Minggu, 30 Januari 2011

PEMBALASAN SI PITUNG / JIIH / 1977



 
Setelah si Pitung tewas, muncullah Jiih yang sepak terjangnya tak jauh beda dengan si Pitung,merepotkan Kompeni, sebagai pendekar baru yang menuntut balas. Untuk bisa menangkap Jiih, Kompeni menangkap Siti (Rina Hassim), pacar Jiih. Jiih tak kehabisan akal. Ia culik juga istri Scott Heyne (A. Hamid Arief). Terjadilah pertukaran tawanan. Kesempatan ini dipakai Jiih untuk menghabisi nyawa Demang Mester (Muni Cader) dan kaki tangannya, sementara Scott Heyne melarikan diri.

Tambahan judul "Jiih", karena Dicky Zulkarnaen yang menjadi si Pitung dalam film sebelumnya, tidak cocok honor. Karena itu cerita pun menjadikan Jiih sebagai tokoh utama.

News
Ini tjerita boekan resia lagi. Sekali waktoe Dicky Zoelkarnaen jang djadi bintang boeat gambar idoep atawa film “Si Pitoeng” tiada tjotjok dengen honorarioem boeat landjoetan itoe film. Achirnja cineast poeter mereka poenja otak biar itoe film bisa tetep diboeat.

Perdjoangan Pitoeng berachir setelah ianja mati ditembak peloeroe emas di film sebelumnja. Maka, dimoentjoelken djagoan baroe: Dji’ih. Ini djago ditjeritaken ianja satoe pergoeroean dengen Pitoeng.

Dji’ih (Sandy Suwardi Hassan) laloe melakoeken pembalesan boeat kematian Pitoeng.

Jang menarik, Dji’ih moentjoel dengen kamera njorot dia poenja kaki doeloe, baru ke badan. Ini gambar di loear kelaziman, teroetama dalem gambar idoep kita poenja kebiasaan. Kaloe ada orang disorot kaki doeloan, itoe orang biasanja boekan tokoh baek-baek.

Hm, apa setjara tidak sadar, ini cineast kena pengaroeh Belanda kalo Dji’ih di mata pendjadjah boekanlah orang baek, tapi rampok dan toekang boenoeh? Wallahoe a’lam.

Jang pasti gambar idoep ini isinja orang kelahi meloeloe. Belanda kerdjanya sikse bangsa kita. Soedah begitoe ada djuga tauke hoa-kiau jang djahat. Selaen tentoenja ada hoa-kiau jang baek matjam baba A Hong. Tapi baba ini mati kagak tahan disikse Belanda.

Dari sini, anaknja bernama Peng-ji noentoet bales. Kebetoelan ini anak si baba bisa koen-tau. Maka, film ini boekan hanja berisi berkelahi dengan ilmoe silat matjem film-film Pitoeng sebeloemnja. Di film ini djoega banjak entjek ngamoek. Segala matjam silat Tiongkok ada. Tiada oebahnja film silat aseli tanah Amoy.

Bisa djadi ini film maoe bersaing dengen jang sedjenis dari Hong Kong djadjahan Inggris Raja, jang di itoe taoen lagi rame ditonton orang Indonesier. Ibarat kata, kita lagi nonton gambar idoep Tiongkok boeatan bangsa sendiri. Lihat sadja itoe Willy Dozan jang masi moeda pamerin dia poenja kebolehan koen-tao mirip betoel gaja Bruce Lee.

Di loear kelahi jang banjak itoe, ini film bikin djemoe penonton jang ada poenja pengertian. Acting pemainnja serba kakoe. Belanda tukang tereaklah; jang baek, baek benerlah; jang djahat keliwatan. Item-poetih betoel peranannja. Kameranja djoega dipake sebatas njorot, tidak poenja emotie. Kesalahan oetamanja musti ditimpaken sama itoe joeroe keker dan toekang potong gambar alias department editing.

Tapi kaloe orang menimbang dengan inget maksoednja finansir atawa produser, jaitoe boeat film jang ditoedjoeken teroetama boeat golongan klas moerah, maka orang bole maafken kaloe terdapat apa-apa jang koerang sempoerna.

Jang bikin heiran, pada taoen 1981 moentjoel film laen tentang Pitoeng berjoedoel “Si Pitoeng Beractie Kembali”. Ini kali Dicky Zoelkarnaen idoep lagi dari koeboer djadi Pitoeng. Roepanja, hal ichwal honorarioem soedah kelar di taoen itoe gambar idoep keloear.***

1 komentar: