Tampilkan postingan dengan label FRED YOUNG (1940-1975). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FRED YOUNG (1940-1975). Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Februari 2011

RATAPAN IBU / 1950



Kisah suami-istri Wijaya (Astaman - Fifi Young) dengan empat anaknya, Jauhari (Darussalam), Sarosa (AS Rosa), Kusmana (Rd Sukarno) dan Komala (Komalasari). Dilukiskan betapa cinta nyonya Wijaya pada anak-anaknya, dengan maksud penonton bersedih.

Sukses ketika pertama kali diputar di tiga bioskop besar Jakarta.

HARUMANIS / 1950

 

Pak Jono, seorang bekas prajurit, buka warung "Harumanis" bersama ketiga anaknya perempuan, Melati, Seruni dan Mawar. Salah seorang tamu, ny. Joharsih tertarik begitu melihat Melati. Ketika Melati datang ke rumah ny. Joharsih, atas undangan, Melati merasa pernah melihat tempat itu. Mengetahui hal itu ny. Joharsih mengutus guru Mustajab untuk menyelidiki. Pak Jono membuka rahasia, siapa sebenarnya Melati itu. Benarlah dugaan ny. Joharsih, bahwa Melati itu adalah anak ny. Joharsih, yang dititipkan kepadanya sejak 14 tahun lalu. Kontan ny. Joharsih meminta kembali Melati. Sebagai imbalan, ny. Joharsih (dan suaminya Harsono) menghadiahi pak Jono sebuah rumah yang bagus.

Sofia Amang kemudian dikenal sebagai Bik Supi.

DAMARWULAN / 1950



Karena wafatnya sang putra dan permaisuri, raja Majapahit Wikrama menyerahkan urusan kerajaan pada Ratu Kencana Wungu, putri kedua. Seorang pertapa, Mapatih Udara, melihat bakal terjadinya peperangan. Maka diutuslah Damarwulan membantu. Bahaya perang datang dari Minakjinggo, Raja Blambangan, yang marah akibat lamarannya ditolak. Ia menyerbu Majapahit dengan bantuan pengkhianat, patih Lohgender. Pasukan Blambangan bisa diusir setelah Damarwulan diterjunkan.

Kisah ini difilmkan lagi pada 1983 dengan judul "Damarwulan - Minakjinggo".

SEHIDUP SEMATI / 1949

 

Kisah mahasiswa kedokteran, Kusmayadi (Chatir Haro), anak dr. Sugiharto (Ali Yugo), serta Selikur (Djauhari Effendi) dan Winarto (M. Pandji Anom) waktu berlibur di Bandung. Di kota itu Kusmayadi bertemu Asmarani (Ida Prijatni), yang kemudian bersumpah untuk "sehidup semati". Dr. Sugiharto tak setuju, sebab anaknya telah ditunangkan dengan Lasminah, anak saudagar. Cinta akhirnya sanggup mengatasi segala rintangan.

SAPUTANGAN SUTRA / 1953



Sebagai tanda cinta, Hardjono menyerahkan sehelai saputangan kepada kekasihnya, Karnasih. Waktu pesiar bersama, Karnasih mengalami kecelakaan dan jadi buta. Hardjono kemudian ke luar negeri untuk memperdalam ilmu kedokteran mata. Sepulang dari sana, Hardjono mengoperasi mata kekasihnya dan berhasil.

Film ini sempat dilarang di Singapura, meski kemudian lolos setelah dialog yang berbau komunis dipotong. Diiringi lagu-lagu antara lain, Saputangan, Pulau Bali, Asmara Kelana.