Lebih dari separuh film merupakan sorot balik. Dan tidak jarang sorot balik dalam sorot balik. Kisah dimulai dengan pertemuan Isna (Hanna Wijaya) dengan Rosadi (August Melasz) di Gajahmada Plaza. Lalu mulailah kenangan Isna selengkapnya saat bertemu dengan kekasih yang dicarinya sepuluh tahun lamanya. Pria ini menghamilinya saat bertugas ke Bali, dan tak pernah kembali, hingga Isna berjuang seorang diri, karena kemudian kedua orang tuanya meninggal merana. Ia kemudian ditolong oleh Subakti (Robby Sugara), polisi yang kemudian mengawininya, tapi sampai matinya tidak mendapat haknya sebagai suami, karena Isna tetap ingat Rosadi.
Isna sebenarnya sudah mulai berubah berkat bantuan psikolog Hasyim (Wahab Abdi), teman Subakti. Tapi maut keburu merenggut. Rosadi yang dijumpainya tak sengaja di awal film, ternyata sudah kawin dengan anak orang kaya, tempatnya memimpin perusahaannya. Isna diterima bekerja di situ, tanpa setahu Rosadi.
Rosadi yang mulai bosan dengan istrinya yang tidak memberinya anak, mulai menduga bahwa anak Isna, adalah anaknya juga. Untuk membuktikan bahwa dia memang ayah yang menyesal dan bertanggung jawab, maka ia bertindak saat anak itu diculik. Maka berkumpullah mereka, meski pada akhir film Rosadi sempat tertembak penculik.
Isna sebenarnya sudah mulai berubah berkat bantuan psikolog Hasyim (Wahab Abdi), teman Subakti. Tapi maut keburu merenggut. Rosadi yang dijumpainya tak sengaja di awal film, ternyata sudah kawin dengan anak orang kaya, tempatnya memimpin perusahaannya. Isna diterima bekerja di situ, tanpa setahu Rosadi.
Rosadi yang mulai bosan dengan istrinya yang tidak memberinya anak, mulai menduga bahwa anak Isna, adalah anaknya juga. Untuk membuktikan bahwa dia memang ayah yang menyesal dan bertanggung jawab, maka ia bertindak saat anak itu diculik. Maka berkumpullah mereka, meski pada akhir film Rosadi sempat tertembak penculik.