, yang sangat khawatir akan anaknya Anna (Christine Hakim), yang sangat pemalu dan minder. Sumirah sibuk mencarikan jodoh, hingga ia mendorong-dorong kakak Anna, Willy (Herman Masduki) untuk membawa teman pabrik pakaiannya datang berkunjung ke rumah. Perubahan terjadi setelah kenalan dengan Jaka, seorang guru bahasa Inggris yang tinggal di dekat rumahnya. Ketika percintaan mereka mulai berjalan, ketahuan bahwa Jaka adalah anak Saodah, yang pernah menyeleweng dengan suami Sumirah, Van Nijs. Sumirah berbalik pendirian. Anna dan Jaka akhirnya lari.
NOTE:
KONSORSIUM FILM MANDARIN
Membuat film komedi tentang seorang ibu yang mencari menantu bagi anak gadisnya yang telah perawan tua adalah ide yang mendorong Teguh membuat film ini. Maunya sutradara Willy (Herman Masduki) telah menjadi perjaka tua, demikian pula adiknya (Christien Hakim), ketika film dimulai. Tetapi baik fisik maupun tingkah laku serta cara dan teman bergaulnya si Willy tidak bisa mendesak kita untuk yakin bahwa ia jejaka tua. Dan Anna yang lewat dialoq ibunya diperkenalkan sebagai gugup dan merasa tidak berharga lagi sebagai seorang wanita. Tingkah laku dan gerak polanya ternmyata hanya mengingatkan kita pada orang-orang yang IQ-nya sedikit dibawah normal.
Seorang jejaka muda yang normal, tidak jelek -meskipun dipaksa berpakaian agak arkhaik oleh si pembuat film -cukup terpelajar, jatuh cinta pada si Anna. Ini kasus memang istimewa, kendati sediit sulit di mengerti, cinta atau kasihan, itu kurang jelas, tetapi Jaka (Slamet Rahadjo) disini digambarkan betul-etul suka pada Anna. Pada suatu hari, ibu (Tuti Indra Malaon) mengetahui bahwa Jaka adalah anak Rd.Tatang dari perkawinannya dengan Nyi.Saodah; seorang perempuan yang dalam kehidupan si ibu merupakan duri semasa suaminya masih hidup. Van Nijs yang dikiranya setia, beberapakali kedapatan menyeleweng dengan istri Rd.Tatang ini, Ibu menolak Jaka? Ada alasan dong. Tetapi berapa sebenarnya umur kedua anak Van Nijs itu ketika film ini dibikin? Melihat -flashbacknya jelas kedua anak itu lahir sebelum perang, sementara kisah ini berlangsung di tahun 1975 (perhatikan model mobil toyota yang ditumpangi Mike Wijaya dan Slamet Raharjo). Umur mereka yang sudah cukup gawat itu, ternyata tidak kompak dengan penampilan dalam gambar hidup. Baik si willyt, Anna, Jaka maupun ibu yang masih kelihatan amat lincah dan gesit.
Seorang jejaka muda yang normal, tidak jelek -meskipun dipaksa berpakaian agak arkhaik oleh si pembuat film -cukup terpelajar, jatuh cinta pada si Anna. Ini kasus memang istimewa, kendati sediit sulit di mengerti, cinta atau kasihan, itu kurang jelas, tetapi Jaka (Slamet Rahadjo) disini digambarkan betul-etul suka pada Anna. Pada suatu hari, ibu (Tuti Indra Malaon) mengetahui bahwa Jaka adalah anak Rd.Tatang dari perkawinannya dengan Nyi.Saodah; seorang perempuan yang dalam kehidupan si ibu merupakan duri semasa suaminya masih hidup. Van Nijs yang dikiranya setia, beberapakali kedapatan menyeleweng dengan istri Rd.Tatang ini, Ibu menolak Jaka? Ada alasan dong. Tetapi berapa sebenarnya umur kedua anak Van Nijs itu ketika film ini dibikin? Melihat -flashbacknya jelas kedua anak itu lahir sebelum perang, sementara kisah ini berlangsung di tahun 1975 (perhatikan model mobil toyota yang ditumpangi Mike Wijaya dan Slamet Raharjo). Umur mereka yang sudah cukup gawat itu, ternyata tidak kompak dengan penampilan dalam gambar hidup. Baik si willyt, Anna, Jaka maupun ibu yang masih kelihatan amat lincah dan gesit.
Kisah yang disadur dari karya pengarang Amerika ini amat terkenal dan bukan barang baru lagi baru Teguh Karya. Sekitar sepuluh tahun silam, sandiwara Permainan Gelas karya Tennessee Williams ini telah di pentaskan oleh Teguh Karya. Di sana cerita itu bernada sayu. Kalau saja Teguh juga suka melihat Kawin Lari sebagai melodrama dan tidak memaksa pemainnya untuk memancing ketawa, karyanya ini bisa akan jaya lagi macam yang dulu-dulu. Karena mau membuat komedi itu, makanya pemainnya terasa dibuat-buat. Christien Hakim mungkin salah penafsiran Teguh pada sosok peran Anna ini.
Kemasyuran Teguh, ketelitian, kecermatan dalam karyanya hanya terlihat pada dekor dan set studionya saja dalam film ini. Di film ini juga banyak orang yang bilang, setiap Empuh tidak selalu menghasilkan masterpiese kan????.
Ringkasan Ceritanya.
Oleh sutradaranya film ini disebut komedi pahit. Agaknya Teguh Karya bermaksud membuat film komedi yang "sungguhan", di tengah banyaknya film banyolan. Kisahnya berawal dari Ibu Sumirah (Tuti Indra Malaon), janda dan bekas kembang Padalarang, yang sangat khawatir akan anaknya Anna (Christine Hakim), yang sangat pemalu dan minder. Sumirah sibuk mencarikan jodoh, hingga ia mendorong-dorong kakak Anna, Willy (Herman Masduki) untuk membawa teman pabrik pakaiannya datang berkunjung ke rumah. Perubahan terjadi setelah kenalan dengan Jaka, seorang guru bahasa Inggris yang tinggal di dekat rumahnya. Ketika percintaan mereka mulai berjalan, ketahuan bahwa Jaka adalah anak Saodah, yang pernah menyeleweng dengan suami Sumirah, Van Nijs. Sumirah berbalik pendirian. Anna dan Jaka akhirnya lari.
NOTE:
Nama Teguh Karya selalu dihubungkan dengan nama Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Tuti Indra Malaon, Niniek L. Karim, Erros Djarot dan Idris Sardi yang selalu mendominasi Festival Film Indonesia. Nama Teguh Karya dan kelompoknya telah menjadi simbol dari kreativitas dan prestasi yang dicapai dengan kerja keras serta kecintaan pada profesinya.
P.T. ELANG PERKASA FILMKONSORSIUM FILM MANDARIN
CHRISTINE HAKIM SLAMET RAHARDJO TUTI INDRA MALAON HERMAN MASDUKI MIEKE WIJAYA HENKY SOLAIMAN GEORGE KAMARULLAH DELIANA SURAWIDJAJA GINO MAKASUTJI SAODAH EDOWATI |