GAUN PENGANTIN
31 Mei 1975
Sebuah kisah cinta melodramatik yang berbelit-belit. Atas usaha Darmo dan istrinya (Kusno Sudjarwadi-Komalasari), Ira (Widyawati) berangkat ke Roma untuk belajar mode. Di kota ini pula Indra (Sophan Sophiaan), anak Darmo, belajar perhotelan. Pertemuan Indra-Ira tidak bisa lain kecuali menjadi erat, dan sempat keliling Eropa, apalagi sepulangnya ke Indonesia, Ira tinggal di rumah Darmo. Padahal, Darmo sudah menjodohkan Indra dengan Julia (Christine Hakim), anak kompanyon usahanya dalam membangun hotel di danau Toba, Rustam (Aedy Moward). Indra memimpin hotel kongsian ini, sementara Julia yang bekerja juga di sana, jatuh cinta pada Indra. Darmo meminta Ira melepas Indra. Ira pergi. Saat Indra tahu, ia marah, karena Ira telah hamil. Indra jadi tak keruan dan minta berhenti kerja. Akhir kisah: Indra-Ira bisa bersatu kembali, dan Yulia tahu diri, apalagi setelah sadar bahwa Ira telah punya anak dari Indra.
P.T. ELANG PERKASA FILM
SOPHAN SOPHIAAN WIDYAWATI CHRISTINE HAKIM KUSNO SUDJARWATI AEDY MOWARD RIMA MELATI FIFI YOUNG KOMALASARI RAE SITA |
31 Mei 1975
Setelah wim
GAUN PENGANTIN Cerita: Wiryowibowo Skenario: Narto Irawan Sutradara: Bobby Sandy *** LAGI sebuah kisah cinta. Dan yang terlibat adalah Sophan Sophian dengan Widyawati. Karena lokasi film juga meliputi Eropa, sudah jelas para peminat film Indonesia akan segera ingat pada film Perkawinan karya Wim Umboh. Tidak seluruhnya salah ingatan itu. Sebab selain menyangkut lokasi dan pemain, sutradara film yang berjudul Gaun Pengantin ini, adalah Bobby Sandy, bekas asisten dan anak didik Wim Umboh juga. Meskipun demikian, tidak pula bisa disimpulkan bahwa film produksi Elang Perkasa Film ini hanya sekedar pengulangan sukses Perkawinan. Pak Darmo (Kusno Soedjarwadi) yang menyekolahkan Ira (Widyawati) ke Roma, menitipkan anak gadis itu pada putranya, Indra (Sophan Sophian) yang sudah lebih dahulu belajar perhotelan di Eropa.
GAUN PENGANTIN Cerita: Wiryowibowo Skenario: Narto Irawan Sutradara: Bobby Sandy *** LAGI sebuah kisah cinta. Dan yang terlibat adalah Sophan Sophian dengan Widyawati. Karena lokasi film juga meliputi Eropa, sudah jelas para peminat film Indonesia akan segera ingat pada film Perkawinan karya Wim Umboh. Tidak seluruhnya salah ingatan itu. Sebab selain menyangkut lokasi dan pemain, sutradara film yang berjudul Gaun Pengantin ini, adalah Bobby Sandy, bekas asisten dan anak didik Wim Umboh juga. Meskipun demikian, tidak pula bisa disimpulkan bahwa film produksi Elang Perkasa Film ini hanya sekedar pengulangan sukses Perkawinan. Pak Darmo (Kusno Soedjarwadi) yang menyekolahkan Ira (Widyawati) ke Roma, menitipkan anak gadis itu pada putranya, Indra (Sophan Sophian) yang sudah lebih dahulu belajar perhotelan di Eropa.
Sama sekali tidak dikandung niat untuk menjodohkan Indra dengan Ira, sebab hubungan dagang Pak Darmo dengan Rustam (Aedy Moward) diharapkan berkelanjutan dengan hubungan keluarga antara Indra dengan Julia (Christine Hakim), putri Rustam yang menetap di Medan. Bisa dibayangkan bahwa udara dingin Eropa dan rasa sepi di negeri orang, akhirnya menjerumuskan Indra dan Ira dalam suatu "jurang" cinta. Meskipun tidak terlalu rapi cara penggambarannya, tapi jalan cerita hingga akhir kisah n.alllpak dikerjakan dengan tekun oleh Bobby Sandy. Sebagai sutradara muda, bekas asisten Wim Umboh ini memperlihatkan kemajuan yang amat menggembirakan setelah ia gagal total dengan film pertamanya yang bernama Kehormatan. Bekas-bekas Wim --yang asyik dengan kembang-kembang serta sudut-sudut pemotretan yang genit-genit--nampak masih membekas pada Bobby. Tapi dengan kemajuan yang dicapainya lewat film Gaun Pengantin ini, rasanya ia memberi janji bagi film-film berikutnya. Ini tentu saja tidak harus berarti bahwa karyanya yang baru ini istimewa. Tontonan yang satu ini adalah tontonan ringan yang dibuat dalam tradisi Wim Umboh: manis, penuh glamor.
Di sini tidak ada soal yang perlu direnungkan atau diresapfikirkan. Semua yang di layar adalah itu yang bisa dinikmati. Sebuah kisah yang amat dangkal - sebagai lazimnya film Indonesia yang dicoba kerjakan sebaik mungkin. Dan hasilnya memang tidak mengecewakan. Yang barangkali menarik dari film ini adalah kenyataan bahwa ia dibikin di berbagai negara. Setelah Perkawinan, ini adalah film Indonesia kedua yang berlokasi di hampir seluruh ibu kota negara Eropa Barat. Maka sambil menyaksikan Sophan Sophian untuk kesekian kalinya bercintaan dengan isterinya, anda juga bisa melihat Roma, Paris, London, Stadion Olimpiade Munchen, Amsterdam serta tumpukan salju di Swiss ana. Hasil pemotretan Akin memang boleh dipuji. Tapi Bobby Sandy harus disayangkan oleh kegagalannya memadu adegan-adegan Eropa itu dengan jalan cerita. Maka tidak dapat dipungkiri bau "travel bureau" yang tertiup dari tontonan ini bersamaan dengan deru musik Idris Sardi yang terlalu merebut banyak perhatian. Salim Said
Tidak ada komentar:
Posting Komentar