IBUKU MALANG IBU TERSAYANG
Dari sandiwara radio ke Film, Kemudian juga jadi seri televisi.
Sasongko (August Melasz) menghamili Corry (Mila Karmila), mahasiswi yang tugas belajar di kantornya, namun bisa lepas tanggungjawab. Corry diusir dari rumah yang diberi Sasongko, oleh nyonya Sasongko (Rina Hassim). 18 tahun kemudian, Sonny (Fajar Nurachman), anak Corry yang diajari dendam pada ayahnya, tapi tak diberitahu siapa sebenarnya ayahnya, mulai mencari ayahnya. Sementara itu, Prasetyo (Elsa Surya), pengusaha ulet, punya keluarga harmonis, tengah membuat bangunan besar, sebagai persembahan untuk istrinya. Di tengah usahanya ini muncul kelangkaan semen, hingga ia membutuhkan modal tambahan. Ia lalu minta bantuan Nur (Lenny Marlina) untuk mencari tambahan modal. Nur berhasil mendapatkan pinjaman dari Sasongko, konglomerat yang ditolak tawaran kerjasamanya oleh Prasetyo, karena reputasi Sasongko sebagai pemakan perusahaan orang dan juga gila perempuan. Kredit Nur dari bank Sasongko dihentikan. Sasongko akhirnya berhasil meruntuhkan Prasetyo, hingga jatuh miskin, tapi ia sendiri nyaris ketahuan main gila dengan Etty (Uci Bing Slamet), sekretarisnya, karena informasi Sonny.
P.T. MULTI PERMAI FILM
ANDRE RIDWAN AUGUST MELASZ RINA HASSIM ELSA SURYA MARIA OENTOE MILA KARMILA PEGGY SUKMA UCI BING SLAMET LENNY MARLINA IDRIS APANDI DINA AUDRIA LORENZA POPY HENDRANI |
Eddy Suhendra, Lahir di Tegal. Pendidikan: Filsafat, Theologi (Tk. III), Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Indonesia (1977) dan kursus Manajemen di LPPM.
Sebelum aktif di film pernah jadi wartawan pada koran Nusantara (1968) dan jadi Program Director Sanggar Pratiwi (1969-1977).
Pertama kali terjun ke film jadi penulis skenario dalam Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (1986). Karena ia juga pengarang novel (novelis), maka novelnya pernah diangkat ke layar lebar, antara lain Suami (1988 jadi penulis skenario) dan Taksi (1990). Pernah jadi Produser Pelaksana PT Gramedia Film (1978-1985), lalu jadi Direktur PT Idola Imajika Film & Video sejak 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar