LIES NOOR
1 Juli 1953
PADA suatu hari Minggu dengan ragu-ragu kami pergi ke jalan
Bengawan. Kami hendak menemui Lies, leading-lady dalam film PULANG
produksi PFN yang telah banyak didengar, tapi belum dipertunjukkan untuk
umum. Ragu-ragu karena kami sangsi apakah Lies Noor pada hari Minggu di
rumah saja. Yang pertama-tama kami jumpai adalah batu-batu di jalandi
depan rumahnya dan pohon tandjung yang besar, tapi belum nampak
bunganya. Pintu kami ketok, seorang ibu keluar.
“Lies ada?”
“Ada, silahkan duduk dulu,”
Ada juga. Mungkin sedang tidak enak badan. Kami duduk menunggu. Di
tembok tampak sebuah potret besar berkaca gambar Farley Granger. Anehnya
tak ada gambar-gambar lain. Mungkin Farley Granger bintang film
kesayangannya.
Tiba-tiba seorang gadis keluar menembus gordin. Mengangguk, tersenyum-senyum. Kami berdiri memperkenalkan diri.
“Lilies,” demikian katanya.
Percakapan kami mula-mula agak kaku, tapi lama kelamaan hangat juga.
Dari soal kecil-kecil sampai ke soal sekolah, film, sandiwara, dan
cilincing. Lies sebetulnya tak suka ditulis di majalah. Katanya kelak
saja kalau sudah mencapai hasil yang benar-benar dapat dibanggakan.
Lies masih bersekolah di SMA UTAMA, mungkin tak lama lagi akan naik ke kelas III.
“Tapi entah ya, moga-moga naik. Saya jarang menghafalkan sih,”
Nampak benar bahwa Lies seorang pemalu. Kerap tunduk,
menggeleng-gelenggkan kepala, dan mengusap-usap hidungnya. Pertanyaan
kami, mengapa hari Minggu tak pergi kemana-mana hanya dijawab dengan
senyuman manis.
Lies dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Juli 1933. Jadi tak lama
lagi ia akan merayakan ulang tahunnya yang keduapuluh. Tapi sifatnya
masih sangat sederhana, pemalu dan ada lagi sifatnya yang menawan hati
yaitu kinderlijk dan onsschuding”
“Saya ragu=ragu tentang permainan saya dalam film PULANG karena
selain saya memang belum berpengalaman waktu sebelum pembuatannya dapat
dikatakan tak diadakan latihan yang sungguh-sungguh. Hanya sedikit
latihan sebelum opname. Saya ingin sekali mendapatkan
pelajaran-pelajaran yang mendalam dulu dan setelah mengerti betul-betul
barulah mulai bermain. Karena saya kira hanya dengan begitu kita akan
dapat mencapai hasil yang memuaskan,”
Dalam film PULANG Lies bermain sebagai Isah, seorang gadis desa yang cantik, yang setia menanti kekasihnya.
TENTANG film PULANG Lies belum mau mengeluarkan pendapat-pendapatnya.
Hanya sedikit dikatakan bahwa Basuki Effendi dengan dorongan-dorongan
yang penuh kesabaran,. Juga kami dengar bahwa Basuki Effendy kerap
berlainan pendapat dengan Abubakar Djunaedy. Dengan spontan pula ia
mengagumi permainan Marlia Hardi.
Bagaimana bisik-bisik tentang permintaan Perfini?
“Saya memang telah bertemu dengan Saudara Sumanto dari Perfini, tapi
tapi belum ada ketentuan-ketentuan. Entahlah nanti. Orangtua saya
menghendaki saya belajar terus. Dan saya memang ingin masuk ke Fakultet
Sastra dan Filsafat. Tunggu saja. Bagaimana nanti…”
“Siapakah yang mula-mula mengajak Lies bermain film?”
“Tadinya saya kira hanya main-main waktu Basuki Effendy dan Rd.
Sucarno datang kemari meminta agar saya mau main film. Waktu saya di
test, keragu-raguan saya lenyap.”
“Berapa honorariumnya?”
Lies tersenyum-senyum tak menjawab.
“Rp. 2000 atau Rp. 3,000?”
“Ya, kira-kira segitulah,”
“Untuk apa uang sebanyak itu?”
“Entah ya, tahu-tahu seudah habis,”
“Maaf kalau pertanyaan=pertanyaan….”
Lies memotong. “Tak apa,”
“Oh, ya, kami dengar Lies akan ikut main dalam sandiwara radio
KEMENANGANNYA yang akan dimainkan di studio RRI Jakarta oleh Keluarga
RIA untuk memperingati setahun berdirinya Majalah RIA.”
“Saya memang sudah mendapat ajakan. Saya sanggup juga. Tapi kapan, saya kurang tahu. Mungkin pada permulaan bulan Juli,”
Kegemaran Lies sangat banyak. Setiap film selalu mendapat
perhatiannya, terutama film-film drama. Apalagi jika Ann Blyth ikut
main! Ann Blyth adalah bintang kesayangannya disamping Turhan Bey.
Mengapa gambar Farley Granger yang dipasang, kami tidak tahu.
Film-film nyanyian, detektif, comic, juga digemari. Bertamasya tak
pernah bosan. Dansa sudah kurang digemari, katanya sudah tua. Dulu
memang gemar. Malah terlalu gemar. Tapi dalam perayaan-perayaan tak
pernah menolak ajakan dansa.
“Adakah lagu-lagu kegemaran?”
“Lagu…? Yang paling saya sukai, “HARJATI” dan “Once in a while”, demikian ia menjawab, meskipun waktu itu ia sedang menyanyikan irama lagu “You Belong To Me” sangat pelahan hampir tak kedengaran.
Ia hanya tersenyum malu dan irama itu tak kedengaran lagi.
Majalah-majalah luar negeri banyak di meja, kebanyakan sudah agak
rusak, mungkin terlalu serig dibolak-balik. Nampak juga majalah RIA dan
ANEKA.
Ibu Lies berasal dari Banten dan ayahnya dari Semarang. Mungkin
karena itu, Lies dapat berbahasa Sunda dan Jawa, meskipun agak kaku.
Nama ayahnya Mohammad Noor.
Hidup Lies nampak selalu riang sebagai kebanyakan pelajar. Belum
memikirkan kebutuhan-kebutuhan lain selain sekolah dan belajar. Apa yang
sebenarnya terselip di hatinya kami tidak tahu. Kami doakan, agar Lies
yang masih remaja ini dapat mengatasi segala kesulitan sebagai seorang
gadis manis dan dapat maju dalam mengejar cita-citanya.
Pertemuan kami dengan Lies akhiri dengan kata-kata lemah dan pandang sayu: “Di rumah sepi, tak ada ibu….”
Lilies atau Lies Noor adalah seorang diantara benih-benih yang masih
banyak terdapat di sekolah-sekolah menengah yang memungkinkan naiknya
nilai seni film Indonesia di masa kini dan di masa mendatang.
Semoga para penguasa film mau mengertikan apa arti benih-benih
seperti juga Lies jika mendapat bimbingan yang ahli dan penghargaan yang
selayaknya Kami yakin, bahwa tak lama lagi, akan datang kegemilangan
Angkatan Baru yang lebih segar lagi dan terdidik.
PESAN IBU | 1961 | H. ASBY | Actor | |
PERISIWA DIDANAU TOBA | 1955 | JACOB HARAHAP | Actor | |
PERISTIWA 10 NOPEMBER | 1956 | JUSMAN | Actor | |
IBU DAN PUTRI | 1955 | HA VAN WU | Actor | |
PEDJUANG | 1960 | USMAR ISMAIL | Actor | |
PULANG | 1952 | BASUKI EFFENDI | Actor | |
SAMPAI BERJUMPA KEMBALI | 1955 | BASUKI EFFENDI | Actor | |
KOPRAL DJONO | 1954 | BASUKI EFFENDI | Actor | |
OH, IBUKU | 1955 | ALI YUGO | Actor | |
GAGAL | 1955 | H. ASBY | Actor | |
RENTJONG DAN SURAT | 1953 | BASUKI EFFENDI | Actor | |
HOUSE, A WIFE AND A SINGING BIRD, A | 1956 | MIRIAM BUCHER | Actor | |
MELATI SENDJA | 1956 | BACHTIAR SIAGIAN | Actor |
kl mau download film" jaman dlu dmn link nya ya gan..
BalasHapus