Kamis, 10 Februari 2011

PENGEMIS DAN TUKANG BECAK / 1978

PENGEMIS DAN TUKANG BECAK


Atas bantuan Ratih, Sri (Christine Hakim) diterima jadi pembantu di rumahnya Ratih (Ully Artha) yang badung ternyata hamil. Untuk menutup malu keluarga ia dikawinkan dengan Joko (Dicky Zulkarnain) yang ternyata bajingan. Mereka kawin dengan syarat kebajingan Joko membawa korban Sri hendak diperkosa. Untung selamat oleh teriakan Ajeng (Triani Sardi) anak Ratih yang lekat pada Sri, akibatnya Sri harus pergi Ajeng ikut karena kelekatannya Sri ditolong Parto (Alan Suryaningrat) tukang becak. Mereka lari ke Jakarta. Kisah selanjut adalah rentetan kemalangan Sri di Jakarta antara lain terpisahnya Sri dari Parto.karena sebuah perkelahian antara tukang becak dan supir bus. Film berakhir dengan bahagia Sri-Parto bersua kembali Joko-Ratih-Ajeng rukun kembali.
 
Di tengah pembuatan film,Wim Umboh jatuh sakit, hingga penyelesaian film ini diteruskan oleh Lukman Hakim Nain (cinematographer-nya).
 
 
 
 
 
 
 


19 Mei 1979
 Yang dicalonkan & yang menang
DARI 38 film cerita dan 14 film dokumenter dengan Dewan Juri terdiri dari: Rosihan Anwar, Mochtar Lubis, Johardin, Sumaryo LE, Gayus Siagian, Enoch Markum dan Abas Alibasydh, diputuskan pemenang FFI VII sebagai berikut: Film terbaik: November 1828. Mendapat penghargaan: Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Binalnya Anak Muda, Gara-gara Isteri Muda dan Kemelut Hidup. Pemeran Utama Pria Terbaik: Soekarno M. Noor dalam Kemelut Hidup. Mendapat penghargaan: Maruli Sitompul dalam November 1828. Ikut dicalonkan: El Manik, Parto Tegal dan Slamet Rahardjo. Pemeran Utama Puteri Terbaik: Christine Hakim dalam Pengemis dan Tukang Beca Mendapat Penghargaan: Yenni Rachman dalam Binalnya Anak Muda. Ikut dicalonkan: Mutiara Sani, Suzanna dan Tuti Kirana. Penyutradaraan Terbaik: Teguh Karya dalam November 1828. Mendapat penghargaan: Wim Umboh dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Asrul Sani, Ismail Subardjo dan Wahyu Sihombing. Penulisan Skenario Terbaik: Asrul Sani dalam Kemelut Hidup. Mendapat penghargaan: Wim Umboh dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Fritz Schadt, Ismail Subardjo dan Teguh Karya. Sinefotografi Terbaik: Tantra Suryadi dalam November 1828. Mendapat penghargaan: Lukman Hakim Nain dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Akin. Penata Artistik Terbaik: Benny Benhardi dalam November 1828. Mendapat penghargaan: Nazar Ali dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Effendi. Penata Musik Terbaik: Franky Raden dalam November 1828. Mendapat penghargaan: Idris Sardi dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: BJ Supardi. Perekam Suara Terbaik: Kemal Redha dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Suparman Sidik dan I Sutarya. Editor Terbaik: Wim Umboh dalam Pengemis dan Tukang Beca. Mendapat penghargaan: Tantra Suryadi dalam November 1828. Ikut dicalonkan: Fritz Schadt. Pemeran Pembantu Pria Terbaik: El Manik dalam November 1828. Mendapat penghargaan: Farouk Afero dalam Rahasia Perkawinan. Ikut dicalonkan: Maruli Sitompul, Menzano dan Rachmat Hidayat. Pemeran Pembantu Wanita Terbaik: Chitra Dewi dalam Gara-gara Isteri Muda Mendapat penghargaan: Ully Artha dalam Pengemis dan Tukang Beca. Ikut dicalonkan: Erni Tanjung, Rahayu Effendi dan Rina Hassim. Pemeran Anak-anak Terbaik: Triani Sardi dalam Pengemis dan Tukang Beca. Pemenang Film Dokumenter Terbaik: Akupun Bisa karya LPKJ. Mendapat penghargaan: Kartini karya PFN Kecuali itu, diserahkan juga Piala Antemas untuk film terlaris tahun 1978, ialah film Badai Pasti Berlalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar