Rabu, 26 Januari 2011

DOEA TANDA MATA / 1984

DOEA TANDA MATA


















Film yang berlatar belakang tahun 1930-an ini menceritakan ketika Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda. Karena pembunuhan politik temannya, Alex Komang yang berperan sebagai seorang musisi merencanakan pembunuhan politik terhadap seorang Komisioner Belanda yang terlibat. Tetapi ketika dia jatuh cinta terhadap artis Jenny Rachman, saudara perempuan dari temannya yang terbunuh, Komang menjadikan tujuannya menjadi balas dendam. Film ini juga memenangkan beberapa Piala Citra di Festival Film Indonesia.

Gunadi (Alex Komang), pemuda Klaten yang barukawin setahun terbius oleh gerakan perlawanan di tahun 30an. Ia tinggalkan istrinya yang menjadi guru, dan bergabung dengan kelompok pergerakan bawah tanah dengan mencetak selebaran-selebaran gelap. Di percetakan yang merangkap panggung hiburan, ia berkenalan dengan Ining (Jenny Rachman). Ining tampak jatuh hati pada Gunadi. Tidak jelas bagaimana sikap Gunadi. Yang jelas ia kemudian bentrok dengan kelompoknya, karena tidak bisa mengendalikan diri saat sahabatnya dan adik Ining mati ditembak Belanda ketika memboncengkan dirinya dengan sepeda motor. Peristiwa inilah yang terus menghantuinya hingga sering dia bertindak nekad. Dan dendam itu pula yang membuat dia berusaha mendekati komisaris polisi yang dianggapnya mendalangi kematian sahabatnya itu. Lewat Ining yang juga ingin membunuh komisaris itu dengan menjadi gundiknya, Gunadi diterima jadi sopir, hingga Gunadi bisa menembak mati sang komisaris. Sementara kawan-kawan sepergerakan yang terus mencurigai Gunadi, justru menembak lelaki yang digambarkan sebagai peragu juga itu. Maka terlontarlah teriakan Ining yang bisa juga dianggap suara sutradara: betapa picik dan kerdil semua mereka itu.

Kegetiran dalam Perkawinan Dalam Semusim ditebus dalam Badai Pasti Berlalu. Begitu pula kegetiran dalam Secangkir Kopi Pahit. Teguh mengobatinya dengan merancang sebuah film spektakuler kedua setelah November 1828. Rupanya tema besar tentang perjuangan bangsa, mampu menghapus suasana rutin yang membosankan. Doea Tanda Mata tampil sebagai film yang mampu menjadi Best Film dalam Festival Film Asia Pasifik.

P.T. CITRA JAYA FILM

ALEX KOMANG
JENNY RACHMAN
SYLVIA WIDIANTONO
PIET PAGAU
HENKY SOLAIMAN
HERMIN CENTHINI
EKA GANDARA
CORBI
BENNY BENHARDI
BAMBANG BS
ZAINAL ABIDIN DOMBA
UMAR CHATTAB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar