Rabu, 26 Januari 2011

TUAN TANAH KEDAWUNG / MASTER OF KEDAWUNG, THE/ 1970

 

Nawi Ismail mungkin tidak salah mengatakan penonton Indonesia ibarat orang makan, selalu ingin disuguhi hingga perutnya kenyang dan meledak. Tapi melihat film import yang bukan mengenyangkan penonton hingga perutmnya buncit lalu timbul pertanyaan, apakah penonton Indonesia menggunakan ukuran ganda?

Film ini produksi Tidar Film, disana dikisahkan keluarga tuan tanah (awaluddin) yang disebabkan oleh kecurangan istri mudanya yang bernama Zubaidah (Tina Melinda). Sang bini tidak main sendiri, sebab sang kasir Samirun (Ami Priyono) ternyata punya hasrat besar terhadap kekayaan tuannya. Berbagai cara dilakukan, tetapi yang menyebabkan kematiannya oleh racun istrinya sendiri yang tidak mampu memindahkan kekayaan itu ke tangan Samirun dan Zubaidah. Pewaris sah dan putera tunggal tuan tanah Giran (Dicky Suprapto) disiasati oleh ibu tirinya dengan menyuruhnya ke Kalimantan mengurusi kekayaan ayahnya di sana. Dibelakang, kasir Samirun memaksa istri Giran, Ratna (Suzzana) menyerahkan kotak yang berisi surat wasiat almarhum. Semula bisa berhasil andai kata tidak ada pelayan setia Samolo (Maruli Sitompul) walaupun ia harus mengorbankan sebelah matanya membunuh Samirun dan pelayan Sarkawi (Kusno Sudjarwadi). Ketika Giran pulang dari Kalimantan ia memang bisa di perdaya oleh ibu dan adik tirinya, Mitra (Farouk Afero), tetapi semuanya berakhir ketika pelayan setia Nyai Ronde (Marliah Hardi) buka mulut.
 
Biografi Tuan Kedawung ini diangkat dari komik karyanya Ganes Th, ini bukunya tidak menarik walaupun kepanjangan untuk film. Dan menurut orang Lilik terlalu setia dengan lukisan Ganes, soalnya barangkali ia setia atau berkhianat. Karena komik yang baik harus mirip skenario yang dilukiskan dan bedanya cuma dikamera. Banyak yang bilang film ini kurang bagus, dibandingkan dengan Si Buta dari Goa Hantu skenario film ini jauh dari persyaratan. Film ini dirasa panjang dan menjenguhkan. Padahal film Si Buta dari Goa Hantu dulu yang dibuat yang mendapat sambutan baik, setelah itu ia membuat film Tuan Tanah Kedaung yang mengecewakan.
 



NEWS Ganes TH 
Ganes TH. (1935-1995) nama lengkapnya Ganes Thiar Santoso Ganes lahir pada tanggal, 10 Juli 1935, di Tanggerang, anak ke 4 dari 5 bersaudara. Terlahir dari seorang ayah yang bernama; Thirta Yahya Santosa dan seorang ibu yang bernama; Sofiah Linawati. Telah memiliki bakat melukis dan mulai menekuninya ketika SMP di THHK (Tiong Hoa Hwee Koan). Membuat merek/gambar di tirai kedai tukang bubur kacang hijau adalah pekerjaan awalnya. Kemudian hampir semua warung memanfaatkan keahiannya menggambar.Setelah lulus SMA, Ganes TH mencoba melanjutkan kuliah di ASRI-Yogyakarta, namun tak pernah tuntas lantaran kesulitan keuangan. Lantaran semua itu maka dia kemudian mengikuti kursus melukis, lantas menjadi asisten pelukis Lee Man Fong. Diawali hanya menjadi tukang cuci kuas sambil mempelajari teknis melukis pada pelukis terkenal tersebut.

Ia adalah seorang penulis (komik Silat) Cerita Silat Bergambar Indonesia terkenal. Ia merupakan salah satu tonggak kejayaan komik Indonesia. Pada masanya Ganes TH. merupakan salah satu dari “tiga dewa komik Indonesia” bersama dengan Jan Mintaraga dan Teguh Santosa. Kisah dalam komik-komiknya begitu memikat hati pembaca komik Indonesia di era tahun 1970 sampai 1980-an.

Ganes TH. menciptakan tokoh “Si Buta Dari Goa Hantu” yang menjadi trade mark-nya dan merupakan tokoh komik lokal yang paling populer sepanjang masa. Komik Si Buta Dari Goa Hantu adalah komik silat Indonesia pertama. Terbitan perdananya langsung "meledak" sehingga komik Indonesia seperti dilanda demam silat sehingga banyak komikus lain yang mengekor di belakang kesuksesan Si Buta. Kabarnya komik seri ini dicetak hingga ratusan ribu eksemplar.

Serial Si Buta dari Goa Hantu karya ciptaannya tidak akan pernah dilupakan orang. Petualangan Si Buta mulai dari Jawa Barat sampai ke Bali, Flores, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah menunjukkan pengetahuannya yang luas dan kecintaan pada tanah air yang begitu dalam. Sebelum sukses dengan kisah Si Buta Dari Goa Hantu-nya, sebelumnya Ganes TH telah lebih dahulu menghasilkan komik dengan judul sebagai berikut: "Api di Hutan Rimba","Mutiara dari Tanusa", "Di Bawah Naungan Flamboyan", dan banyak lagi lainnya

Ganes TH dengan "Si Buta Dari Gua Hantu" bersama dengan Jan Mintaraga dan Teguh Santosa merupakan salah satu ikon puncak sejak Kho Wan Gie, R.A. Kosasih, Zam Nuldyn, dan Taguan Hardjo. Sejarah panjang komik Indonesia mencatat nama Ganes TH sebagai salah satu legenda komikus Indonesia.

Karya Ganes TH
Si Buta dari Goa Hantu Si Buta dari Goa Hantu: “Misteri di Borobudur“ Si Buta dari Goa Hantu: “Kabut Tinombala” Si Buta dari Goa Hantu: “Iblis Pulau Rakata” Si Buta dari Goa Hantu: “Banjir Darah di Pantai Sanur” Si Buta dari Goa Hantu: “Bangkitnya Si Mata Malaikat” Si Buta dari Goa Hantu: “Pamungkas Asmara” Si Buta dari Goa Hantu: “Mawar Berbisa” Si Buta dari Goa Hantu: “Misteri Air Mata Duyung” Si Buta dari Goa Hantu: “Neraka Perut Bumi” Si Buta dari Goa Hantu: “Manusia Kelelawar dari Karang Hantu” Si Buta dari Goa Hantu: “Badai Teluk Bone” Si Buta dari Goa Hantu: “Tragedi Larantuka” Si Buta dari Goa Hantu: “Sorga yang Hilang” Si Buta dari Goa Hantu: “Manusia Serigala dari Gunung Tambora” Si Buta dari Goa Hantu: “Prahara di Donggala” Si Buta dari Goa Hantu: “Prahara di Bukit Tandus” Si Buta dari Goa Hantu: “Perjalanan ke Neraka” Djampang Jago Betawi Pendekar Selebor Pengantin Kelana Api di Langit Kulon Zomba Reo Anak Serigala Taufan Cobra Petualang Tjisadane (1968-1969) Krakatau (1970) Tuan Tanah Kedawung (1970) Nilam dan Kesumah (1970) Kunjungan di Tengah Malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar