Jumat, 04 Februari 2011

PERISIWA DIDANAU TOBA / 1955


Produksi (Radila Film Medan / PFN).
DI SUTRADARAI BERSAMA H.B. ANGIN


Pemuda pejuang berpangkat sersan mayor, Syamsir, terluka dan dirawat oleh Hasnah, anggota PMI. Perawatan menimbulkan rasa kasih antara mereka. Kemudian Syamsir harus merelakan Hasnah, karena ditaksir pula oleh komandannya, kapten Effendi. Apalagi Syamsir lebih mementingkan perjuangan. Menjelang pernikahan, daerah Rantau Prapat itu diserbu pasukan Belanda. Penduduk kacau, tercerai-berai. Hasnah dan ibunya akhirnya tiba di Medan. Sedang Effendi konon gugur dalam pertempuran. Hasnah, yang tidak menerima kabar apapun tentang Syamsir, bekerja di perusahaan Rustam, yang ternyata seorang bandot tua. Hasnah diajak ke hotel, namun sebelum Rustam sempat berbuat mesum, muncul Syamsir. Akhirnya Hasnah dan Syamsir membangun rumah tangga.
 
Lahir di Padang Sidempuan. Meninggal di Sukamandi, Subang. Pendidikan : HIS, K.E. Jurusan Film, Universitas Kalifornia (1952).Tahun 1927, Angin menjadi Illustrator dan Karikaturis pada surat kabar 'Bintang Timur' pimpinan Parada Harahap. Kemudian pindah ke kantor berita 'Aneta' lalu ke sebuah studio foto. Di studio itu dia banyak memperoleh pengetahuan mengenal disain dan pembuatan klise.Tahun 1931 berhenti dan mendirikan biro reklame Tip Coy yang berjalan sampai kedatangan Jepang di awal I942. Dalam pada itu, pada tahun. terakhir 1930an sampai awal 1942, Angin bekerja pula pada JIF sebagai Penata Artistik. Ini dilakukannya untuk memperluas usahanya sembari memperdalam pengetahuannya. Film2 JIF yang dikerjakan segi artistiknya antara lain : "Njai Dasima"  1940), "Noesa Penida" (1941), "Ratna Moetoe Manikam,' (1941), "Srigala Item" (1941), "Kartinah" (1941).Selama pendudukan Jepang, ia bekerja pada Sendenbu bagian film, mengepalai Seksi Artistiknya. Setelah BFI didirikan ia ikut aktif dan bertugas di Solo, kemudian di Jogyakarta, sambil giat dalam sandiwara keliling PPPI. Pada masa itu banyak juga membuat foto-foto perjuangan yang kemudian dialbumkannya dengan judul "We Struggle With Posters". Tahun 1949 Angin kembali ke Jakarta, lalu menangani Tata Artistik film "Djauh Dimata" dan "Anggrek Bulan". Ketika 1950 BFI/Multi Film menjadi PFN, Angin menjadi Kepala Bagian Artistiknya. Waktu itu langsung menangani Tata Artistik film-film produksi PFN, baik dokumenter maupun cerita diantaranya : "Inspektur Rachman" (1950), "Djiwa Pemuda" (1951), "Rakjat Memilih" (1951), "Si Pintjang" (1952). Kemudian film-film produksi Kino Drama Atelier yang dibikin di studio PFN yang berjudul "Untuk Sang Merah Putih" (1950), "Antara Bumi Dan Langit" (1950), "Bunga Rumah Makan" (1951). Dalam tahun 1953, ketika berkunjung ke Italia, Angin sempat menjadi Pemain Pembantu dalam sebuah film Italia berjudul "La Fagilia di Matahari". H.B. Angin meninggal dalam kecelakaan ketika menuju ke pembuatan film di Subang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar