Tampilkan postingan dengan label JOPI BURNAMA / YOPI BURNAMA 1966-1992. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JOPI BURNAMA / YOPI BURNAMA 1966-1992. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Januari 2011

TIGA GADIS PILIHAN / 1989


 
Tina (Sally Marcelina), Rani (Ranita Manopo) dan Ika (Anna Shirley) saling bersahabat. Suatu hari, mereka mengunjungi perkebunan milik pak Guntur karena ibu Rani, Sarah (Ferry Soraya), berlibur di sana. Namun, yang mereka temukan justru rumah itu sudah penuh mayat korban pembunuhan, termasuk ibu Rani. Ketiga sahabat itu kemudian bertekad mengungkap pelaku pembunuhan. Dibantu pak Dewo, ayah Tina yang merupakan seorang perwira polisi, dan pak Guntur yang langsung kembali ke tanah air karena trategi itu, pelaku pembunuhan berhasil diciduk. Mereka ternya komplotan Handoko (Rudy Salam) dan Diran (Karen Sukarno), yang berhasrat menguasai tanah perkebunan yang indah dan subur itu.
P.T. SURYA ARTIWIBAWA FILM

SALLY MARCELINA
RANIETA MANOPO
ANNA SHIRLEY
KAREN SUKARNO
BABY SELVIA
RUDY SALAM
FARIDA FIRMAN
FERRY SORAYA
TONNY DAMANIK
AGUS NS
ALEX BERNARD
RONNY SUNDAH


PANDANGAN PERTAMA / 1978


 
Rafiq (A. Rafiq) pengembala domba di desa.Ia gemar menyanyi. Santi (Dana Christina) penyanyi terkenal yang sedang berlibur ke desa itu tertarik suara Rafiq yang selalu terdengar di perkampungan dan persawahan. Perkenalan Santi dengan Rafiq membuat Santi bersimpati dan jatuh cinta, dan mengajaknya ke kota. Saat itu Ratih (Ferry Soraya) adik Rafiq mau bunuh diri karena patah hati. Keteguhan Santi mendesak manejernya, Prana (Robby Sugara) membuka jalan Rafiq untuk meniti karier seorang penyanyi di kota. Prana sudah lama merindukan cinta Santi tetapi tidak kesampaian.Ia menyuruh anak buahnya untuk mencelakakan Rafiq saat diadakan pertunjukan. Rafiq terluka, ayah Santi tewas dibunuh komplotan Prana. Rafiq yang dicurigai melakukan pembunuhan itu.

Akhirnya terbukti Rafiq tidak bersalah,dan Prana meninggal tersengat arus listrik di panggung pertunjukan. Lagu-lagu dangdut mengiringi sepanjang film seperti "Pandangan Pertama","Milikku", "Kehancuran" dll.

P.T. PANORAMA FILM

GADIS PENDEKAR / 1990



Sari (Yurike Prastica) kehilangan ayahnya, kepala desa Kemuning, dan kakak perempuannya, kareria kekejam-an Jengger Kebai (Dadeng Herang). la juga harus menghadapi Murti (Zaitun Sulaiman), anak Jengger, yang mencintai pacar Sari, Panca (Avent Christie). Dalam perkelahian dengan Murti, Sari terjatuh ke jurang. Untung di bawah jurang tadi terletak sungai, hingga Sari terhanyut dan diketemukan kakek yang lalu melatihnya silat handal. la lalu kembali ke desa dan membantu penduduk, sementara Panca ada dalam tawanan Jengger yang sudah menguasai desa itu. Sari bisa mengalahkan Jengger, tapi kehilangan Panca yang tewas di tangan Murti. Sari bisa mengalahkan Murti, tapi tak membunuhnya karena Murti minta ampun, bahkan Murti diangkat sabagai saudara.

P.T. SURYA ARTIWIBAWA FILM

YURIKE PRASTICA
AVENT CHRISTIE
ZAITUN SULAIMAN
DADENG HERANG
EMMA MARIA
GRACE SUWANDI
HASAN DOLLAR
DJOKO WAROK
KUSDIARTO WARDJI
J. MOCODOMPIS


BISIKAN ARWAH / 1988



Melihat ular aneh, Iwan (Yoseph Hungan) sangat ingin memiliki kulitnya. Belum sampai ditangkap,diketahui bahwa ular tadi adalah jelmaan arwah Parta (Muhammad Yusuf) yang dibunuh penduduk karena mengganggu Eka (Putri Salbiah), gadis desa yang memang genit. Untuk membalas dendamnya, arwah Parta menggunakan Iwan sebagai medianya. Pembunuhan misterius menggelisahkan masyarakat desa itu. Melalui seorang ulama (Pitraja Burnama)diketahui bahwa Parta yang buruk rupa menginginkan Eka, tapi karena selalu dihina lalu bertapa dan mendapat bantuan Ratu Ular dengan syarat tak boleh kawin. Parta berhasil memacari Eka dan membunuhnya. Mira (Nia Karina)istri Iwan, ikut gelisah,ingin membongkar misteri ini. Waktu ayah Mira, Suparja (Rachmat Hidayat) sakit keras disembuhkan oleh dukun Mbah Rejo (Joes Terpase) yang berjanji menemukan siapa manusia ular yang membuat resah hanya untuk menggagahi Mira. Iwan cepat datang dan menggagalkan usaha Rejo. Penduduk yang semula mencurigai Rejo, kini beralih ke Suparja, karena saat ular mengamuk melawan semua penduduk desa Supardja tidak ada di rumah.

Saat keadaannya kritis, datang bapak Ajengan, dukun aliran putih, yang berhasil mengalahkan Parta dan membebaskan Iwan dari belenggunya. Parta kembali dikuburkan secara baik-baik.
P.T. KANTA INDAH FILM

ANGKARA MEMBARA / 1990




Jagoan Bobby (Willy Dozan) bersama sahabatnya Eva (Kiki Fatmala), mengobrak-abrik gerombolan morfinis. Gerombolan itu telah mencari perkara dengan merusak pesta Eva, memperkosa dan merusak wajah adik Bobby, Lia (Gitty Srinita), dan menculik adik Eva, Donny (Alex Bernard). Mereka berdua berhasil menghancurkan gerombolan dan menyeret gembongnya ke tahanan Polisi.
P.T. SURYA ARTIWIBAWA FILM

TUTUR TINULAR IV / 1992



MENDUNG BERGULUNG DI ATAS MAJAPAHIT
Mpu Bajil (Wingky Haroen) dibunuh Ramapati (Remy Sylado) yang dendam pada Kamandanu (Benny G. Rahardja), karena yang terakhir ini lebih dipercaya raja. Dan berita yang tersiar, Kamandanulah yang membunuh Mpu Bajil. Ramapati ingin menggulingkan Kamandanu, sekaligus membunuh raja. Dia ingin Jayanegara (Agyl Shahriar), putra mahkota, yang naik menjadi raja boneka bagi dirinya. Untuk melicinkan jalan dia minta bantuan Dewanggi (Fitria Anwar) yang memberi syarat tak ada korban. Dewanggi terpaksa meluluskan permintaan Ramapati, karena rahasianya ada di tangan Ramapati. Ia istri seorang pemberontak. Dewanggi memaksa Sambi (Hesty Syani), istri Bajil, untuk mencari racun dengan menculik bayinya yang baru lahir. Begitu rencana dijalankan, Ramapati menjalankan intrik sendiri. Ia juga mendatangi Sambi dengan permintaan sama. Imbalannya, yaitu kepala Kamandanu. Raja teracuni. Kamandanu mencari obat penawar. Ramapati juga meracuni Kamandanu, lewat Panji (Sawung Sembadha), anak Dwipangga (Baron Hermanto), kakaknya, yang diasuhnya.

Kamandanu berhasil memperoleh penawar racun, begitu juga cucu Ramapati yang bersahabat dengan Mei Shin, yang kini mewarisi ahli obat dan ternyata belum mati. Usaha Mei Shin dan Kamandanu berhasil mengobati raja.

P.T. ELANG PERKASA FILM

LEMBAH DUKA / 1981



Susanti (Suzanna) dan Marsudi (Roy Marten) adalah suami-istri yang didera masalah sulit. Dalam kondisi ekonomi pas-pasan, mereka harus membiayai cuci darah anaknya, Waluyo (Ryan Hidayat), secara rutin. Susanti banyak dibantu sahabatnya, Ellen (Eva Arnaz), pemilik salon merangkap germo, yang jadi pelacur karena penyakit maniak yang dideritanya. Ketika Marsudi ketahuan bersalah dan dipenjara, apalagi anak sulungnya bekerja di salon Ellen, Susanti memutuskan menjadi pelacur. Marsudi, yang keluar tahanan karena jaminan atasannya, tak bisa berbuat banyak. Hubungan suami-istri menjadi dingin. Batin Susanti sebenarnya sangat menderita dan merasa berdosa, hingga suatu saat ingin menghentikan kegiatannya itu. Tapi, keadaan Waluyo yang sekarat karena terlambat cuci darah, menghadapkan Susanti pada buah simalakama. Kehadiran Mbok Mah (Enny Kusrini), tidak mampu meringankan beban dosa Susanti.

Ia malah mendorong agar Susanti kembali ke salon Ellen agar bisa menyelamatkan nyawa anaknya.

P.T. PARKIT FILM

TEMPATMU DI SISIKU / 1980


 
Hubungan Ari (Rano Karno) dan Ira (Lydia Kandou) mendapat tantangan keras dari kedua orangtua mereka karena sudah bermusuhan di antara mereka sebelumnya, yang mengakibatkan lumpuhnya kaki tante Ira (Tutie Kirana). Tante dipaksa putus berpacaran dengan paman Ari (Rudy Salam).

Atas bantuan sang tante dan kawan sekolah, Ari dan Ira melarikan diri, menikah diam-diam, dan tinggal di sebuah desa. Suatu saat persembunyian itu diketahui oleh kedua keluarga. Maka tanpa sengaja mereka sama-sama pergi ke tempat tinggal Ari-Ira. Permusuhan lama berakhir saat Ira melahirkan bayinya.
P.T. TIGA CAKRA FILM

NASIB SI MISKIN / 1977



Sepulang sekolah, Amir (Bagus Santoso), pelajar SD, melihat rumahnya terbakar. Ibunya dilarikan ke rumah sakit dan meninggal. Maka sebatangkara ini harus berjuang untuk hidupnya: jadi kenek tukang batu, cuci mobil, jual koran. Dalam pekerjaan terakhir inilah ia berjumpa dengan sebuah keluarga kaya yang ia tolong dari pencopet. Ternyata kepala keluarga ini adalah pamannya, setelah Amir bercerita tentang kisah hidupnya.

P.T. DIPA JAYA FILM

ROMANTIKA REMAJA / 1979

ROMANTIKA REMAJA


Kisah bayi kembar Rina dan Ratna (Jenny Rachman) yang dipisahkan oleh seorang bidan yang menginginkan seorang anak. Hal ini tidak diketahui sang ibu yang melahirkan. Rina tinggal di kota sementara Ratna di kampung bersama sang bidan. Pertumbuhan keduanya menjadi sangat kontras. Ratna tumbuh menjadi gadis kelelakian dan pandai main akrobat sebagai mata pencaharian bersama Martin (Roy Marten) dan Ucok (Anen S). Ratna juga pergi meninggalkan rumah karena akan dijodohkan dengan seorang bandot tua. Sementara, kedua orang tua Rina Meninggal, ia tinggal bersama keluarga pamannya,Harmoko (S. Bono). Rina mendapat perlakuan seperti babu di rumahnya sendiri karena pengaruh istri pamannya (Tuti Mutia).

Tidak tahan perlakuan bibi dan anaknya, Rina pergi meninggalkan rumah. Pelarian ini mengecohkan antara Rina dan Ratna. Ratna berhasil membalik keadaan keluarga Harmoko, sedang Rina berhasil melembutkan Martin yang pemabuk, dan akhirnya Ratna dan Rina bersatu kembali.
P.T. TIGA CAKRA FILM

JENNY RACHMAN
ROY MARTEN
ROBBY SUGARA
AUGUST MELASZ
TUTI MUTIA
S. BONO
DODDY SUKMA
RUDY SALAM
JOICE ERNA
DANA CHRISTINA
FERRY SORAYA
ANEN

KAMP TAWANAN WANITA / 1983



Dalam bahasa Inggris judulnya WAR VICTIMS (1985)
Dalam masa akhir penjajahan Jepang, Amelia (Marissa Haque) adalah salah satu wanita yang ditahan bersama dengan wanita lainnya di suatu kamp tahanan. Ia selalu berusaha menjalin hubungan dengan para pejuang, gerilyawan Indonesia yang dipimpin Kapten Slamet (Jeffri Sani). Sebagai salah satu taktiknya, ia berhasil dekat dengan Letnan Nakamura (Boy Tirayoh), keduanya saling jatuh cinta, hingga Amelia hamil. Kewibawaan Nakamura dirusak oleh para anak buahnya sendiri, Sersan Tukigawa (Mangara Siahaan) dan Kopral Seikeki (Avent Christie) yang suka mempermainkan wanita tahanan. Ketika Sekutu menyerang Amelia tidak menyia-nyiakan kesempatan. pada saat itu pula para pejuang kemerdekaan datang menyerbu dan membebaskan para tawanan. Korban pun berjatuhan, demikian pula dengan Amelia kehilangan kekasihnya, karena Nakamura memilih harakiri.


Beberapa orang mungkin menganggap ini sebagai epik kebatilan standar Indonesia, tetapi hanya sebagian yang benar. Film ini sebenarnya membuat pernyataan politik yang kuat tentang patriotisme dan keinginan untuk sangat menderita demi Anda. Selama Perang Dunia II, seorang gadis Indonesia bernama Amelia (Marissa Haque) dikirim ke P.O.W. yang semuanya perempuan. camp, dijalankan oleh tentara Jepang yang brutal, setelah menyaksikan pacarnya yang pemberontak ditentang oleh peluru oleh Jepang. Begitu tiba di kamp, dia dan para wanita lainnya menjadi sasaran penyiksaan sadis dan pelecehan seksual oleh penjaga pria. Amelia, yang sedang hamil, kehilangan bayinya selama satu sesi penyiksaan seperti itu, tetapi dia menolak untuk menyerah (Dia berkata, "Kebebasan harus diperoleh. Kita harus rela mengorbankan segala hal lain dalam hidup kita untuk itu."). Ketika Sekutu membom kamp dari udara (dan secara tidak sengaja membunuh salah satu wanita), seorang Jenderal Jepang yang berkunjung berteori bahwa salah satu tahanan wanita harus menjadi mata-mata (itu Amelia) karena kamp tersebut juga merupakan gudang amunisi rahasia (Salah satu para tahanan wanita melangkah keluar dari formasi, merobek blusnya dan menunjukkan kepada sang Jenderal payudaranya yang cacat, produk dari teknik penyiksaan kamp. Jenderal sangat jijik dengan apa yang dilihatnya, dia memerintahkannya untuk ditembak! Perintahnya dibawa segera keluar.). Amelia diperkosa pada hari berikutnya oleh penjaga kamp yang paling brutal, Sersan, Tukigawa. Ketika dia melaporkannya kepada komandan kamp, Nokamura (satu-satunya tentara Jepang di sini digambarkan memiliki sesuatu yang dekat dengan hati nurani), dia mengatakan kepada Amelia bahwa tanpa pembuktian, tidak ada yang bisa dia lakukan. Ketika dua pengawalnya terbunuh secara tidak sengaja (satu ditembak dan dibunuh oleh temannya sendiri ketika senjatanya terlepas secara tidak sengaja), Nokamura tidak punya pilihan selain memaksa perempuan untuk berdiri di bawah terik matahari tanpa air.

Salah satu wanita menjadi gila karena sengatan panas dan ditembak mati saat mencoba melarikan diri dengan memanjat pagar barbwire kamp. Amelia dan sebagian besar wanita datang dengan rencana untuk melarikan diri dan mencobanya suatu malam ketika Nokamura sedang pergi (Dia sebenarnya di markas besar memohon perlakuan yang lebih baik dari tahanannya!). Mereka gagal total, karena beberapa wanita ditembak, satu diserang oleh ular besar, langkah-langkah lain pada boobytrap yang meledak-ledak dan ada yang tersengat listrik di pagar kamp. Amelia kemudian menjadi kekasih Nokamura, yang membuat marah para tahanan wanita lainnya. Apakah Amelia hanya berpura-pura sampai waktu yang tepat tiba baginya untuk menyerang atau apakah cintanya pada Nokamura nyata? Tampaknya ini sedikit dari keduanya, karena Amelia akhirnya mengandung bayi Nokamura, tetapi ketika para pemberontak menyerbu kamp dan membebaskan para wanita, Nokamura melakukan hara-kiri daripada ditangkap. Sekali lagi, Amelia dibiarkan sendirian dan hamil, hanya kali ini dia bisa membesarkan anaknya dengan bebas. WAR VICTIMS (a.k.a. KAMP TAWANAN WANITA) tidak akan menyukai pemirsa Jepang berkat penggambaran mereka di sini. Semua Nippon, selain Nokamura, digambarkan sebagai pemerkosa tawa gila yang melihat wanita di kamp sebagai mainan yang bisa digunakan, disalahgunakan dan kemudian dibunuh dengan pikiran yang hampir tidak bisa dipikirkan. Adegan di mana Nokamura meninggalkan kamp untuk memohon kepada atasannya untuk perlakuan yang manusiawi terhadap tahanan wanitanya, hanya untuk ditolak, dipermalukan dan kemudian diberi tahu bahwa para wanita ini tidak lain hanyalah ternak dan merupakan rampasan perang bagi tentara Jepang untuk diperkosa, semen agenda politik film. Sutradara Jopi Burnama (FEREDA FEMALE FREEDOM FIGHTERS - 1982; THE INTRUDER - 1986), bekerja dengan naskah yang ditulis oleh saudara Piet Burnama, tidak berhemat pada aspek-aspek buruk dari P.O.W. hidup (ada pemerkosaan, penghinaan, cambuk, gantung dan branding), tetapi ada lebih banyak hal dalam film ini daripada kebatilan. Burnama menunjukkan apa artinya menderita untuk kebebasan (kebanyakan orang Amerika dapat belajar sesuatu di sini), bahkan jika awal film ini sedikit berlebihan, di mana kita mendengar narator bombastis berkata, "Perang adalah hal yang mendebarkan dan mulia hanya bagi mereka yang tidak pernah mengalaminya dalam kenyataan! " dan dia kemudian melanjutkan bahkan memberi kita contoh mengapa! Film ini ditutup dengan narator yang sama mengatakan, "Dan ini adalah perang! Neraka di Bumi! Apakah orang-orang gila di dunia akan belajar pelajaran ini?", Diikuti oleh aliran anak-anak berpakaian putih berjalan melintasi lanskap sementara "The Beginning "Di-flash di layar.

Sedikit bertangan berat? Ya, tetapi itu membuat poin itu agak efektif. Script ini memiliki sedikit lebih banyak daging daripada sebagian besar film bergenre Indonesia, tetapi tidak mengorbankan bahan-bahan yang kami harapkan dari teman-teman di Timur Jauh: Yaitu, potongan-potongan dialog aneh yang keterlaluan ("Kau keledai kuda, Tuan Stallion! "), kekerasan grafis (tubuh meledak; seorang wanita memiliki pedang yang dipalu melalui tubuhnya saat dia diikat) dan ketelanjangan. Layak mencari. Juga dibintangi Boy Tirayoh, Mangara Siahaan, Farida Ciptadi, Jeffi Sani, Ivina Anwar, Advent Cristy dan H. Usman Effendi. Ini pernah tersedia di VHS di AS dari Video City Productions dengan ketelanjangan yang dikaburkan secara optik. Cetakan yang saya lihat bersumber dari kaset VHS subtitle Yunani yang, pada gilirannya, tampaknya bersumber dari cetakan Jepang karena semua ketelanjangan secara optic fogged-out dan pita hitam menutupi kelima bagian bawah layar, menghalangi subtitle bahasa Jepang dan melapiskan subtitle bahasa Yunani melampaui mereka! Tidak Dinilai.