Di  saat krisis Majapahit yang tengah menghadapi ancaman Adipati   Blambangan, Minakjinggo (Harun Syarief), Damarwulan (Benny G. Rahardja)   yang selalu diikuti dua punakawannya, Sabda Palon (Suroto) dan Naya   Genggong (S. Djathi Kusumo), mengabdi di kerajaan Majapahit sesuai   petunjuk kakek dan ibunya. Ia mengabdi di tempat pamannya sendiri, Patih   Logender (Zainal Abidin), untuk mengurus kuda. Dalam pengabdiannya ia   amat menderita, karena dua putra patih, Layang Seto (Awang Darmawan)  dan  Layang Kumitir (Pong Hardjatmo) sangat membencinya. Putri patih   satu-satunya, Anjasmoro (Chintami Atmanegara) jatuh hati kepada   Damarwulan sejak pertama bertemu.
Ancaman  Blambangan makin gawat. Minakjinggo minta penyerahan  Majapahit dan  Ratu Kencana Wungu (Minati Atmanegara) jadi permaisurinya.  Suatu malam,  Ratu Kencana Wungu mendapatkan ilham bahwa seorang pemuda  bernama  Damarsasongko alias Damarwulan dapat mengalahkan Minakjinggo,  Raja  Blambangan. Maka ia minta Logender untuk mencari pemuda itu. Tentu   tidak sukar mencarinya, cuma hal itu membuat dua anaknya iri hati.   Diutuslah Damarwulan ke Blambangan. Sebelum pergi Damarwulan mengawini   Anjasmoro dulu. Dengan bantuan Dewi Wahita (Wieke Widowati) dan Dewi   Puyengan (Chetty Hawafara), istri Minakjinggo sendiri yang jatuh hati   terhadap Damarwulan, akhirnya Damarwulan dapat memenggal kepala   Minakjinggo dengan senjatanya sendiri Gada Besi Kuning, yang dicuri oleh   Wahita.
Dalam perjalanan  pulang, Damarwulan dihadang Layang Seto dan Layang  Kumitir. Damarwulan  yang dibuang ke jurang selamat berkat bantuan arwah  ayahnya. Kemudian  di hadapan Ratu Kencana Wungu terjadi keraguan:  siapakah sebenarnya  yang membunuh Minakjinggo? Maka sang Ratu minta  Damarwulan diadu  melawan Layang Seto dan Layang Kumitir. Sesuai dengan  janji Ratu,  kemenangan Damarwulan berhadiah naik tahta Majapahit dan  memperistri  Kencana Wungu.
Kesulitan belum  berakhir. Kumitir atas petunjuk ayahnya bergabung  dengan kerajaan lain  yang hendak berontak. Seto merayu dua pendekar jago  untuk bisa  mengalahkan Damarwulan. Dua pendekar ini dipesan memang  mencari  Damarwulan karena dia itu saudaranya. Dalam duel antar saudara  tadi,  arwah ayah Damar muncul lagi melerai. Mereka lalu menyelesaikan  para  pemberontak yang menyerang istana Majapahit. Maka berakhirlah kisah   pemuda tampan yang selalu beruntung dan disenangi perempuan ini. 

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar