Sabtu, 20 Agustus 2011

GAN KH & GAN KL (SILAT CINA)

GAN KOK HWIE / GAN KH
(SILAT CINA)

Gan Kok Hwie yang lebih dikenal Gan KH lebih terlihat sebagai pribadi yang santai dan penuh canda. Gan Kok Hwie, santai dan berapi-api berbeda dengan kakaknya Gan Kok Liang. Memulai karier sebagai penerjemah karena menuruti jejak Gan KL, sang kakak, ia telah menerjemahkan tidak kurang dari 30 judul cerita silat sampai saat ini.

Gan KH saat ini tinggal di Semarang dan sehari harinya sangat aktif dalam kegiatan kelenteng di Tay Kak Sie Semarang. Ia masih sangat berapi-api ketika berbicara tentang zaman kejayaan cerita silat dulu. Ia masih mengingat satu per satu karya yang pernah diterjemahkannya. Para penggemar cersil akan selalu mengenang Gan KH sebagai salah satu penerjemah terbaik cerita-cerita karya Khu Lung atau Gu Long.
Di antaranya adalah serial Pendekar Harum dan saga Salju Merah. Pada 2005 ini Gan KH kembali menerjemahkan dan buku yang paling akhir terbit adalah masih dari salah satu karya Khu Lung yang diberi judul Pukulan si Kuda Binal. Gan KH berjanji akan terus menerjemahkan demi untuk mempopulerkan kembali cerita silat seperti di zaman jayanya dulu,

Pedang Kayu Cendana | Karya Gan K H, Patung Emas Kaki Tunggal Karya Gan K H Pedang Darah Bunga Iblis Karya G K H Pedang Kayu Cendana Karya Gan K H Tugas Rahasia Karya Gan K H Rahasia Si Badju Perak Karya G. K. H Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat Karya Gan Kh
.



GAN KOK LIANG / GAN KL

Gan Kok Liang yang lebih dikenal dengan sebutan Gan KL adalah salah satu sastrawan, selain Oey Kim Tiang alias OKT, yang memperkenalkan cerita-cerita silat Tiongkok di Indonesia. Telah dibawanya ke bumi Indonesia karya-karya tiga pengarang silat Tiongkok terkenal: Jin Yong, Gu Long, dan Liang Yusheng. Gan KL merupakan anak pertama dari delapan bersaudara, putra dari Gan Swie Pie dan Phoa Leng Keng. Ia lahir di Xiamen, China, 14 Agustus 1928 silam dan dibawa orangtuanya ke Indonesia pada tahun 1938 pada usia 10 tahun, saat tentara Jepang menguasi Xiamen. Mereka mendarat di Surabaya dan kemudian menetap di Kutoarjo, Jawa Tengah. Sekitar tahun 1948 Jepang menguasai Kutoarjo dan keluarga Gan KL pun kembali harus mengungsi dan mereka akhirnya menetap di Semarang.

la tidak pernah menerima pendidikan formal, tetapi mampu berbahasa Tionghoa dan Indonesia. Sebelum menerjemahkan cersil, ia pernah melakukan bermacam-macam pekerjaan. la pernah menjadi penjual keliling, pernah juga menjadi sopir mobil. Ketika berusia tigapuluh tahun baru ia mulai menulis. Sampai 1980-an ia telah menghasilkan lebih dari 40 buah karya terjemahan. Tahun 1958, Gan KL mengirimkan karya sadurannya yang pertama berjudul Pendekar Padang Rumput (Sai Wai Qi Xia Chuan/Tjhau Goan Eng Hiong ) buah karya Liang Yusheng, yang berkisah tentang perjuangan suku minoritas di Sin Kiang melawan kaum penjajah, ke harian Sin Po tempat ia bertugas. Karena lebih muda dari Oey, kalimat-kalimat yang dipakai Gan lebih mendekati bahasa Indonesia. Dengan kata lain, "Melayu Tionghoa" Gan tidak setebal Oey. Gan Kok Liang memakai nama Gan K.L. pada karyanya.Karena lebih muda dari Oey, kalimat-kalimat yang dipakai Gan lebih mendekati bahasa Indonesia. Dengan kata lain, "Melayu Tionghoa" Gan tidak setebal Oey. Gan Kok Liang memakai nama Gan K.L. pada karyanya. Kisah sadurannya itu rupanya digemari banyak orang, sehingga Gan KL memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya saat itu sebagai auditor akuntansi PT Oei Tiong Ham Concern untuk bekerja sepenuhnya menulis cerita silat. Tahun 1961 Gan KL mulai menerbitkan karyanya sendiri dan mengedarkannya ke toko-toko buku, selain menerbitkannya di surat kabar.

Di samping menerjemahkan novel liang Yusheng, Gan K.L. juga menyalin karya Jin Yong, di antaranya: Sin Tiauw Hiap Lu, To Liong To, Siauw Go Kang Ouw, Thian Liong Pat Poh dan Soh Kim Kiam. Tidak sedikit pula ia menerjemahkan karya Gu Long. Seluruhnya ada sepuluh buah, termasuk Keajaiban Negeri Es, Pendekar Harum, Renjana Pendekar dan Pendekar Setia. Namun, karya terjemahannya yang terkenal adalah Pendekar Binal karya Gu Long yang dikerjakannya pada 1970-an. Pendekar Binal itu terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama berjumlah 20 jilid, berjudul: Pendekar Keras Kepala, bagian kedua berjumlah 18 jilid, berjudul: Kesetiaan Pendekar Keras Kepala, bagian ketiga juga berjumlah 20 jilid, berjudul: Kebahagiaan Pendekar Keras Kepala. Pada 1978 suratkabar Kompas pernah memuat resensi, tulisannya meinberikan penilaian yang tinggi. Penilai menganggap ini adalah karya Gan K.L. yang terbaik.

Karena Gan K.L. tidak mencantumkan nama Gu Long, para pembaca berbahasa Indonesia masih menganggap ini adalah karya cipta Gan K.L. (pada 1992 Pendekar Binal dicetak ulang dan nama Gu Long dicantumkan sebagai pengarang aslinya). Kebiasaan tidak mencantumkan nama penulis asli adalah warisan peninggalan sebelum PD II. Akan tetapi, kebiasaan jelek ini tidak diketahui dengan jdas, mungkin untuk meng-hindari pembayaran royalti kepada pengarang asli, mungkin demi kebebasan supaya pener-jemah tidak perlu terikat pada naskah asli.Kebiasaan tidak mencantumkan nama penulis asli adalah warisan peninggalan sebelum PD II. Akan tetapi, kebiasaan jelek ini tidak diketahui dengan jdas, mungkin untuk meng-hindari pembayaran royalti kepada pengarang asli, mungkin demi kebebasan supaya pener-jemah tidak perlu terikat pada naskah asli. Gan KL berhenti menerjemahkan cerita silat tahun 1986 seiring dengan menyurutnya minat pembaca cerita silat. Ia beralih profesi terjun ke bidang hukum dan membuka kantor konsultan hukum yang memberi jasa pengurusan naturalisasi warga negara asing menjadi warga negara Indonesia. Gan KL yang memiliki hobi membaca dan menyanyi ini dikaruniai lima orang anak dari pernikahannya dengan Tan Bie Nio. Karya penerjemah yang meninggal pada 2003 itu mencapai lebih dari 50 judul dan hampir semua ceritanya panjang. Karyanya yang akan dikenang terus antara lain adalah Tiga Dara Pendekar (Jianghu Sannuxia) karya Liang Yushen, Rahasia Putri Harum (Suqian wenshou lu) dan Hina Kelana (Xiao’ao Jianghu) karya Jin Yong, dan Pendekar Binal (Juedai shuangjiao) (1980) karya Gu Long.

Daftar Saduran Gan KL:

Pendekar Rajawali Sakti (Sin Tiauw Hiap Lu/The Return Of The Condor Heroes)
Golok Pembunuh Naga (To Liong To/Heavenly Sword And Dragon Sabre)
Pahlawan Padang Rumput (Cauw Guan Eng Hiong)
Thian San Thjit Kiam (Tujuh Pendekar Dari Thian-san)
Tiga Dara Pendekar (Kang Ouw Sam Li Hiap)
Pedang Di Sungai Es (Peng Ho Swi Kiam)
Geger Dunia Persilatan (Hong Lui Cin Kiu Cin)
Pendekar Jembel (Hiat Kut Tan Sin)
Kelana Buana
Durjana Dan Ksatria
Medali Wasiat (Hiap Kek Heng)
Hina Kelana (Siauw Go Kang Ouw)
Pedang Hati Suci (Soh Sim Kiam)
Pendekar Negeri Taylie (Thian Liong Pat Pou/Demi Gods And Semi Devils)
Pendekar Latah
Pendekar Sejati
Rahasia Peti Wasiat
Amanat Marga
Misteri Kapal Layar Pancawarna
Pendekar Baja
Renjana Pendekar
Imbauan Pendekar

Serial Pendekar Binal
1. Pendekar Binal
2. Bakti Pendekar Binal
3. Bahagia Pendekar Binal
Pendekar Harum
4. Mayat Kesurupan Roh
5. Legenda Kelelawar

Pendekar Budiman

Serial Pendekar Empat Alis

1. Pendekar Empat Alis
2. Si Bandit Ahli Bordir
3. Duel Antara Dua Jago Pedang
4. Rumah Judi Pancing Perak
5. Keajaiban Negeri Es
6. Perkampungan Hantu
7. Duel Di Butong
8. Manusia Yang Bisa Menghilang
9. Sang Ratu Tawon
10. Senyuman Dewa Pedang

Manusia Aneh Dari Alas Pegunungan (Hong San Koay Khek)
Si Pedang Kilat
Thian Ge Ciat Kiam
Pedang Darah Dan Bunga Iblis
Golok Yanci Pedang Pelangi
Jago Terpendam Di Tanah Asing
Pendekar Satu Jurus
Pengemis Berbisa
Rahasia 180 Patung Mas
Tiga Mutiara Mestika (Sam Po Tju)
Pahala Dan Murka
Balada Kaum Kelana
Kemelut Di Ujun Ruyung Emas
Pedang Kiri Pedang Kanan
Pendekar Kembar
Hikmah Pedang Hijau
Pendekar Lugu (Si Kangkung)
Tiga Pedang Tujuh Ruyung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar